Komplikasi Prognosis Profil Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FK USU Stambuk 2008 Tentang Diabetes Gestational

2.8 Komplikasi

Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu. Komplikasi janin termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal, kematian perinatal, kelainan bawaan, hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom gangguan pernapasan. Makrosomia, yang didefinisikan sebagai berat lahir 4.000 g, terjadi pada 20-30 bayi yang ibunya menderita GDM. Faktor- faktor lain yang dapat diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden kelahiran janin makrosomia termasuk hiperglikemia, Body Mass Index BMI tinggi, usia yang lebih tua, multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat menyebabkan untuk morbiditas janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu, dan meningkatkan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi dalam beberapa jam setelah dilahirkan . Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat menyebabkan janin hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan ibu GDM termasuk peningkatan risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas. Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi, preeklampsia, dan peningkatan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin terkait dengan resistensi insulin. Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan sensitivitas insulin dapat membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita dengan riwayat GDM memiliki peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan dibandingkan dengan populasi umum, dengan tingkat konversi hingga 3 per tahun. Universitas Sumatera Utara

2.9 Penatalaksanaan

2.9.1. Manajemen Farmakalogi

 Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang telah ditunjukkan untuk mengurangi morbiditas janin ketika ditambahkan dengan evaluasi Terapi Nutrisi Medis MNT. Pemilihan kehamilan untuk terapi insulin dapat didasarkan pada ukuran glikemia ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik pertumbuhan janin. Ketika kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan ketika MNT gagal untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar glukosa berikut:  Glukosa darah puasa seluruh : ≤ 95 mg dl 5,3 mmol l  Glukosa plasma puasa : ≤ 105 mg dl 5,8 mmol l atau  Glukosa darah postprandial 1-jam keseluruhan : ≤ 140 mg dl 7,8 mmol l  Glukosa 1-jam postprandial plasma : ≤ 155 mg dl 8,6 mmol l atau  Glukosa darah postprandial 2-jam keseluruhan: ≤ 120 mg dl 6,7 mmol l  Glukosa postprandial plasma 2-jam : ≤ 130 mg dl 7,2 mmol l  Insulin harus digunakan bila insulin yang diresepkan, dan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri Harian SMBG harus dibimbing dan waktu dosis regimen insulin. Penggunaan insulin analog belum cukup teruji di GDM.  Pengukuran lingkar perut janin awal pada trimester ketiga dapat mengidentifikasi sebagian besar bayi tanpa risiko kelebihan makrosomia dengan tidak adanya terapi insulin ibu. Pendekatan ini telah diuji terutama pada kehamilan dengan ibu kadar glukosa serum puasa 105 mg dl 5,8 mmol l.  Agen penurun glukosa oral secara umum tidak dianjurkan selama kehamilan. Namun, dalam satu percobaan klinis yang membandingkan penggunaan insulin dan glyburide pada wanita dengan GDM menunjukkan Universitas Sumatera Utara ia tidak mampu memenuhi tujuan glikemik pada MNT . Semua pasien berada di luar trimester pertama kehamilan di inisiasi terapi. Glyburide tidak disetujui FDA untuk pengobatan GDM dan studi lebih lanjut diperlukan dalam populasi pasien yang lebih besar untuk membukti keamanannya.

2.9.2. Manajemen Non-Farmakalogi

 Semua wanita dengan GDM harus mendapat konseling gizi, oleh seorang ahli diet terdaftar bila mungkin, sesuai dengan rekomendasi oleh American Diabetes Association. Individualisasi terapi nutrisi medis MNT tergantung pada berat badan ibu dan tinggi dianjurkan. MNT harus mencakup penyediaan kalori dan nutrisi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan dan harus konsisten dengan tujuan glukosa darah ibu yang telah ditetapkan. Diet kurang kalori dapat digunakan bagi tahap sedang.  Untuk wanita gemuk BMI 30 kg m 2 . Pembatasan kalori 30-33 25 kkal kg berat aktual per hari telah terbuktikan dapat mengurangi hiperglikemia dan kadar plasma trigliserida tanpa menunjukkan peningkatan pada ketonuria. Pembatasan karbohidrat untuk 35-40 dari kalori telah terbukti menurunkan kadar glukosa ibu dan membaikan kondisi ibu dan janin  Program latihan fisik yang sedang telah terbukti dapat menurunkan konsentrasi glukosa ibu pada wanita dengan GDM. Meskipun dampak latihan komplikasi neonatal menunggu uji klinis yang ketat, efek penurun glukosa menguntungkan menjamin rekomendasi bahwa perempuan tanpa kontraindikasi medis atau obstetri didorong untuk memulai atau melanjutkan program latihan sederhana sebagai bagian dari pengobatan untuk GDM.  GDM tidak dengan sendirinya merupakan indikasi untuk kelahiran certio cesearan atau untuk partus sebelum 38 minggu kehamilan. Perpanjangan masa kehamilan 38 minggu meningkatkan risiko makrosomia janin tanpa Universitas Sumatera Utara mengurangi tingkat bedah caesar, sehingga melahirkan janin pada minggu 38 dianjurkan tetapi kondisi obstetric harus pertimbangan.  Menyusui, seperti biasa, harus didorong pada wanita dengan GDM.

