Pengaruh Ketidak Puasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone GSM Dari Sony Ericsson Ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta Harapan-I Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KETIDAK PUASAN KONSUMEN DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE

GSM DARI SONY ERICSSON KE BLACKBERRY PADA SISWA SMA SWASTA HARAPAM-I MEDAN

OLEH

MUHAMMAD AZMI DAULAY 060502203

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2011


(2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa SMA Swasta Harapan I Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan

Berdasarkan uji F variabel bebas yang terdiri dari ketidakpuasan konsumen (x1) dan kebutuhan mencari variasi (x2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merk (y). Sedangkan melalui koefisian determinasi (r2) diperoleh nilai sebesar 0,505 yang artinya variabel ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merk sebesar 50,5% sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh penelitian lain. Pada uji T variabel kebutuhan mencari variasi (x2) merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merk.

Kata kunci : ketidakpuasan konsumen, kebutuhan mencari variasi, perpindahan merk.


(3)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of consumer dissatisfaction and the need to find a variation of the displacement brand GSM mobile phones from Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan.

This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this study is on private high school students hope I Medan. Methods of data collection in this study were questionnaires and literature study. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of consumer dissatisfaction and the need to find variations on GSM mobile switching brands of Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan .

Based on the F test of the independent variables consist of consumer dissatisfaction (x1) and the need to find variations (x2) together have a positive and significant effect on brand switching variable (y). Meanwhile, through koefisian determination (r2) obtained a value of 0.505 which means that the variable of consumer dissatisfaction and the need to find variations could explain the dependent variable is the displacement brands by 50.5% while the remaining 49.5% described by other studies. In the test variable T needs to find variations (x2) is the most dominant variable in the transfer of brands.

Key words: consumer dissatisfaction, the need to find variation, brand switching.


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan, untuk itu penulis akan menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan berbagai pihak.

Untuk Ayahanda Alm. H. Zulkifly Muchtar Daulay dan Ibunda Machnizar Nasution Hj., penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Marhayanie, SE, Msi Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Prof. Rismayani SE, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.


(5)

5. Ibu Dra. Marhaini, SE, Msi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmy, SE, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan Skripsi ini.

7. Kepada bapak dan ibu dosen Departemen Manejemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Kepada abangku tercinta Drg. Fadhly Fauzi, Muchtar Hanif, Dipo Cabalero beserta seluruh keluarga besar H.M.Nuh Daulay dan Keluarga besar siantar yang sesalu memotivasi penulis.

9. Untuk Pocut Meutia Azhari dan keluarga yang selalu memotivasi dan kepada MIDIKAMO (Mira, Divine ane, Cete), Green KTL(Ansyah, Bandot, Eng, Emo, Loyo, Pato, Qtinkz, Tom’z, Wong,Abdi, Ibra, Andrew, Endar, Fuad, Mado, Zombie, Aceh, Alex) Erick,Bintua,Saor,Andi,Hendra,Dara,Papan dan SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan berlipat ganda atas semua bantuan yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada siapa saja yang membaca dan mempelajarinya khususnya bagi diri penulis.

Medan, Juni 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSRAK... i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen ... 6

2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 6

2.1.2. Tipe-tipe Perilaku Pembelian ... 10

2.1.3. Tahapan Pembelian ... 11

2.1.4. Pengertian Produk ... 13

2.1.5. Karakterisktik Kualitas Produk ... 16

2.1.6. Harga………17

2.1.7. Merek ... 18

2.1.8. Loyalitas Merek ... 18

2.1.9. Konsumen Berpindah Merek ... 19

2.1.10. Perpindahan Merek ... 19

2.1.11. Kebutuhan Mencari Variasi... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Konseptual... 23

2.4 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Defenisi Operasional ... 25

3.5 Skala Pengukuran Variabel... 28

3.6. Populasi dan Sampel ... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.8. Jenis dan Sumber Data ... 31

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.10. Teknik Analisis Data ... 33

