6
Dalam analisis ini, penulis hanya fokus pada realitas Jukunen Rikon di Jepang, usaha setelah bercerai dalam mengatasi Jukunen Rikon.Penulis
menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan fenomenologi ekstensial sebagai acuan.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
merangkum tujuan dari penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui realitas Jukunen Rikon di Jepang.
2. Untuk mengetahui usaha-usaha mengatasi Jukunen Rikon di Jepang.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini :
1. Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan mengenai
realitas dan usaha penyelesaian terjadinya Jukunen Rikon di Jepang. 2.
Bagi pembaca, dapat menambah bahan bacaan dan sumber penelitian
untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya.
1.5 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.5.1 Tinjauan Pustaka
Keluarga adalah sebuah lembaga sosial yang berkembang di masyarakat.Keluarga memiliki sebutan yang berbeda untuk setiap budaya.Tetapi,
semua kehidupan dimulai dari keluarga.Di masyarakat manapun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang umum dan menjadi pusat terpenting dari
7
kegiatan dalam kehidupan individu.Keluarga dapat digolongkan ke dalam kelompok penting, selain karena para anggotanya saling mengadakan kontak
langsung juga karena adanya keintiman dari para anggotanya.
Dalam membentuk keluarga harus ada pernikahan.Di Jepang ada 2 pernikahan yang dijodohkan miai-kekkon dan pernikahan cinta renai-
kekkon.Pernikahan yang diatur antar keluarga dan berfungsi untuk memperkuat ikatan antar keluarga maupun untuk mendapat tambahan tenaga kerja yang baik
dan kuat.Pernikahan merupakan urusan keluarga dan bukan urusan pribadi.Sehingga wanita tidak bisa menolak untuk dijodohkan. Bagi wanita,
pernikahan dianggap tujuan utama dan suatu keharusan karena pernikahan merupakan sumber kekuatan ekonomi selain untuk meneruskan hubungan
kekeluargaan Iwao 1993:23 sehingga dalam pernikahan, wanita harus tunduk dan patuh pada ayah mertua kacho dan tunduk pada suaminya. Dalam hal perceraian,
hanya dari pihak laki-laki yang bisa memutuskan, baik itu ayah mertua kacho
maupun suami.Namun adakalanya ibu mertua yang menceraikan istri anaknya.
Ada beberapa dasar dalam menceraikan istri, yaitu tidak mematuhi ayah dan ibu mertua dan tidak memiliki keturunan.Dasar inilah yang menjadi alasan
suami untuk menceraikan istrinya.Namun, pada beberapa tahun belakangan ini, istri yang meminta cerai dari suaminya karena mulai berpikir tentang kebahagian
dirinya sendiri.
Para istri yang mengajukan cerai setelah menikah lebih dari 20 tahun dengan pasangan hidupnya dipicu oleh dikeluarkannya undang-undang pensiun
yang mengatur separuh pensiun suami akan diterima setelah bercerai. Selain itu
8
persamaan derajat antara pria dan wanita yang semakin terlihat juga mendukung perceraian tersebut.
1.5.2 Kerangka Teori