Dampak Jukunen Rikon Pada Masyarakat Harapan Hidup Orang Jepang

47 layanan kepada lansia yang semakin meningkat.Sehingga, dalam tiap tahunnya justru menurun rata-rata sebanyak 200.000 sampai 450.000 orang. Kemudian jika melihat laju pembangunan tempat tinggal yang diperuntukkan bagi pria dan wanita yang hidup sendiri di Jepang, negara Jepang termasuk negara yang lajunya lambat dibandingkan dengan negara-negara Barat lainnya. Persentase jumlah bangunan untuk lansia di Inggris dan Denmark sebesar 8 dan 8,1 sedangkan Jepang hanya 0,9 Fujimori 2010: 212 dari total keseluruhan bangunan yang seharusnya dibangun untuk para lansia di masing- masing negara. Sedangkan jika melihat jumlah tempat tinggal untuk pria dan wanita yang hidup sendiri di Jepang sampai tahun 2008, jumlah keseluruhan tempat tinggal tersebut seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yakni shirubaa haujinggusebesar 23.000, ko _ nsenchin sebesar kurang lebih 30.000 dan k _ oyu _ chin sebesar 33.000 , tidak dapat mencukupi kebutuhan para pria dan wanita yang hidup sendiri di Jepang yang mencapai angka 3.860.000 orang pada tahun 2008 Fujimori 2010: 303. Upaya pemerintah Jepang untuk lebih meningkatkan pembangunan tempat tinggal yang sesuai dengan kondisi lansia mutlak diperlukan untuk mengatasi permasalahan meningkatnya jumlah pria dan wanita yang hidup sendiri di tahun-tahun mendatang.

3.2.2 Dampak Jukunen Rikon Pada Masyarakat

Jukunen Rikon tidak hanya berdampak pada pasangan yang telah melakukan saja.Pada masyarakat Jepang, Jukunen Rikon menyebabkan suami lebih mencemaskan pernikahannya dan mulai memberikan perhatian pada istrinya.Para suami meluangkan waktu untuk bersama keluarga dan mengikuti pembagian tugas 48 rumah tangga.Mereka mulai menyadari bahwa mereka tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik apabila tidak ada dukungan dari istri mereka. Sebuah kesempatan terbuka bagi orang-orang yang mendekati usia pensiun untuk mempertimbangan dan mengevaluasi pernikahan mereka. Dari hasil debat lahir norma-norma pernikahan dan kehidupan keluarga, serta penilaian untuk pekerjaan wanita. Pembagian kerja dalam rumah tangga tidak lagi dibagi berdasarkan jenis kelamin dan kemitraan yang kuat antara pasangan yang menikah dalam http:www.dijtokyo.orgdocJs19_Alexy.pdf. Jukunen Rikon menjadi fenomena di jepang, bahkan menjadi tema dari sebuah drama televisi dengan judul “Jukunen Rikon”.Drama televisi tersebut disiarkan oleh Asahi TV pada tahun 2005.Drama televisi ini berkisah tentang bagaimana Jukunen Rikon terjadi pada sebuah keluarga menengah atas di Jepang.Dari drama ini dapat dilihat bagaimana situasi yang terjadi setelah Jukune Rikon tersebut terjadi dalam sebuah keluarga Jepang.

3.2.3 Harapan Hidup Orang Jepang

Jepang merupakan negara yang memilki harapan hidup yang tinggi pada saat ini. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup masyarakat Jepang yang sangat sehat. Ministry of Health, Labor and Welfare mengumumkan pada tahun 2001 bahwa harapan hidup orang Jepang adalah tertinggi di dunia baik pria maupun wanitanya. Harapan hidup untuk wanita rata-rata mencapai 84,93 tahun dan untuk pria 78,07 tahun. 49 Sejalan dengan hal tersebut pemerintah juga memikirkan tentang kesejahteraan masyarakat usia lanjut dan menaikkan batas usia pensiun dari 60 tahun pada tahun 2001 menjadi 65 tahun pada tahun 2026 yang akan dating. Harapan hidup yang tinggi pada wanita membuat para istri cenderung lebih memikirkan kualitas dari pernikahan yang telah ia jalani selama ini bersama suaminya. Kemudian kenyataan yang mereka temukan adalah ketidakbahagiaan selama pernikahan, karena suami tidak pernah memberikan perhatian kepadanya sebagai mitra dalam pernikahan mereka. Bagi suami, istri hanyalah seorang yang dinikahi untuk member keturunan dan mengurus rumah tangga.Sedangkan bagi istri, kehidupan rumah tangga yang diinginkan adalah berbagi tugas dan suami untuk mempertahankan kehidupan pernikahan.Namun, demi anak-anak dan pekerjaan suami, para istri menahan dirinya untuk meminta cerai. Maka ketika anak-anak telah dewasa dan memiliki keluarga sendiri dan suami pensiun, istri baru mengajukan cerai dari suami yang telah ia nikahi selama lebih dari 20 tahun. Beberapa peneliti percaya bahwa fenomena baru ia muncul hanya karena harapan hidup yang tinggi. Mereka berpendapat bahwa dalam generasi sebelumnya harapan hidup relative pendek, yang berarti bahwa perceraian perak bisa jarang terjadi. Namun, penelitian lain juga mengindikasikan dengan kuat bahwa sikap masyarakat terhadap pernikahan telah berubah secara signifikan dan ini merupakan salah satu faktor utama di balik para masyarakat usia tua. 50 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan