Tabel Tabel strategi penghimpunan (Fundraising) dana zakat,infak dan sedekah (ZIS) pada lazis griya yatim dan dhuafa (GYD)

bekerja sebagai pengemis, pengamen, pengelap kaca mobil, pedagang asongan, joki 3 in 1, dan parkir liar. 2 Fenomena anak yang bekerja di usia dini berpengaruh terhadap jumlah anak yang putus sekolah. Angka anak putus sekolah tahun 2014 jumlahnya mencapai 7,39 juta orang. 3 Hal tersebut terlihat sangat memprihatinkan, mengingat mereka adalah aset jangka panjang negara sebagai penerus bangsa ini nantinya. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang dianggap mempunyai peran yang signifikan dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi. Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki keunikan tersendiri. Karena terdapat dua dimensi, yaitu dimensi kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT hablum minallah dan dimensi kepedulian terhadap sesama hablum minannas. 4 Adanya zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan orang miskin sehingga terjadi pemerataan pedapatan serta meningkatkan perekonomian, baik pada level individu maupun pada level sosial masyarakat. 5 Dana zakat memiliki potensi yang besar bagi kesejahteraan umat apabila dikelola secara tepat dan profesional. Namun, sangat disayangkan 2 Megapolitan Kompas News, “Jumlah Anak Jalanan Meningkat Signifikan”, artikel diakses pada tanggal 28 November 2014 dari http:megapolitan.kompas.comread201108241641249Jumlah.Anak.Jalanan.Meningkat .Signifikan. 3 Republika Online, “Anak Putus Sekolah Capai 7,39 Juta”, artikel di akses pada tanggal 19 Maret 2015 dari http:www.republika.co.idberitapendidikaneduaction 140402n3ea9b-anak-putus-sekolah-capai-7,39-juta. 4 Muhammad Syafe’ei El Bantanie, GAPTEK: Gampang Praktek Zakat Infak dan Sedekah Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009, h. 6. 5 Nurdin Muhammad Ali, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006, h. 2. bahwa penghimpunan dana zakat di Indonesia saat ini masih jauh dari potensinya. Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS menyebutkan bahwa dari Rp. 217 triliun potensi zakat di Indonesia baru terserap dan dikelola oleh Lembaga Amil Zakat LAZ sebesar Rp. 2,73 triliun sekitar 1. 6 Seiring besarnya potensi dana zakat, infak dan sedekah ZIS tersebut, banyak bermunculan Lembaga Amil Zakat LAZ. Banyaknya Lembaga Amil Zakat LAZ ini akan memicu persaingan antar-lembaga nirlaba dalam meraih simpati donatur. Ini tentunya merupakan hal yang positif, sebab agresifitas lembaga-lembaga ini dapat menolong distribusi kekayaan diantara masyarakat Indonesia. 7 Salah satu lembaga pengelola zakat yang telah dipercaya oleh masyarakat untuk menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf ke berbagai program yang dikelola secara profesional dan transparan serta berupaya membantu mengurangi jumlah angka anak putus sekolah adalah LAZIS Griya Yatim Dhuafa atau disingkat GYD. LAZIS Griya Yatim Dhuafa GYD berdiri pada bulan Juni 2009, bermula dari adanya rasa gelisah melihat kondisi anak-anak yang putus sekolah di Kampung Dadap, Bumi Serpong Damai BSD. 8 LAZIS Griya Yatim Dhuafa GYD memberikan pelayanan dalam bidang sosial 6 Republika Online, “Potensi Zakat Rp 217 Triliun Terserap Satu Persen”, artikel diakses pada tanggal 28 November 2014 dari http:www.republika.co.idberitaekonomisyariah-ekonomi130429mm039y-potensi- zakat-rp-217-triliun-terserap-satu-persen. 7 Muhammad Fakhryrozi, ”Strategi Pemasaran Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf ZISWAF ”, artikel diakses pada tanggal 10 November 2014 dari https:fahrirozy.wordpress.comcategoryngo-management 8 Griya Yatim Dhuafa , “Sejarah Griya Yatim dan Dhuafa”, artikel di akses pada tanggal 28 November 2014 dari http:id.griyayatim.comprofilsejarah-gyd.html.