2.9.3. Monitor Surveilans Antenatal Care

 Surveilans metabolik ibu harus diarahkan dalam mendeteksi hiperglikemia parah cukup untuk menentukan kadar risiko efek pada janin. Pemantauan diri glukosa darah harian SMBG tampaknya lebih unggul mengetahui kadar gula darah yang benar. Bagi wanita yang diobati dengan insulin, bukti-bukti terbatas menunjukkan bahwa pemantauan postprandial lebih unggul dari pemantaun preprandial.  Pemantauan keton urin mungkin berguna dalam mendeteksi kalori yang tidak memadai atau asupan karbohidrat pada wanita diperlakukan dengan pembatasan kalori.  Surveilans ibu harus mencakup tekanan darah dan protein urin pemantauan untuk mendeteksi gangguan hipertensi.  Surveilans harus dipertingkatkan bagi kehamilan berisiko tinggi kerana dapat menyebabakan kematian pada janin , terutama ketika kadar glukosa puasa melebihi 105 mg dl 5,8 mmol l atau jangka masa kehamilan berlanjut. Inisiasi, frekuensi, dan teknik khusus yang digunakan untuk menilai kesejahteraan janin akan tergantung pada risiko kumulatif janin bergantung dari GDM dan kondisi medis lain kondisi obstetri yang hadir.  Penilaian pertumbuhan janin asimetris dengan ultrasonografi, terutama di awal trimester ketiga, dapat membantu dalam mengidentifikasi janin yang dapat manfaat dari terapi insulin ibu. Universitas Sumatera Utara  ADA merekomendasikan semua wanita dengan GDM harus diskrining untuk intoleransi glukosa dari pada minggu ke enam sampai ke dua belas setelah melahirkan. Pada wanita yang mendapat kelainan pada kadar glukosa darah selama kehamilan memiliki risiko terbesar untuk mendapat intoleransi glukosa postpartum. Semua wanita dengan riwayat gestational diabetes harus dididik tentang modifikasi gaya hidup dan risiko akibat resistensi insulin.  Jika hasil pada minggu ke enam setelah melahirkan janin menunjukkan gangguan glukosa puasa atau toleransi, pasien harus diuji ulang setiap tahun. Semua wanita dengan GDM harus menerima intensif terapi dan latihan program individu ditentukan karena mereka mempunyai risiko tinggi terkena diabetes. Mereka perlu dirujukan pada para medis dengan keahlian dalam pendidikan dan perawatan diabetes dewasa untuk wanita dengan kelainan kadar glukosa pada postpartum. Sumber : Journal Clinical Diabetes January 2005 Vol 23 Universitas Sumatera Utara

2.10. Prognosis

Kehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang mempunyai GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan GDM memiliki peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan. Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana didiagnosa dengan GDM mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes kerana telah mempunyai antibodi yang terkait dengan diabetes seperti antibodi terhadap dekarboksilase glutamat, islet sel antibodi dan atau antigen insulinoma- 2, berbanding wanita dengan dua kehamilan sebelumnya dan pada wanita yang gemuk. Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki resiko 50 terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi yang diteliti, kriteria diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi sangat besar. Risiko tampaknya tertinggi dalam 5 tahun pertama, mencapai dataran tinggi setelahnya. Penelitian lain menemukan risiko diabetes setelah GDM lebih dari 25 setelah 15 tahun. Ada data statistik terhadap risiko kondisi lain pada wanita dengan GDM, dalam studi Perinatal Yerusalem, 410 dari 37.962 pasien dilaporkan telah GDM, dan ada kecenderungan lebih mendapat kanker payudara dan kanker pankreas , tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini. Sumber : Journal Clinical Diabetes January 2005 Vol 23 Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian