30
yang dilahirkan di dalam keluarga, tetapi karena berbagai penyebab dapat menjadi orang luar Ariga dalam Situmorang 2006: 26.
Kacho memiliki dua kekuasaan, yaitu kekuasaan yang disebut dengan kachoken kekuasaan sebagai seorang kacho dan fuken kekuasaan sebagai
ayah.Kacho mempunyai wewenang untuk memimpin hubungan kekerabatan di dalam Ie dan mengatur keluarganya.
3.1.2 Peran Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga baik kazoku maupun Ie memilki status dan peran
yang berbeda-beda sesuai dengan kedudukannya dalam keluarga.
Dalam keluarga tradisional Jepang Ie yang memegang peranan penting adalah kacho kepala keluarga.Karena struktur yang digunakan pada sistem
keluarga tradisional Jepang atau Ie adalah patrilineal yaitu berdasarkan garis keturunan laki-laki.Maka yang dapat menjadi kacho adalah ayah atau suami, atau
menantu laki-laki yang diangkat menjadi anak dari sebuah Ie yang memilki anak sulung perempuan.Dengan demikian dapat dilihat bahwa pria Jepang dalam Ie
memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi dari wanita.
Kedudukan pria yang tinggi dalam sistem Ie dapat dilihat dari kutipan
berikut:
“Ini merupakan prinsip dasar dari keluarga Jepang bahwa laki-laki tertua anak perempuan bila tidak memiliki anak laki-laki membawa istri
suaminya masuk ke dalam keluarganya dan pasangan muda tersebut hidup bersama orangtua serta kakek dan neneknya.Hubungan horizontal
yang terdapat dalam keluarga yang seperti ini bukan merupakan hubungan
31
karena perkawinan tetapi merupakan hubungan orangtua dengan anak.Sifat keluarga yang mengambil garis keturunan dari pihak laki-laki menjadi unit
dasar masyarakat Jepang Shinozuka dalam Harahap 2005: 18.
Kacho memiliki dua kekuasaan yaitu kekuasaan yang disebut dengan kachoken kekuasaan sebagai kacho dan fuken kekuasaan sebagai ayah.Kacho
mempunyai wewenang untuk memimpin hubungan kekerabatan di dalam Ie dan mengatur keluarganya.Kacho memiliki kekuasaan tertinggi untuk memutuskan
semua hal yang berkaitan dengan milik keluarga.Kacho merupakan orang yang terpenting dalam hal upacara keagamaan dan adat keluarga yang harus
dilaksanakan untuk menghormati leluhurnya.Kacho juga harus membagi pekerjaan pada seluruh anggota Ie dan mengawasi semua usaha anggotanya sekaligus
bertanggung jawab pada semua bawahannya.Kacho sebagai seorang ayah atau
kepala keluarga memiliki peran sebagai pelindung dan pemimpin bagi keluarganya.
Seorang wanita dalam keluarga memiliki status tinggi atau rendah dari posisi di mana ia berada. Seorang istri belum mendapatkan wewenang apapun di
dalam keluarga selama masih menjadi yome menantu perempuan.Ia harus menempatkan diri sebagai yome dan tunduk kepada kacho maupun shutome istri
kacho atau ibu mertua. Sebagai seorang menantu perempuan, ia diharuskan untuk menghormati dan melayani mertuanya lebih baik melebihi orangtuanya sendiri. Ia
harus bangun paling awal dan tidur paling akhir dalam keluarga. Keberadaan seorang menantu peremupuan baru diakui dalam keluarga apabila ia berhasil
dengan baik melayani mertuanya atau setelah ia bisa memberikan keturunan untuk keluarga suaminya. Apabila ia dianggap gagal oleh kacho mapun shutome, ia bisa
saja diceraikan oleh mertuanya tersebut tanpa seizin suaminya sendiri.
32
Bila posisi seorang wanita sebagai kacho, ia akan memiliki status tinggi dan hampir setara dengan kacho. Sebagai istri kacho, biasanya ia dijadikan teman
berunding kacho untuk memutuskan hal-hal yang penting dalam keluarga. Bila anak laki-lakinya telah menikah, maka ia akan menjadi shutome bagi istri anak
laki-lakinya. Dengan demikian ia mendapat tugas tambahan untuk mendidik dan membimbing yome. Ketika suaminya pensiun, maka ia harus menyerahkan
kekuasaannya sebagai seorang istri kacho kepada menantu perempuannya.
Anak-anak dalam Ie telah ditanamkan status dan peranan dalam keluarga sejak kecil. Seorang chonan anak laki-laki tertua akan mendapatkan tugas untuk
menjaga, merawat, dan melanjutkan kelangsungan hidup keluarga. Sejak kecil chonan sudah mendapatkan perlakuan istimewa dari orangtuanya.Ia akan
mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari saudara-saudaranya yang lain, sedangkan saudara-saudaranya harus menghormatinya dan membantunya bila ia
mendapatkan kesulitan. Hal ini dibiasakan karena chonan yang akan menjadi penerus nama keluarga dan menggantikan kedudukan kepala keluarga untuk
meneruskan kepala keluarga.
Jinan anak laki-laki kedua, sannan anak laki-laki ketiga, dan selanjutnya setelah menikah biasanya keluar dari Ie-nya.Mereka diizinkan untuk
membuat keluarga baru dan tinggal terpisah dari keluarga asalnya.Bila mereka mengalami kegagalan, maka diperbolehkan kembali kekeluarga asalnya. Bagi anak
perempuan yang bukan anak sulung, ia akan menikah dan masuk kedalam Ie keluarga suaminya. Bila ia kembali kekeluarga asalnya karena diceraikan, maka ia
akan menjadi aib keluarganya.
33
Pada keluarga batih atau keluarga modern, ayah atau suami juga menjadi kepala keluarga.Suami bertugas mencari nafkah untuk keluarganya dan melindungi
keluarganya.Namun karena kesibukan yang tinggi pada pekerjaan, biasanya ayah atau suami tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kehidupan rumah
tangganya. Segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan dan anak-anak, ia
serahkan kepada istri.
Seorang istri dalam keluarga batih memiliki kedudukan yang sedikit lebih baik.Hal ini karena telah terjadi perubahan keluarga keluarga dan perubahan peran
anggota keluarga.Seorang suami dari keluarga batih cenderung hidup terpisah dari orangtuanya.Setelah menikah, biasanya mereka tinggal di tempat yang baru,
sehingga para istri tidak perlu hidup di bawah bimbingan shutome.Hal ini membuat istri memiliki status sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap
perekonomian rumah tangga dan mengatur segala macam pengeluaran yang
dibutuhkan keluarga termasuk uang saku suaminya.
Pada kehidupan pernikahan, perempuan masa kini menginginkan hubungan yang harmonis, saling pengertia dan saling mncintai.Akan tetapi hubungan seperti
ini hanya terjadi beberapa saat setelah pernikahan mereka. Hubungan tersebut setelah beberapa tahun kehidupan pernikahan akan mengalami perubahan, yaitu
mereka akan memiliki kehidupan sosial yang jauh berbeda. Hal ini terjadi karena suami di Jepang mengabdikan seluruh hidupnya pada perusahaan tempat ia bekerja.
Setiap pagi berangkat pagi-pagi sekali dan baru pulang larut malam dari kantor. Bahkan biasanya setelah bekerja ia harus menjamu rekan bisnisnya atau tamu
kantornya di bar atau restoran. Selain itu, pada hari libur ia juga akan bertemu rekan bisnisnya di lapangan golf dan membicarakan masalah pekerjaan. Sehingga
34
sedikit sekali waktu yang dapat ia dedikasikan untuk keluarganya terutama untuk istri dan anaknya. Sehingga lama kelamaan sosok suami dan ayah menjadi kurang
penting dalan kehidupan keluarganya.
Pria Jepang beranggapan bahwa ia telah memenuhi kewajiban sebagai kepala keluarga setelah ia memberikan gajinya kepada istrinya sedangkan bagi
mereka seorang istrilah yang memiliki tanggung jawab untuk mengurus anak-anak dan keperluan rumah tangga. Suami Jepang menginginkan agar istrinya mengurusi
semua kebutuhan keluarga, sehingga ia dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya.
Pada keluarga batih, anak laki-laki pertama tidak lagi berkewajiban untuk melanjutkan kelangsungan kehidupan keluarga atau mewarisi harta
keluarga.Sehingga setelah menikah, setiap anak berhak tinggal terpisah dari
orangtuanya.
3.1.3 Waktu Yang Dihabiskan Bersama Keluarga