Konsumsi Pangan TINJAUAN PUSTAKA

akses ekonomi dalam memenuhi kecukupan gizi guna menjalani kehidupan yang sehat dan produktif dari hari ke hari Nurmala, 2012

2.2 Konsumsi Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia yang termasuk bahan tambahan pangan, bahan buku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyajian, pengolahan, atau pembuatan makanan dan minuman Depkes, 2004 Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau kelompok orang keluarga atau rumah tangga pada waktu tertentu Hardinsyah Martianto, 1992. Konsumsi makanan rumah tangga merupakan makanan dan minuman yang layak untuk dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga supariasa dkk, 2002. Tiga tujuan seseorang mengkonsumsi pangan yaitu tujuan fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah untuk memenuhi rasa lapar atau keinginan memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan. Tujuan psikologis merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memenuhi kepuasan emosional atau selera seseorang. Tujuan sosiologis adalah berhubungan dengan upaya pemeliharaan hubungan antar manusia dalam kelompok kecil maupun kelompok besar Riyadi 1996 dalam herdiana 2009. Menurut Baliwati 2004, konsumsi pangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial. Kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya suatu keluarga, suatu kelompok masyarakat, atau suatu Universitas Sumatera Utara bangsanegara berpengaruh kuat dan kekal tehadap apapun dan bagaimana penduduk makan. Pola kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam memilih pangan, jenis pangan yang diproduksi, cara pengolahannya, penyalurannya, penyiapan, dan penyajian. Tercukupinya konsumsi pangan merupakan syarat mutlak terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga. Ketidaktahanan pangan dapat digambarkan dari perubahan konsumsi pangan yang mengarah kepada penurunan kuantitas dan kualitas, termasuk perubahan frekunsi konsumsi makanan pokok. Angka rill kuantitas konsumsi pangan harus dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk mengetahui cukup tidaknya asupan gizi Khosman, 2002. Konsumsi pangan mempunyai pengaruh secara lansung terhadap status gizi, Kebutuhan gizi setiap orang berbeda, tergantung dari umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas ringan, sedang, dan berat, dan keadaan fisiologis tubuh. Widyakarya nasional Pangan dan Gizi VIII WNPG tahun 2004 menganjurkan konsumsi energi dan protein penduduk Indonesia masing-masing sebesar 2000 kkalkapitahari dan 52 gramkapitahari Adriani dan Bambang, 2012 Konsumsi pangan dengan gizi yang cukup serta seimbang merupakan salah satu faktor penting yang menentukkan tingkat kesehatan dan intelegensia manusia. Tingkat kecukupan konsumsi pangan dan gizi seseorang akan mempengaruhi keseimbangan perkembangan jasmani dan rohani yang bersangkutan. Sementara itu, tingkat dan pola konsumsi pangan dan gizi rumah tangga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sosial, dan budaya setempat Nainggolan 2005 dalam amaliyah 2011. Cukup tidaknya pangan yang Universitas Sumatera Utara dikonsumsi oleh manusia, secara kualitatif dapat diperkirakan dari nilai energi kal yang dikandungnya. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan makanan Almatsier, 2009.

2.3 Pengeluaran Rumah Tangga