Pengembangan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Rumah panjang rumah betang Rumah ini memiliki bentuk memanjang dengan panjang kurang lebih dari 50 meter. Keunikan dari rumah ini terlihat dari bentuk bangunan dan banyaknya kepala keluarga yang tinggal di dalamnya. Saat ini sering digunakan upacara adat. Agau Terbuat dari rotan, bambu dan kayu pilihan. Dan dilapisi kain. Digunakan untuk menggendong anak.

F. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ETNOMATEMATIKA

Untuk dapat mengembangkan pembelajaran matematika dapat dilakukan persiapan meliputi: Persiapan Umum dan Persiapan Khusus. Baik Persiapan Umum maupun Persiapan Khusus pada umumnya dikehendaki agar praktek pembelajaran mampu menggeser paradigma lama yaitu pembelajaran yang berorientasi kepada guru menuju ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Oleh karena itu kemampuan guru dalam melayani kebuthan siswa dalam belajar matematika menjadi sangat penting. Guru akan sangat dibantu dengan Skema Interaksi dan Variasi Media. LKS tidak hanya merupakan kumpulan soal tetapi dapat merupakan sumber informasi, teori atau penemuan terbimbing. LKS juga tidak harus selalu satu macam, tetapi dapat dikembangkan banyak ragam dalam satu kali pertemuan. Kemampuan guru mengembangkan materi ajar buku, internet, ICT menjadi sangat penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran matematika. Sumber belajar yang terbaik adalah sumber belajar yang dikembangkan oleh guru itu sendiri.

1. Pengembangan Model

Dari uraian yang sudah diberikan, dapat ditarik pelajaran bahwa untuk dapat mengembangkan suatu pembelajaran matematika, seorang guru dituntut agar memahami dasar- dasar atau filosofi pendidikan serta teori-teori yang menyertainya. Berikut merupakan Diagram yang menggambarkan keterkaitan antara Filsafat, Ideologi, Teori dan Model Pembelajaran serta Implementasinya di lapangan. Ground Foundation Reference Paradigm Theory Approaches Strategy Model Teachig Learning TeachingLearning Resources P h ilo so p h y o f E du ca tio n Id eo lo gy o f E du ca tio n N or m at if R efe re n ce s B oo k F or m al R efe re ce s L eg al F or m al P P, P erm en dik bu d K ur 2 01 3 Paradigm Theory 1 Approaches Strategy Method 1 Model TL 1 Lesson Plan Student Worksheet Assessment 1 Paradigm Theory 2 Approaches Strategy Method 2 Model TL 2 Lesson Plan Student Worksheet Assessment 2 26 Joural Research Blog Paradigm Theory 3 Approaches Strategy Method 3 Model TL 3 Lesson Plan Student Worksheet Assessment 3 Paradigm Theory Kur 2013 Approaches Strategy Method Kur 2013 Model TL Kur 2013 Lesson Plan Student Worksheet Assessment Kur 2013 Tabel : DEVELOPING MATHEMATICS TEACHING LEARNING PROCESS By Marsigit 2014 Akses: http:powermathematics.blogspot.com dan https:uny.academia.eduMarsigitHrd Berdasarkan diagram di atas, maka pembelajaran matematika berbasis etnomatematika dapat dikembangkan melalui diagram berikut: Gambar: Diagram Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika Marsigit, 2015

2. Pengembangan Metode Pembelajaran

Kurikulum sekolah kita merupakan kurikulum berbasis kompetensi Competence_Based Curriculum, bukan kurikulum berbasis pengetahuan Knowledge_Based Curriculum. Sebagai kurikulum berbasis kompetensi KBK, kurikulum sekolah kita dapat dikategorikan sebagai pengalaman bukan sekedar pedoman atau kumpulan materi untuk dipelajari. onsekuensinya, guru dalam pembelajaran harus 27 Kurikulum 2013 Silabus RPP LKS Handout Dokumen Formal Dokumen Resmi Pemerinta han dalam Evaluasi Pe mb elaj ara n Ber bas is Bu day a Refer ensi Norm atif Data Empiris Etnomatem atika: Kraton Borobudur Prambanan Dayak dsb Filoso fi Ideolo gi Paradi gma Teori Survey Studi Kasus Pend ekata n Mod el Meto de Perangk at pbm: RPP,LKS HAND UT MEDIA Analisis Sintak pbm berbasis etno Realistik Matematik Saintifik Brunner Cooperatif Learning Apersepsi Variasi Metode Variasi Interaksi Variasi Media Diskusi Kelompok Presentasi siswa Rantai Kognitif Kesimpulan Assesment ------------ Angket, Questionnaire, Lembar Observasi PBM INSTRUMEN memfasilitasi para siswa dengan berbagai kegiatan sehingga para siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna. PBL dimulai dengan asumsi bahwa pembelajaran merupakan proses yang aktif, kolaboratif, terintegrasi, dan konstruktif yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kontekstual. PBM ditandai juga oleh pendekatan yang berpusat pada siswa students- centered, guru sebagai fasilitator, dan soal terbuka open- ended question atau kurang terstruktur ill-structured yang digunakan sebagai rangsangan awal untuk belajar.

a. Problem Based Learning PBL

Soal terbuka maksudnya adalah soal yang memiliki banyak solusi dan karenanya siswa perlu mengkaji banyak metode sebelum memutuskan jawaban tertentu. Masalah yang kurang terstruktur akan mendorong siswa untuk melakukan investivigasi, melakukan diskusi, dan mendapat pengalaman memecahkan masalah. Dengan PBL , pembelajaran menjadi lebih realistik untuk menciptakan pembelajaran yang menekankan dunia nyata, keterampilan berfikir tingkat tinggi, belajar lintas disiplin, belajar independen, keterampilan kerja kelompok dan berkomunikasi melalui suasana pembelajaran berbasis masalah. Selain menekankan learning by doing, PBL membuat siswa sadar akan informasi apa yang telah diketahui pada masalah yang dihadapi, informasi apa yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan tersebut, dan strategi apa yang akan digunakan untuk memperlancar pemecahan masalah. Mengartikulasikan pikiran-pikiran tersebut akan membantu siswa menjadi pemecah masalah problem solver dan siswa yang mengetahui apa yang harus dilakukan self- directed yang lebih efektif. Tujuan dari PBL adalah untuk memfasilitasi siswa agar: 1. Berpikir kritis dan analitis , 2. Mencari dan memanfaat sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar, 3. Menggunakan pengetahuan secara efektif, dan , 4. Mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk permasalahan selanjutnya.

b. Realistik Matematika

Benda-benda konkrit dimanipulasi oleh siswa dalam kerangka menunjang usaha siswa dalam proses matematisasi konkret ke abstrak. Siswa perlu diberi kesempatan agar dapat mengkontruksi dan menghasilkan matematika dengan cara dan bahasa mereka sendiri. Diperlukan kegiatan refleksi terhadap aktivitas sosial sehingga dapat terjadi pemaduan dan penguatan hubungan antar pokok bahasan dalam struktur pemahaman matematika. Menurut Hans Freudental dalam Sugiman 2007 matematika merupakan aktivitas insani human activities dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian ketika siswa melakukan kegiatan belajar matematika maka dalam dirinya terjadi proses matematisasi. Terdapat dua macam matematisasi, yaitu: 1 matematisasi horisontal dan 2 matematisasi vertikal. Matematisasi horisontal berproses dari dunia nyata ke dalam simbol-simbol matematika. Proses terjadi pada siswa ketika ia dihadapkan pada problematika yang kehidupan situasi nyata. Sedangkan matematisasi vertikal merupakan proses yang terjadi di dalam sistem matematika itu sendiri; misalnya: penemuan strategi menyelesaiakn soal, mengkaitkan hubungan antar konsep-konsep matematis atau menerapkan rumustemuan rumus. Pendidikan Matematika Realistik PMR mendasarkan aktivitas pembelajaran matematika berdasarkan tahap perkembangan siswa, yang dapat dianalogikan dengan fenomena gunung es iceberg seperti pada gambar di atas. Ilmu matematika formal yang nampak dari diri siswa merupakan puncak dari gunung es. Meskipun ilmu abstrak tersebut terlihat sangat sedikit, ilmu tersebut dibangun oleh kaki- 28 kaki gunung es yang sangat besar dan banyak tetapi tidak terlihat. Jika pondasi gunung es rapuh maka puncaknya akan mudah roboh. Begitu pula dengan ilmu matematika yang dibangun oleh siswa. Jika dasar-dasar ilmu matematika informal siswa tidak kokoh maka ilmu formalnya juga akan mudah dilupakan atau hilang. Aktivitas pembelajaran matematika dalam PMR dapat divisualisasikan dengan empat model yaitu matematika konkret, model konkret, model formal, dan matematika formal. Perpindahan dari matematika konkret ke matematika formal dapat dideskripsikan sebagai berikut. Penerapan metode realistik dalam pembelajaran matematika berbasis etnomatematika dapat dilihat sebagai berikut: Skema Pengembangan Pembelajaran Berbasis Etnomatematika Rita, 2015 Mengkomunikasikan presentasi Mengasosiasi matematika Mencoba membuat sketsa bangun geometri Menanya mengenai candi prambanan dan hubungannya dengan matematika Mengamati secara langsung prasasti Candi Prambanan