3.10.1. Analisis Deskriptif... 33

3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 33

3.10.3. Analisis Regresi Berganda ... 34


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1 Sejarah BlackBerry ... 40

4.1.2 Sejarah RIM ... 40

4.1.3 Profil Blackberry ... 43

4.1.4 Sejarah Sony Ericsson ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 48

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 48

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.2.3 Analisis Data ... 61

4.2.3.1 Analisis Deskriptif ... 61

4.2.3.2 Deskriptif Variable ... 61

4.2.3.3 Analisis Regresi Berganda ... 66

4.3 Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka Konseptual... 24 Gambar 4.1 Normal P-Plot ... 55 Gambar 4.2 Scatterplot ... 58


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Market Share Ponsel di Indonesia ... 3

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likerts ... 28

Tabel 3.3 Daftar Populasi ... 29

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 49

Tabel 4.2 Validitas Instrumen ... 50

Tabel 4.3 Validitas Instrumen II ... 51

Tabel 4.4 Uji Validitas II ... 52

Tabel 4.5 Reliability Statistics ... 53

Tabel 4.6 Reliability Instrument ... 53

Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 56

Tabel 4.8 Uji Gletjer ... 59

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... 60

Tabel 4.10 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.11 Karakteristik BredasarkanTingkatan Kelas ... 62

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Variabel Ketidakpuasan ... 63

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Variabel Mencari Variasi ... 64

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Variabel Perpindahan Merek ... 65

Tabel 4.15 Uji Regresi Berganda... 67

Tabel 4.16 Uji Determinan ... 67

Tabel 4.17 Uji F ... 68


(10)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah pada siswa SMA Swasta Harapan I Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner dan studi pustaka. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode Analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merk handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN I Medan

Berdasarkan uji F variabel bebas yang terdiri dari ketidakpuasan konsumen (x1) dan kebutuhan mencari variasi (x2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel perpindahan merk (y). Sedangkan melalui koefisian determinasi (r2) diperoleh nilai sebesar 0,505 yang artinya variabel ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi mampu menjelaskan terhadap variabel terikat yaitu perpindahan merk sebesar 50,5% sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh penelitian lain. Pada uji T variabel kebutuhan mencari variasi (x2) merupakan variabel paling dominan dalam perpindahan merk.

Kata kunci : ketidakpuasan konsumen, kebutuhan mencari variasi, perpindahan merk.


(11)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of consumer dissatisfaction and the need to find a variation of the displacement brand GSM mobile phones from Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan.

This research is a kind of explanatory research, the research may be assessed according to its level based on the aims and objects. The population in this study is on private high school students hope I Medan. Methods of data collection in this study were questionnaires and literature study. Data processed by using SPSS 16.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative methods is by multiple linear regression analysis used to measure the effect of consumer dissatisfaction and the need to find variations on GSM mobile switching brands of Sony Ericsson to the Blackberry in the students of HARAPAN I private High School Medan .

Based on the F test of the independent variables consist of consumer dissatisfaction (x1) and the need to find variations (x2) together have a positive and significant effect on brand switching variable (y). Meanwhile, through koefisian determination (r2) obtained a value of 0.505 which means that the variable of consumer dissatisfaction and the need to find variations could explain the dependent variable is the displacement brands by 50.5% while the remaining 49.5% described by other studies. In the test variable T needs to find variations (x2) is the most dominant variable in the transfer of brands.

Key words: consumer dissatisfaction, the need to find variation, brand switching.


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Suatu perusahaan penting mempertahankan pelanggan yang sudah ada, karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih besar dibandingkan biaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada adalah dengan meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk merupakan konsep penting yang perlu dipahami pemasar karena dapat mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja produk dan harapan-harapannya. Ketidakpuasan konsumen merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perpindahan merek karena pelanggan yang tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain, dan mungkin akan berhenti membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli.

Konsumen akan sering mengekspersikan kepuasan dengan merek barang seperti yang mereka gunakan sekarang, tetapi tetap terlibat dalam penggantian merek. Hal ini dapat terjadi karena pencarian variasi adalah motif konsumen yang cukup lazim. Konsumen yang mempunyai keterlibatan emosional yang rendah terhadap suatu merek akan mudah berpindah pada merek pesaing. Kecenderungan inilah yang sering menjadi perhatian para pemasar akan keberhasilan produk yang ditawarkan. Pencarian variasi akan terjadi apabila tengkat keterlibatan konsumen pada suatu merek rendah dan konsumen menyadari adanya perbedaan antara


(13)

merek Kebutuhan mencari variasi adalah komitmen yang secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk terlibat, terdorong ingin mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau melepaskan kejenuhan dari merek yang biasa dipakainya.

