liii
1
= Error term
E. Operasional Variabel
Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan pada dimensi-
dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
1. Asset Risk Ratio
Asset Risk Ratio merupakan ukuran yang menggambarkan risiko bank atas penurunan yang terjadi pada assetnya.
2. Deposit Risk Ratio
Deposit Risk Ratio merupakan indikator yang menggambarkan risiko atas kegagalan atau ketidakmampuan modal bank untuk membayar kembali
simpanan yang ditanamkan oleh para deposannya. 3. Credit Risk Ratio
Credit Risk Ratio merupakan ukuran yang menunjukan risiko bank atas kredit yang tidak dapat dibayar kembali oleh para debiturnya. Rasio ini juga
menggambarkan kemampuan bank dalam memenuhi liquiditasnya dengan jalan mengadakan pergeseranpenarikan kreditnya yang outstanding untuk memenuhi
permintaan kredit lainnya.
liv
4. Return On Equity ROE
ROE atau tingkat pengembalian modal berfungsi untuk mengukur seberapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis atas modal ekuitas
yang disetorkan untuk bisnis untuk bisnis tersebut atau rasio yang mengukur seberapa laba bersih yang dihasilkan atas seluruh modal yang digunakan.
5. Return On Asset ROA
ROA adalah rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan atau rasio yang mengukur seberapa
besar laba bersih yang dihasilkan atau seluruh asset yang ditanamkan perusahaan. ROA dihitung dengan rumus laba bersih dibagi total asset. Dimana
laba bersih dan total asset dihitung setelah pajak.
lv
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Bank Syariah
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia juga cukup menggembirakan. Perbankan syariah memasuki sepuluh tahun terakhir, pasca-perubahan UU
Perbankan yang ditandai dengan terbitnya UU No. 101998, mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang amat pesat. Perkembangan yang pesat itu
terutama tercatat sejak dikeluarkannya ketentuan Bank Indonesia yang memberi izin untuk pembukaan bank syariah yang baru maupun pendiriaan Unit Usaha
Syariah UUS. Sampai dengan akhir 2007 sudah terdapat tiga bank umum syariah BUS, UUS mencapai 26 bank, dan BPR Syariah menjadi 114 BI, 2007: 1-2.
Sedangkan selama tahun 2008 jumlah bank syariah mengalami penambahan 2 BUS yaitu Bank Syariah BRI dan Bank Syariah Bukopin. Selain itu juga dibuka 2 UUS
yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan BPD Jawa Tengah. Selain itu tahun 2008 juga bertambah 17 BPRS, sehingga pada akhir 2008 terdapat 5 BUS, 27 UUS
dan 131 BPR Syariah LPPS BI, 2008: viii.
Dari sisi kelembagaan, pada tahun 2009 telah hadir bank umum syariah baru, yaitu Bank Panin Syariah. Ditambah dua Unit Usaha Syariah, yaitu OCBC
NISP dan Bank Sinar Mas Syariah. Dengan demikian, Bank Umum Syariah menjadi enam bank, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,
Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Panin Syariah. Selain itu, tumbuh pula 7 BPR Syariah baru. Data BI oktober 2009