2.1.2. Kompetensi Tehnis
Kompetensi profesional, menurut Mulyadi 2002 dapat dibagi atas dua fase : 1. Pencapaian kompetensi profesional, yaitu pada awalnya memerlukan
standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti pendidikan khusus, pelatihan dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman kerja.
1. Pemeliharaan kompetensi profesional yang meliputi :
a. Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen
untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan.
b. Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran
untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntan, termasuk diantaranya pernyataan-pernyataan akuntansi, auditing dan
peraturan lainnya, baik nasional maupun internasional yang relevan.
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER05M.PAN032008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah, Kompetensi teknis, antara lain sebagai berikut : Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan auditing, Pemeriksa harus
memiliki pengetahuan dan pelatihan akuntansi, Pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan pelatihan administrasi pemerintahan, Pemeriksa harus memiliki
pengetahuan dan pelatihan komunikasi.
18
2.1.3. Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER05M.PAN032008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah. Sertifikasi jabatan dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, antara lain
sebagai berikut : Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor JFA, Pemeriksa harus mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, dan
Pemeriksa wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan.
2.1.4. Kinerja Inspektorat
Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tergantung kepada kompetensinya. Adapun faktor-faktor pembentuk kinerja Inspektorat dalam penelitian
ini dilihat dari sudut pandang pemeriksa yang berada pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.
Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau manajer sering
tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah. Hasibuan 2000 mengemukakan “kinerja prestasi kerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu”.
19
Simamora 1995 mengemukakan prestasi kerja atau kinerja sebagai berikut ”kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan ”.
Mangkunegara 2000 menyatakan ”Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah factor kemampuan ability dan faktor motivasi
motivation”. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja output individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau
kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik.
Penilaian kinerja performance appraisal pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena
adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika
pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Manfaat Penilaian Kinerja merupakan Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi
adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah : 1.Penyesuaian- penyesuaian kompensasi 2.Perbaikan kinerja 3.Kebutuhan latihan dan pengembangan
20
4.Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja. 5.Untuk kepentingan penelitian
pegawai 6.Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain pegawai. Kinerja Inspektorat menurut Pedoman Operasional Pemeriksaan adalah
berdasarkan: a.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan tahunan berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT.
b. Setiap melakukan tugas pengawasan setiap tim membuat Program Kerja
Pemeriksaan PKP. c.
Dalam melaksanakan penugasan setiap tim membuat Program Pemeriksaan Tim P2T.
d. Dalam setiap penugasan diperintahkan oleh Inspektur dengan Surat Perintah
Tugas SPT. e.
Dalam setiap tugas kewajiban seorang pemeriksa membuat Kertas Kerja Pemeriksaan KKP.
f. Dalam penugasan kepada Audite Tim membuat Naskah Hasil Pemeriksaan
NHP. g.
Setiap melaksanakan tugas wajib dibuat Laporan Hasil Pemeriksaan LHP.
21
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu