Variabel Independen Operasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Independen

a. Tingkat Pengungkapan Akuntansi

Menurut Bambang Irawan 2006:8 pengungkapan dalam pengertian sempitnya mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan laporan pelengkap. Sedangkan dalam artian luas pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi pendukung lainnya seperti : catatan kaki, peristiwa sesudah tanggal laporan, analisis manajemen mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi dan laporan keuangan tambahan mengenai segmental disclosure dan informasi lain di luar historical cost. Dalam penelitian ini, untuk mengukur tingkat pengungkapan laporan keuangan digunakan lampiran peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17PM1995, yang selanjutnya diubah melalui Keputusan Ketua Bapepem No. Kep-38PM1996 yang berlaku bagi semua perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Untuk mengukur tingkat pengungkapan laporan keuangan digunakan metode skoring. Di dalam metode skoring penelitian ini hanya memberikan nilai nol atau satu pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan setiap perusahaan. Skoring ini perlu dilakukan untuk mempermudah tingkat-tingkat pengungkapan laporan keuangan setiap perusahaan Edi Kartono 2008.

b. Laba Akuntansi

Laba akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discontinued operation Rohman dan Arfan 2002:109. Data tentang laba akuntansi diperoleh dari laporan laba rugi laporan keuangan masing-masing perusahaan go public yang menjadi sampel pada penelitian ini di Bursa Efek Indonseia. Sedangkan laba akuntansi yang di pakai pada penelitian ini adalah laba kotor. Febrianto dan Widiastuty 2005:167 melakukan penelitian tiga angka laba akuntansi yang lebih bermakna bagi Investor, bahwa penggunaan angka laba operasi dan laba bersih tidaklah salah, namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba kotor sebenarnya lebih memiliki kualitas laba yang lebih baik dibandingkan kedua angka laba yang lain.

c. Suku Bunga SBI

Menurut Pananda Pasaribu 2009:5 tingkat suku bunga dapat didefinisikan sebagai tingkat pengembalian aset yang mempunyai risiko mendekati nol, investor dapat menggunakan tingkat bunga sebagai patokan benchmark untuk perbandingan bila ingin berinvestasi. Dalam penelitian ini tingkat suku bunga diukur dengan menggunakan suku bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia selaku penguasa moneter melalui Sertifikat Bank Indonesia SBI. Besar kecilnya suku bunga sangat tergantung dari kondisi makro yang berkembang di Indonesia. Peningkatan suku bunga diduga mempunyai korelasi dengan naiknya volume penjualan saham. Tingkat suku bunga yang ideal jika besarnya berada di bawah kisaran angka 10. Hal ini berarti tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika tingkat bunga meningkat, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat suku bunga adalah semakin baik Haryanto dan Priyatno, 2007:33.

d. Uang Beredar

Menurut Sadono Sukirno 2000:281 uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian, adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dari bank-bank umum. Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi dua pengertian, yaitu pengertian yang terbatas M1 dan pengertian yang luas M2. Dalam pengertian yang terbatas M1 uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perseorangan-perseorangan perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah. Dalam pengertian yang luas M2 uang beredar meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan rekening tabungan valuta asing milik swasta domestik. Uang beredar dalam arti luas M2 dinamakan juga sebagai likuiditas perekonomian. Dalam penelitian ini jumlah uang beredar diukur dengan M2. M2 adalah uang beredar meliputi mata uang dalam peredaran, uang giral dan uang kuasi.

2. Variabel Dependen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia

0 26 87

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga (SBI) dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Nilai Harga Saham Sektor Properti di BEI Periode 2006-2011

0 7 124

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

PENGARUH KURS VALUTA ASING, INFLASI, UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTOR KEUANGAN.

0 0 10

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 85

Penelitian tingkat bunga jumlah uang

0 0 27

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBI

0 0 17