Karakteristik Pasien Berdasarkan Tipe Ketulian dan Derajat Ketulian

dengan OMSK unilateral 21 61,8 lebih tinggi dibandingkan dengan OMSK bilateral 13 38,2. Hal ini sesuai dengan penelitian Alabbasi et al 2010 30 yang menunjukkan bahwa prevalensi pasien dengan OMSK unilateral 70 lebih tinggi dibandingkan dengan pasien OMSK bilateral 30. Berdasarkan Tabel 4.1, dari 34 subjek penelitian, didapatkan sebanyak 32,4 tidak ada riwayat infeksi saluran pernapasan atas ISPA dan didapatkan 41,2 pasien tidak memiliki riwayat alergi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prianto 2010 31 yang menunjukkan bahwa riwayat alergiISPA tidak berhubungan dengan jenis dan derajat kurang pendengaran. Namun tidak sesuai dengan beberapa penelitian yang mengatakan riwayat ISPA berulang, tidak tertanggulangi dengan baik dan riwayat alergi merupakan salah satu faktor risiko terbanyak yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah berlanjut menjadi kronik. Perbedaan terjadi kemungkinan diakibatkan ada faktor risiko lain yang mempengaruhi. Faktor yang mungkin berpengaruh adalah virulensi kuman dan sistem imun pasien. 32

4.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tipe Ketulian dan Derajat Ketulian

Tabel 4.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tipe Ketulian dan Derajat Ketulian Variabel Telinga Tanpa Perforasi N= 21 OMSK Benigna N= 10 OMSK Maligna N= 37 Tipe Ketulian Tuli Konduktif 3 14,3 5 50 16 43,2 Tuli Sensorineural 1 10 4 10,8 Tuli Campur 1 4,8 2 20 16 43,2 Normal 17 81 2 20 1 2,7 Derajat Ketulian 1. Normal 13 61,9 2 20 4 10,8 2. Tuli ringan 3 14,3 3 30 2 5,4 3. Tuli sedang 2 9,5 2 20 9 24,3 4. Tuli sedang berat 3 14,3 1 10 8 21,6 5. Tuli berat 2 20 9 24,3 6. Tuli sangat berat 5 13,5 Berdasarkan tipe ketulian pada penelitian ini, didapatkan 5 dari 10 telinga dengan OMSK benigna mengalami tuli konduktif, yang mana tuli konduktif merupakan tipe ketulian pada pasien dengan OMSK benigna, sedangkan pada telinga dengan OMSK maligna tipe ketulian yang paling tertinggi adalah tuli konduktif 43,2 dan tuli campur 43,2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lasisi AO1 et al 2011 23 di Nigeria, prevalensi gangguan pendengaran yang paling tertinggi pada OMSK yaitu tipe konduktif sebesar 82. Dan biasanya pada pasien OMSK didapatkan tuli konduktif. 7 Gangguan pendengaran tergantung dari derajat kerusakan yang terjadi pada tulang – tulang pendengaran. Gangguan pendengaran mungkin ringan, sekalipun proses patologi yang sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatoma, dapat menghambat bunyi. 21,33 Derajat ketulian yang didapatkan dari hasil penelitian ini, yang paling tertinggi pada telinga dengan OMSK maligna adalah tuli sedang 24,3 dan tuli berat 24,3. Sedangkan pada telinga dengan OMSK benigna didapatkan tipe ketulian yang paling tertinggi adalah tuli ringan, 3 dari 10 telinga mengalami tuli ringan. Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian di Bangladesh yang dilakukan oleh Shafiqul et al 2010 34 didapatkan derajat ketulian paling tinggi adalah tuli sedang dengan rata – rata 54,54 dB pada telinga yang mengalami perforasi. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. 21

4.3 Karakteristik Audiometri