Produk yang dijadikan sebagai subjek dari penelitian ini adalah produk Handphone GSM. Pertimbangan pemilihan produk Handphone GSM ini adalah karena sisi pertumbuhan bisnis, industri Handphone GSM merupakan satu industri yang mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Kondisi ini memunculkan berbagai isu strategik tentang bagaimana perusahaan menarik perhatian pelanggan pada merek produk yang dihasilkan, dan bagaimana perusahaan dapat menciptakan pelanggan baru dan mempertahankan loyalitas pelanggan sebagai akibatnya adalah dari tahun ke tahun produk Handphone GSM semakin bervariasi dan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan merek dan kemungkinan konsumen berpindah merek jugasemakin besar, khususnya bagi mereka yang berorientasi pada harga dan menyukai hal-hal baru.

Perusahaan-perusahaan Handphone GSM saat ini banyak menawarkan produknya ke pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang semakin ketat di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Misalnya Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG, iPhone, Blackberry, Motorola, dan lain-lain. Penelitian ini difokuskan pada perilaku perpindahan merek Handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry.

Tabel 1.1

Top brand index smartphone 2011

Brand 2011


(14)

Blackberry 41, 5

Nokia 39, 8

iPhone 6,2

Samsung 5,3

Sony Ericcson 3,3

Sumber:

Tabel 1.1. menunjukkan bahwa Blackberry sebagai ponsel yang sangat fenomenal, juga berhasil menguasai pangsa pasar ponsel smartphone dan menjadi top brand 2011 mencapai 41,5% di Indonesia .Ponsel Blackberry menyediakan fitur yang canggih pada produk yaitu fitur internet dan BlackBerry juga menyediakan software Messenger built-in yang tidak dimiliki oleh merk lain sehingga memungkinkan penggunanya bisa menggunakannya sepuasnya, dengan tarif flat, sehingga lebih irit daripada menelepon secara langsung dan fitur lainnya. Satu faktor yang mengendalikan kesuksesan BlackBerry di Indonesia selain biaya yang rendah juga kecanduan berkirim pesan dan posting Facebook.

Kalangan muda, khususnya siswa siswi sekolah menengah, seringkali dikategorikan sebagai kelompok konsumen yang cenderung terbuka terhadap produk bar yang dimunculkan di pasaran. Kelompok ini juga diyakini dapat mengikuti gaya trend hidup terkini, terlepas dari apakah produk tersebut mereka butuhkan dan mendapatkan manfaat dari produk yang dikonsumsinya. Siswa sekolah menengah sebagai pribadi puber cenderung memiliki sikap narsis dan juga suka perhatian. Untuk mendukung sikap tersebut Blackberry menawarkan smartphone bertehnologi tinggi untuk memenuhi keinginan mereka.

1.2.Perumusan Masalah

Dari uraian yang telah dijelaskan dapat dirumuskan sejauhmana pengaruh ketidakpuasan konsumenn dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan


(15)

berpindah merek Handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I Medan?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah: a. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam mengelola dan mempertahankan konsumen agar tetap menjadi pilihan pelanggan mengingat persaingan antar merek yang semakin meningkat.

b. Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai tambahan literatur terhadap Fakultas Ekonomi khusunya Departemen Manajemen USU mengenai pemasaran dari mulut ke mulut dan persepsi kualitas. c. Penulis

Penelitian ini merupakan suatu pengembangan ilmu bagi penulis untuk menerapkan teori-teori dan literature yang penulis peroleh dalam perkuliahan, kemudian memperluas wawasan pengetahuan tentang perilaku perpindahan merek.


(16)

d. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi, bahan pertimbangan, serta sebagi tambahan pengetahuan bagi para peneliti selanjutnya yang hendak melakukan penelitian dalam bidang ini.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Perilaku Konsumen

2.1.1 Perilaku Konsumen

Menurut Setiadi (2003:4), perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Menurut Schifman dan Kanuk (2000:86), bahwa perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi prduk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 163), perilaku konsumen adalah bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang-barang, jasa, ide, dan pengalaman.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: a. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Komponen-kompenen yang membentuk kebudayaan, yaitu:

1) Budaya: Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya, dan pengaruh budaya pada perilaku pembelian sangat beranekaragam ditiap negara. Kegagalan menyesuaikan keanekaragaman ini dapat menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau kesalahan yang memalukan. Pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.