c. Metode Saintifik

Seperti diketahui bahwa secara eksplisit pendekatan Saintifik direkomendasikan untuk metode pembelajaran dengan didukung atau dikombinasikan dengan metode lain yang selaras dalam kerangka Kurikulum 2013. Sebelum diuraikan tentang implementasi dan contoh- contohnya, maka di sini akan dilakukan sintesis tentang adanya dikotomi pemikiran Saintifik dan Tidak Saintifik. Pendekatan saintifik yang terdiri dari sintak: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan Saintifik tetaplah berbasis Kompetensi sesuai dengan jiwa dan 29 Luas permukaan= 2 3 1 a b semangat Kurikulum 2013. Fakta atau fenomena merupakan objek keilmuan yang digunakan untuk membangun Ilmu Pengetahuan dengan pendekatan Saintifik yang melibatkan unsur logika dan pengalaman. Segala macam kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng dapat berfungsi untuk memperkuat landasan pikiran dan pengalaman. Pendekatan Saintifik dapat diselenggarakan dalam kerangka Konstruksivisme, yaitu memberi kesempatan peran siswa untuk membangun pengetahuankonsepnya melalui fasilitasi guru. Terminologi “Penjelasan guru-respon siswa” bertentangan dengan semangat Saintisme yaitu kemandirian untuk menemukan pengetahuannya. Pemikiran subjektif diperlukan untuk memperkokoh karakter memperoleh Sensasi Pengalaman. Penalaran yang menyimpang perlu disadari dan dicarikan solusi dan penjelasannya untuk memperkokoh konsep yang telah dibangunnya, dengan sifat-sifat sebagai berikut:  Indikator atau kriteria sifat non Ilmiah tidak serta merta dapat diturunkan dengan menegasikan sifat Ilmiah. Pendekatan Ilmiah bersintak sesuai dengan referensinya, maka sifat Ilmiah tidak serta merta secara rigid identik dengan sintak-sintaknya. Untuk memperoleh sintak Ilmiah terkadang subjek didik melakukan hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai non ilmiah, misal kekeliruan mengobservasi, dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang belum benar mungkin terjadi walaupun siswa sudah menggunakan sintak Saintifik.  Peran intuisi sangat penting bai sebagai Intuisi Berpikir maupun sebagai Intuisi Pengalaman.  Akal sehat sangat bermanfaat sebagai dimulainya kesadaran untuk mempersepsi objek berpikir.  Kegiatan coba-coba secara ontologis bermakna sebagai kegiatan interaksi antara pikiran dan pengalaman, antara logika dan faktanya, antara analitik dan sintetik, dan antara a priori dan a posteriori.  Berpikir kritis adalah berpikir reflektif sampai pada kemampuan mengambil keputusan secara benar.  Fenomenologi sebagai kerangka filosofis pendekatan Saintifik.  Hermenitika sebagai pendekatan epistemologi pendekatan Saintifik. . Implementasi pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di kelas tentunya harus sesuai dengan koridor yang sudah digariskan oleh Kurikulum 2013, walaupun secara substantif seorang pendidik tetap harus selalu berpikir kritis dengan mencermati aspek aspek pedagogiknya sesuai dengan learning kontinum subjek didiknya.

3. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Persiapan Umum meliputi Kajian dan Penyesuaian Paradigma dan Teori Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Inovatif dan implementasinya, baik menyangkut hakekat matematika sekolah, tujuan pendidikan matematika, hakekat tugas dan fungsi guru matematika, hakekat siswa belajar matematika, hakekat metode pembelajaran matematika, hakekat penilaian pembelajaran matematika, dan hakekat sumber belajar matematika. Sedangkan Persiapan Khusus meliputi persiapan yang terkait dengan persiapan pembelajaran matematika dikelas. 30 Persiapan Khusus dimulai dengan analisis kurikulum KTSP yang meliputi : Standard Isi, Standard Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, Pemetaan, Indikator, Strategi Belajar Mengajar Tatap Muka dan Penilaian. Persiapan pada akhirnya menghasilkan RPP Lesson Plan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada persiapan Khusus pembelajaran matematika adalah perlu dikembangkannya beberapa skema meliputi. 3. Mengembangkan SkemaSintak Pembelajaran Matematika SkemaSintak Pembelajaran Matematika hendaknya terdiri dari: a. Penyiapan RPP yang memfasilitasi kebutuhan belajar siswa. b. Penyiapan LKS yang memfasilitasi kebutuhan belajar siswa. c. Pengembangan Kegiatan Apersepsi siswa. d. Pengembangan Kegiatan Diskusi siswa. e. Pengembangan Struktur Pembelajaran Pendahuluan, kegiatan Inti, dan Penutup, f. Pengembangan Skema Pencapaian Kompetensi Will, Attitude, Knowledge, Skill dan Experience. g. Pengembangan Skema Interaksi Klasikal, Kelompok dan Individu, h. Pengembangan Skema Variasi Metode Pembelajaran. i. Pengembangan Skema Variasi Media atau alat bantu pembelajaran LKS dan Alat Peragadan j. Pengembangan Variasi Sumber Belajar Buku Text, Internet atau Blog dan ICT. k. Pengembangan Authentic Assesment l. Pengembangan Refleksi Siswa m. Memfasilitasi agar kesimpulan dapat dibuat oleh siswa. Agar guru lebih mampu mewujudkan revitalisasi pendidikan pembelajaran matematika yang menumbuhkan kreativitas siswa maka, mengacu kepada rekomendasi Cockroft Report 1982 serta penjabaran dari Ebbut, S dan Straker, A 1995, berikut merupakan saran yang mungkin bermanfaat bagi guru dalam menyelenggarakan pembelajaran matematika, melalui tahap persiapan, tahap pembelajaran, dan tahap evaluasi sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Mengajar a Merencanakan lingkungan belajar matematika 1 menentukan sumber ajar yang diperlukan 2 merencanakan kegiatan yang bersifat fleksibel 3 merencakan lingkungan fisik pembelajaran matematika. 4 melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar matematika 5 mengembangkan lingkungan sosial siswa 6 merencanakan kegiatan untuk bekerja sama. 7 mendorong siswa saling menghargai. 8 menelusuri perasaan siswa tentang matematika 9 mengembangkan model-model matematika. 31 b. Merencanakan kegiatan matematika 1 merencanakan kegiatan matematika yang seimbang dalam hal : materi, waktu, kesulitan, aktivitas, dsb. 2 merencanakan kegiatan matematika yang terbuka open-ended 3 merencanakan kegiatan sesuai kemampuan siswa. 4 mengembangkan topik matematika. 5 membangun mental matematika. 6 kapan dan bilamana membantu siswa ? 7 menggunakan berbagai sumbar ajar buku yang bervariasi.

2. Tahap Pembelajaran