Defenisi Jukunen Rikon Fenomenajukunen Rikon ( Perceraian Di Usia Tua) Dalam Masyarakat Jepang Dewasa Ini

10 BAB II GAMBARAN UMUM PENYELESAIAN JUKUNEN RIKON

2.1 Defenisi Jukunen Rikon

Untuk menjelaskan tentang asal usul kata Jukunen Rikon dan pengertiannya secara etimologi, maka digunakan Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia oleh Andew N. Nelson. Jukunen Rikon berasal dari 2 buah kata, yaitu Jukunen熟年 dan Rikon離 婚.Kata Jukunen熟年dan Rikon離婚 masing-masing juga berasal dari 2 buah kata yang digabungkan. Kata Jukunen熟年 memiliki komponen Juku熟 yang berarti “matang” dan Nen年 yang berarti “tahun”. Sehingga kata Jukunen熟年 diartikan dengan tahun yang telah matang.Dalam bahasa inggris kata ini dapat dipadankan dengan “mature years”. Kata Rikon離婚memiliki komponen Ri離yang merupakan onyomi car abaca menurut aksara cina dari hanareru離yang berarti “berpisah” sedangkan Kon 婚 merupakan onyomi yang berarti “menikah”. Dengan demikian kata Rikon離婚 dapat diartikan “bercerai” atau “divorce”. Secara keseluruhan Jukunen Rikon dapat diartikan dengan perceraian disaat usia pernikahan telah menginjak usia matang, yaitu 20 tahun ke atas dalam http:www.dijtokyo.orgdocJs19_Alexy.pdf. Di Jepang, proses perceraian dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan mengisi formulir perceraian perceraian yang dapat diperoleh di kantor catatan sipil.Walaupun demikian, Jukunen Rikon merupakan dampak dari modernisasi 11 Jepang setelah Perang Dunia II.melibatkan Jepang dan nilai-nilai keluarga dalam masyarakat Jepang, perceraian adalah hal yang sangat memalukan. Terlebih lagi bila wanita yang menjadi penginisiatif perceraian.Pasangan yang bercerai dianggap tidak bisa menjaga keutuhan rumah tangga dengan baik dan mempermalukan keluarga.Tetapi, tidak berarti bahwa perceraian jarang terjadi di Jepang. Karena sistem keluarga yang mengatur pernikahan di Jepang pada saat itu memungkinkan keluarga dari pihak suami menceraikan istri jika ia tidak mampu menjadi menantu dan istri yang baik, serta tidak dapat keturunan bagi keluarga suaminya. Ditambah lagi pembangunan besar-besaran yang dilakukan Jepang dalam rangka pemulihan ekonomi telah menghasilkan industrialisasi yang menjadikan Jepang sekarang sebagai negara industry maju di dunia.Namun industrialisasi ini membuat para pria Jepang mendedikasikan seluruh hidupnya pada pekerjaan demi mencapai kesuksesan Jepang. Sehingga tanpa disadari telah menjadi korban kesibukan suami yang sama sekali tidak memperhatikan istrinya. Dengan demikian istri merasa tidak bahagia menjalani kehidupan rumah tangganya. Akan tetapi, demi anak-anak dan pekerjaan suaminya, istri menahan diri dalam ketidakbahagiaan untuk menceraikan suaminya.Kemudian, ketika anak-anak telah memiliki keluarga sendiri dan keluar dari rumah, serta suami telah pensiun dari pekerjaannya, istri baru mengajukan cerai kepada suaminya.

2.2 Data Statistik Jukunen Rikon di Jepang