2) Sub-budaya: Kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa. Sub-budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografi.

Banyak sub-budaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.

3) Kelas Sosial: Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, mobil, dan termasuk juga ponsel. b. Faktor Sosial

Disini kita melihat bahwa individu itu memeng makhluk sosial. Individu pada dasarnya sangat mendapatkan pengaruh dari orang-orang

disekitarnya saat membeli barang. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti:


(18)

1) Kelompok acuan: Dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Sedangkan kelompok acuan merupakan acuan langsung atau tidak langsung dalam mebentuk sikap atau tingkah laku seseorang.

2) Keluarga: Dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi, yang hidup bersama. Anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Pemasar tertarik dalam peran dan pangaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

3) Peran dan Status. Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti:

1) Umur dan Tahap Siklus Hidup. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Individu mengalami beberapa tahapan dalam siklus hidupnya. Berbagai tahapan dalam pribadi seseorang ini membutuhkan produk dan jasa yang berbeda-beda. Pemsar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran setiap tahap.

2) Pekerjaan. Perkerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Degan demikian pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

3) Keadaan Ekonomi. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk


(19)

merancang ulang, memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.

4) Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion (AIO) orang tersebut. Gaya hidup mencakup sesuatu lebih yang dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

5) Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan respon relatif konstan terhadap lingkungan sendiri. Konsep diri merupakan kepemilikan seseorang yang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri mereka.

d. Faktor Psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi empat faktor psikologi yang utama yaitu:

1) Motivasi: kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencapai kepuasan.

2) Persepsi: proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai sesuatu. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sam mungkin mengambil tindakan yang jaug berbeda karena mereka memandang situasi secara berbeda.


(20)

3) Pembelajaran: perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran percaya bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan penguatan kembali.

4) Keyakinan dan Sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak seseorang terhadap suatu obyek atau ide.

2.1.2 Tipe-tipe Perilaku Pembelian

Menurut Kotler (2001:221), ada empat jenis perilaku konsumen, yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari tiga proses. Pertama, pembeli mengembengkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, pembeli membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan untuk pembelian yang cermat.

2. Perilaku pembelian pengurngan ketidaknyamanan

Kadang-kadang konsumen terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan antara merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi disadari atas fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko. Jika konsumen menemukan perbedaan mutu antar merek, dia mungkin akan memilih harga yang lebih tinggi. Jika konsumen menemukan perbedaan kecil, dia mungkin akan membeli semata-mata berdasarkan harga dan kenyamanan.

3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Perilaku konsumen dalam kasus produk dengan keterlibatan rendah melalui urutan umum keyakinan, sikap dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi tentang merek, mengevaluasi karakteristik merek dan memutuskan merek apayang dibeli. Melainkan konsumen menjadi penerima informasi pasif melalui televise dan iklan.

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan antar merek signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Peralihan merek terjadi karena mereka mencari variasi bukan karena ketidakpuasan.


(21)

Secara teoritis, setiap kali seseorang membeli suatu barang atau jasa, ia berharap barang atau jasa tersebut akan mampu memberikan kegunaan

maksimum. Dengan kata lain, “setiap konsumen adalah rational economic man yag memiliki alas an rasional dan membuat pilihan rasional dalam setiap pembelian produk dan jasa”, (Tjiptono, 2005:179). Ada lima tahapan dalam pemblian, yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan keinginannya yang harus dipenuhi.

2. Mencari Informasi

Ketika seseorang memiliki perasaan membutuhkan, ia akan mencari informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang didapat dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari dari jalur komersil, misalnya iklan Koran dan majalah.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, maka konsumen tersebut mengevaluasi alternatif yang ada. Dalam mengevaluasi, konsumen dapat menggunakan kalkulasi yang ketat dan berpikir tentang barang yang akan dibeli, namun kadang konsumen hanya mengandalkan intuisi saja.

