Faktor risiko Patogenesis Otitis Media Supuratif Kronik

penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe konduktif dapat pula tipe campuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom. 1,7 Kolesteatoma merupakan suatu kista epitel yang berisi deskuamasi dari epitel. Deskuamasi ini terbentuk terus menerus sehingga menumpuk dan kolesteatoma bertambah besar. Bebrapa teori tentang patogenesis yang dikemukakan oleh para ahli yaitu teori invaginasi, teori migrasi, teori metaplasi dan teori implantasi. Kolesteatoma ini merupakan media yang baik untuk bertumbuhnya kuman, dan yang paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas. Masa kolesteatoma akan menekan dan mendesak organ yang berada disekitarnya serta dapat menimbulkan nekrosis terhadap tulang. Proses nekrosis terhadap tulang yang akan mempermudah terjadinya komplikasi berupa labirinitis, meningitis dan abses otak. 1,7 Dengan demikian, OMSK maligna dapat ditegakkan melalui anamnesis berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan THT terutama pemerilksaan otoskopi untuk melihat letak perforasi dan ada atau tidaknya kolesteatoma. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Apabila diperlukan, maka pemeriksaan penunjang dapat dilakukan. 1

2.1.3.2 Faktor risiko

Faktor risiko terjadinya otitis media adalah umur, jenis kelamin, ras, faktor genetik, status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu ASI atau susu formula, lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital, status imunologi, infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba Eustachius, inmatur tuba Eustachius dan lain-lain. Faktor risiko OMSK antara lain lingkungan, genetik, otitis media sebelumnya, infeksi saluran nafas atas, autoimun, alergi, gangguan fungsi tuba eustachius. 12 Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK adalah infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut, obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi, beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel, pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. Sedangkan beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK bisa karena terapi yang lambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah atau higiene buruk. 1

2.1.3.3 Patogenesis

OMSK hampir selalu timbul sebagai kelanjutan dari infeksi akut yang berulang. Diawali dengan inflamasi pada mukosa telinga tengah. Respon inflamasi menyebabkan edema mukosa. Sumbatan tuba eustachius merupakan faktor penyebab utama dari Otitis Media. Karena fungsi tuba eustachius terganggu, maka pencegahan invasi kuman ke telinga tengah juga terganggu, sehinga kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Proses peradangan yang berlangsung akan menyebabkan ulserasi mukosa dan bila terbentuk pus maka akan terperangkap didalam kantong mukosa telinga tengah. Kerusakan epitel sehingga menghasilkan jaringan granulasi yang dapat terus berlanjut, menyebabkan kerusakan tulang di sekitarnya dan akhirnya menyebabkan berbagai komplikasi pada OMSK. Infeksi yang terjadi juga bisa berasal dari telinga luar masuk ke telinga tengah melalui perforasi membran timpani, maka terjadilah inflamasi. Walaupun belum terbukti, diduga bakteri anaerob dengan bakteri aerob pada OMSK akan meningkatkan virulensi infeksi ketika kedua jenis bakteri tersebut berkembang ditelinga tengah. 1 Dengan perbaikan fungsi ventilasi telinga tengah, biasanya proses patologis akan berhenti dan kelainan mukosa akan kembali normal. Pada primary acquired cholesteatoma tidak ditemukan riwayat penyakit otitis media atau perforasi membran timpani sebelumnya. Kolesteatom ini timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membran timpani pars flaksida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat disfungsi tuba. Sedangkan pada secondary acquired cholesteatoma, kolesteatom yang terbentuk setelah adanya perforasi membran timpani. Kolesteatom terbentuk sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani ke telinga tengah atau terjadi akibat metaplasi mukosa cavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama. 1

2.1.3.4 Letak perforasi