Kasus Yuji Tanaka Kasus Yamada Kasus Junko Yasukawa Kasus Yoshiko Yamauchi

24 lalu, terlebih ketika sistem keluarga tradisional Ie masih dipegang erat oleh masyarakat Jepang sebagai dasar dalam kehidupan keluarga, perceraian akan mengakibatkan seorang wanita dikucilkan dalam masyarakat. Sehingga pada masa itu, wanita lebih baik untuk menahan perasaannya meskipun ia ingin bercerai karena tidak berbahagia dengan pernikahannya. Para istri lelah dan tidak bahagia dengan pernikahannya yang ia jalani selama puluhan tahun. Tetapi suami hanya menomorsatukan pekerjaan tanpa sedikit pun memperhatikan kehidupan keluarganya. Sebagian besar diwawancarai dalam sebuah survey menyatakan bahwa perceraian dapat membebaskan diri mereka dari suami dan keluarga dan mereka memilki lebih banyak waktu luang untuk dirinya sendiri dalam http:world.globaltimes.cnasia-pacific2009-06436835.html. Dari pernyataan di atas ada beberapa kasus perceraian usia tua di Jepang yang terjadi kurun waktu 2000-2007 melalui beberapa studi kasus. Tujuannya untuk menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi perceraian usia tua dari kasus- kasus yang ada.

2.4.1 Kasus Yuji Tanaka

Kasus Yuji Tanaka penyebab perceraian kehidupan rumah tangganya adalah karena istri yang mengaku telah berselingkuh selama Yuji bekerja di luar kota. Hal itu membuat Yuji merasa sangat depresi selama satu tahun sebelum akhirnya dia bercerai kepada istrinya yang tidak setia tersebut. Dimana sang suami diharapkan sebisa mungkin memperhatikan keluarganya dan sang istri juga diharapkan untuk menciptakan sebuah lingkungan keluarga yang baik untuk anak-anaknya. Dia 25 merasa bebas melakukan apapun yang terbaik untuknya, seperti melakukan pekerjaan lain dan bersosialisasi dengan teman kerjanya. Hal ini menerangkan bahwa wanita berhak untuk mendapatkan hak bebas mengkontruksi diri sendiri seperti yang dimiliki laki-laki dan bebas mendefenisikan dirinya sendiri.

2.4.2 Kasus Yamada

Pada kasus Yamada alasan perceraian mereka adalah karena suami Yamada yang telah sering berselingkuh. Walau Yamada telah mengetahui hal tersebut, Yamada bersabar dengan ketidaksetiaan sang suami demi anak-anaknya. Setelah anak-anaknya dewasa dan meninggalkan rumah, lalu akhirnya Yamada mengajukan perceraian terhadap suaminya. Sang suami sibuk bekerja mendedikasi diri sepenuhnya pada pekerjaannya dan sang istri juga sepenuhnya mengurus rumah tangga mereka. Dan adanya keluar undang-undang perceraian Yamada merasa ini saatnya mengajukan perceraian.

2.4.3 Kasus Junko Yasukawa

Pada kasus Junko Yasukawa, dia merasa suaminya jauh darinya karena suaminya sering berselingkuh sehingga Junko selalu mengacuhkan perselingkuhan suaminya tersebut karena dia ingin tetap mempertahankan keutuhan keluarganya. Hingga pada akhirnya dia merasa tidak dapat hidup bahagia sebagai bayangan sang suami lalu dia memutuskan untuk bercerai. Dimana suami dan istri masing-masing ditarik dalam pekerjaan dan kepentingan mereka sendiri.

2.4.4 Kasus Yoshiko Yamauchi

26 Pada kasus Yoshiko Yamauchi, alasan Yoshiko mengajukan perceraian karena dia merasa sangat khawatir dan tidak tenang terhadap suaminya yang mungkin akan banyak mengaturnya setelah pensiun. Karena kekhawatiran tersebut Yoshiko menjadi sangat stress dan akhirnya suaminya menyetujui untuk bercerai dengan Yoshiko. Dikarenakan istrinya mendedikasikan diri sepenuhnya untuk tugas-tugas rumah tangga dan sang suami pada pekerjaannya mencari uang. Yoshiko merasa sang suaminya akan terlalu ikut campur dan mengaturnya setelah pensiun. Rasa takut akan suami yang akan mengaturnya setelah pensiun.

2.4.5 Kasus Tomoko