4. Keputusan Pembelian

Saat memutuskan pun terkadang ada perilaku tertentu dari individu. Situasi yang terjadi bisa tegantung sikap orang lain.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Ketika konsumen merasa puas, kita harus mencoba menjalin dan memperhatikan hubungan kita dengan mereka. Ketika mereka merasa tidak puas, kita harus mencoba mencari tahu penyebab tersebut, dan berusaha menarik kembali pelanggan tersebut. 2.1.4 Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi (Kotler & Armstrong, 2001:346).

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005:31). Produk adalah apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan, konsumsi (Boyd, 2000:264). Jadi, produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,


(22)

diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan.

1. Tingkatan Produk

Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu dengan produk yang lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan produknya. Menurut Kotler & Armstrong (2001:338-341) tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:

a. Produk Inti (core product)

Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. b. Produk Aktual (Actual Product)

Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti. Pemasar harus membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk actual minimal harus mempunyai lima sifat yaitu: tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan.

c. Produk Tambahan (Augmented Product)

Merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen.

2. Klasifikasi Produk

Menurut Kismono (2001:327-328), produk dapat diklasifikasikan berdasarkan:

1) Produk Konsumen (Consumer Product)

Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi:

Convience Goods

Adalah barang dan jasa yang harganya relative tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembalian.

Shopping Goods

Adalah produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan denga produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Specialty Product

Adalah produk yang unik dimata konsumen tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harga dan letak lokasi pembelian yang jauh.

Unsought Goods

Adalah barang-barang yang belum diinginkan oleh konsumen potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya.


(23)

2) Produk Industrial (Industrial Goods)

Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk ini meliputi: Installation (Instalasi)

Adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun.

Accessory Equipment (Peralatan Tambahan)

Adalah barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor.

Raw Material (Bahan Baku)

Adalah barang dari alam atau hasil pertanian yang digunakan untuk membuat produk akhir.

Parts and Material (Material dan Suku Cadang)

Adalah barang-barang yang belum selesai diproses sebagai produk akhir.

Supplies (Persediaan)

Adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan, dan pembekalan atau persediaan operasi.

Pelayanan atau Jasa

Adalah jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan. Produk handphone GSM dikategorikan sebagai shopping goods, karena dari penjelasan klasifikasi produk diatas, handphone GSM memenuhi

karakteristik shopping goods, karena pada saat penelitian ini dibuat, handphone GSM tidak lagi digolonglan sebagai barang mewah karena mudah dimiliki oleh golongan menengah kebawah juga.

2.1.5 Karakteristik Kualitas Produk

Kualitas produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa. Irawan (2008:45) mengidentifikasi tujuh dimensi kualitas produk, yaitu:

1) Kinerja (Performance)

Berkaitan dengan aspek fungsional (fungsi utama produk) dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli suatu produk.

2) Keandalan (Reliability)

Merupakan suatu kemungkinan dari suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam suatu jangka waktu tertentu di bawah kondisi tertentu.


(24)

Jadi, keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk tersebut.

3) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features)

Merupakan aspek kedua dari performance yang menambah fungsi dasar yang biasanya terdapat pada fungsi menu dari suatu produk. Semakin banyak fitur-fitur yang terdapat pada suatu produk, maka semakin banyak manfaat yang didapat oleh konsumen.

4) Daya tahan (Durability)

Merupakan ukuran masa penggunaan suatu produk. Dengan kata lain, berkaitan dengan daya tahan (keawetan) dari produk tersebut.

5) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance)

Berhubungan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Karakteristik ini mengukur banyaknya atau presentasi produk yang gagal memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki.

2.1.6 Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi dan selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang bersangkutan dengan harga akan sangat mempengaruhi beberapa aspek kegiatan suatu usaha, baik yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu usaha. Ini berarti, harga menggambarkan nilai uang sebuah barang dan jasa.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439) harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/ jasa. Sedangkan menurut Stanton (2000), harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

Sementara Lupiyoadi (2001:134) menyatakan bahwa harga merupakan uang yang dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh jasa yang diinginkan dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (The

Consumer’s costs and benefits). Biaya/costs anatara lain : waktu dan tenaga, dan pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga, dan lain-lain sedangkan manfaat (benefits) meliputi : prestise, pengalaman, pemenuhan kebutuhan,

kualitas dan lain-lain. Konsumen biasanya cenderung untuk mencari harga yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang yang tinggi.


