Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penggunaan informasi akuntansi seperti laporan keuangan telah sangat meluas di kalangan dunia usaha. Dan informasi merupakan kebutuhan utama para investor. Laporan keuangan digunakan untuk berbagai kebutuhan oleh berbagai pihak. Penyusunan laporan keuangan dalam perkembangannya merupakan produk utama dari akuntansi keuangan yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan SAK. SAK dapat sebagai prosedur akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Suatu informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Investor di pasar modal berkepentingan dengan informasi kinerja perusahaan. Salah satu informasi yang dapat digunakan oleh investor adalah laporan keuangan. Penggunaan informasi keuangan dapat melalui laporan keuangan oleh pihak luar outsiders yaitu membuat keputusan investasi dalam menempatkan sumberdaya yang akan di investasikan. Laporan keuangan dirancang untuk mengetahui kemampuan atas solvency dan profitability perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan pijakan utama dalam menentukan pilihan investasi, meski dalam transaksi saham harian tidak sedikit investor yang melakukan transaksi by issue sesuai dengan kondisi pasar saat itu. Dengan berpedoman pada laporan keuangan, investor tidak terombang- ambing oleh isu karena memiliki pedoman yang kuat terhadap investasinya. Ketidakpastian informasi sering terjadi ketika perdagangan saham tengah berlangsung. Isu dan rumor selalu mewarnai pergerakan harga saham. Pada kondisi ini, maka laporan keuangan yang disajikan emiten merupakan pedoman yang tidak terbantahkan, karena selain pedoman dari hasil sebuah kinerja dalam periode tertentu, laporan keuangan juga mampu memberikan ekspektasi kepada investor saham. Bagi sebagian investor, keberadaan laporan keuangan ini diperlukan untuk mengukur sejauh mana kinerja perusahaan berjalan sesuai harapan, baik secara individu maupun disetarakan dengan industri sejenis lainnya. Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat pengungkapan yang memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang penuh dengan resiko Juniarti et. al. 2003 dalam Kartono 2008. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahan yang penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada meningkat atau menurunnya modal perusahaan. Fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang profitable. Keyakinan manajemen dengan pertumbuhan kinerjanya pada laba menjadikan dorongan untuk memberikan kepuasan kepada investor dalam penetapan kebijakan dividen dan harga saham, mengingat suatu kenaikan dividen dan harga saham memberikan sinyal bahwa laba perusahaan telah tumbuh secara permanen. Diketahui bahwa di saat suku bunga naik, maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan akan meningkat, sehingga akan mengurangi laba perusahaan. Perubahan pada kurs juga akan mempengaruhi tingkat kompetitif suatu perusahaan yang kemudian mempengaruhi tingkat kompetitif suatu perusahaan atau struktur cost of fund, hal tersebut dapat membawa pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Di samping mempengaruhi kondisi tersebut maka dari faktor-faktor yang umumnya dijadikan informasi untuk pengembalian keputusan adalah konsisi ekonomi makro, kinerja industri dan perusahaan. Tandelilin 2001 mengemukakan bahwa beberapa variabel makro meliputi, tingkat inflasi, tingkat bunga deposito, dan jumlah uang yang beredar. Analisis ekonomi di bangun atas dasar asumsi variabel-variabel ekonomi makro yang berpengaruh secara sistematik terhadap keberhasilan pencapaian laba perusahaan. Naik serta turunnya laba seiring dengan variasi naik serta turunnya tingkat pengembalian investasi saham yang direfleksikan oleh rasio perdagangan saham. Penelitian yang sebelumnya menguji pengaruh tingkat pengungkapan laporan keuangan, laba akuntansi dan, variabel-variabel makro dengan harga saham telah ada dilakukan dengan berbagai hasil kesimpulan penelitian. Irawan 2006 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Berdasarkan analisis regresi berganda dapat di ketahui bahwa variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CURRANT, Return on Total Aset ROA, porsi saham publik PUB, ukuran perusahaan Size, umur perusahaan MUR, Operating Profit Margin OPM, Net Profit Margin NPM, Return on Equity ROE dan status perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan yaitu sebesar 13,6 sedangkan 86 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model. Sovi 2008 meneliti tentang pengaruh tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela terhadap kualitas laba. Dalam penlitian tersebut tidak berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan bahwa, tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laba yang diukur dengan Ernings Response Coefficients ERC. Selain itu peneliti juga tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat ketaatan pengungkapan wajib dan luas pengungkapan sukarela secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas ERC. Hasil penelitian Triyono dan Hartono 2000 dalam Atikah, dkk 2004;436 membuktikan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham tetapi laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham, yang berarti laba akuntansi mempunyai kandungan informasi hanya terhadap harga saham. Penelitian Haqqi 2008 meneliti hubungan kausalitas antara suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, uang yang beredar, dan inflasi terhadap harga saham syariah. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa uang beredar M2 mempunyai hubungan terhadap indeks harga saham JII secara jangka panjang, sedangkan untuk SBI tidak memiliki hubungan terhadap Harga Saham. Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh, 1 Kartono 2008 yang meneliti tentang pengaruh tingkat pengungkapan laporan keuangan, dividen, dan ekuitas terhadap harga saham. Pada penelitian tersebut memberikan kesimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada tingkat pengungkapan keuangan dan dividen terhadap harga saham. 2 Sujarwo 2007 menganalisa pengaruh kandungan informasi laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian replikasi yang telah dijelaskan sebelumnya adalah, 1 penelitian ini hanya memakai variabel tingkat pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen yang terdapat dalam judul penelitian Kartono 2008. 2 sedangkan dalam penelitian Sujarwo 2007 penelitian ini hanya memakai variabel laba akuntansi sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen. 3 penelitian ini menambahkan variabel makro yaitu variabel uang beredar dan suku bunga SBI sebagai variabel independen. Dwiridotjahjono 2006:36 varibel-variabel ekonomi makro perlu mendapatkan serius oleh investor karena merupakan determinan utama dalam menentukan rate of return yang disyaratkan dari investasi pada saham suatu perusahaan. Dari uraian di atas peneliti melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul Pengaruh Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan, Laba Akuntansi, Suku Bunga SBI, Uang beredar, Tehadap Harga Saham.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia

0 26 87

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga (SBI) dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Nilai Harga Saham Sektor Properti di BEI Periode 2006-2011

0 7 124

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN.

0 0 10

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85

Penelitian tingkat bunga jumlah uang

0 0 27

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBI

0 0 17