lvii rendah dibanding pertumbuhan tahun 2008 yang lalu, 42.9 persen. Hal ini
dikarenakan melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional Sementara itu pertumbuhan DPK Dana Pihak Ketiga perbankan syariah 26,5 yoy, yaitu
46,5 Triliun. FDR Financing to Deposit Rasio sebesar 97.5 persen. Selama tahun 2009, ROA perbankan syariah mencapai 1,2 dan ROE mencapai 30.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat dikatakan bahwa industri perbankan syariah masih tumbuh secara normal Dengan kinerja pertumbuhan industri yang
tetap fantantis tersebut boleh membuat para pegiat tersenyum, namun harus diingat bank-bank syariah harus ditetap dikawal, dan didesak untuk senantiasa
istiqamah dalam penerapan manajemen resiko, syariah compliance dan menerapkan Good Syariah Governance.
2. Bank Muamalat Indonesia
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan pemerintah Indonesia, dan
memulai kegiatan operasinya pada mulai Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia ICMI dan bebarapa
pengusaha muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp. 84
miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp. 106 miliar.
lviii Dengan Visi “ Menjadi Bank Syariah Utama di Indonesia, dominant
dipasar spiritual, dikagumi di pasar rasional”, dan Misi “Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat
kewirausahaan, keunggulan menajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi Stakeholder”.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bnak
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF mencapai lebih dari 60. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalnnya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapisecara positif oleh Islamic Development
Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21
Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002
merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank
lix Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan
kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strtegi pengembangan usaha yang
tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Melalui masa-masa saulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari
keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat
kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada i tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, ii tidak
melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak kru Muamalat sedikitpun, iii
pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, iv peletakan landasan
usaha baru dengan mneggakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan v pembangunan tongkat-tongkat usaha dengan
menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa bank
kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.
3. Bank Syariah Mandiri