(25)

Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan system perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Salah satu untuk mencapai keadaan tersebut adalah merek.

Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2008:332)

mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.

2.1.8 Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Menurut Mowen dan Minor (2002:108), Loyalitas merek didefinisikan sebagai sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus

membelinya di masa depan. Loyalitas merek, sudah lama menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, merupakan satu rujukan keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Ini mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke merek lain terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan, baik dalam harga atau dalam unsure-unsur produk. Bila loyalitas merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitif bisa dikurangi. Ini merupakan satu indikator dari ekuitas merek yang nyata-nyata terkait dengan laba masa depan, karena loyalitas merek secara langsung ditafsirkan sebagai penjualan masa depan (Aaker, 1997:57).

2.1.9 Konsumen Berpindah Merek (Brand Switcher)

Chinho, (2000:283) mentakan defenisi dari brand switchers adalah “A portion of the shoppers will switch products at least once when they make their current or subsequent choices.” Hal ini berarti bahwa sejumlah pembeli atau konsumen yang akan beralih merek ke merek lain paling tidak pada saat mereka menentukan pilihannya yang terkini.

2.1.10 Perpindahan Merek (Brand Switcing)

Perpindahan merek (Brand swithing) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya ningrum, 2005:5). Perilaku berpindah merek dapat terjadi dikarenakan beragamnya produk yang ada dipasaran sehingga menyebabkan adanya perilaku memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli maka konsumen kemudian beralih ke merek lain. Oleh sebab itu, brand switching juga dapat diartikan sebagai perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk setiap waktu pengguanaan (www.swa.co.id). Tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat brand switching, maka semakin tidak loyal seorang konsumen. Hal tersebut berarti semakin berisiko juga merek yang dikelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan konsumen.

Brand Switching behavior adalah perilaku perpindahan merek yang dilakukan konsumen karena beberapa lasan tertentu, atau diartikan juga sebagai kerentanan konsumen untuk berpindah ke merek lain yang dikarenakan adanya ketidak puasan terhadap merek yang mereka beli. Ketidakpuasan tersebut terjadi ketika harapan konsumen tidak terpenuhi, sehingga konsumen akan bersikap


(26)

negatif terhadap suatu merek dan kecil kemungkianannya konsumen akan membeli lagi merek yang sama.

Penilaian konsumen terhadap merek dapat timbul dari berbagai variabel, seperti pengalaman konsumen dengan produk sebelumnya dan pengetahuan konsumen tentang produk. Pengalaman konsumen dalam memakai produk dapat memunculkan komitmen terhadap merek produk tersebut. Ketidakpuasan

emosional konsumen dari pengalaman dengan produk dapat menyebabkan konsumen merasa tertarik untuk mencari merek lain diluar merek yang biasanya. Pencarian merek ini dapat dilakukan konsumen dengan mendapatkan informasi melalui media cetak, media elektronik ataupun melalui interpersonal, dimana tujuan akhirnya adalah perilaku untuk berpindah merek (Brand Switching).

Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Penyebab lain

perpindahan merek adalah beragamnya penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli.

2.1.11 Kebutuhan Mencari Variasi

Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan

exploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi. Dari sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber kebutuhan mencari variasi adalah kebutuhan internal untuk stimulasi.

Schiffman dan Kanuk (2007:115) mengemukakan bahwa sifat yang digerakkan oleh kepribadian yang persis sama dan berhubungan dengan Tingkat Stimulasi Optimum (TSO) adalah pencari variasi atau kesenangan baru. Ketika stimulasi (dalam bentuk kompleksitas, arousal, dan sebagainya) berada di bawah level ideal, individu menjadi jenuh dan ia mencoba untuk lebih menghasilkan input stimulasi melalui perilaku seperti exploration dan novelty seeking. Sebaliknya, ketika stimulasi mengalami peningkatan melebihi level ideal, individu akan berusaha menurunkan input stimulasi.

Kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Perilaku ini

dikarakteristikkan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan

memunculkan komitmen terhadap merek produk tersebut. Ketidakpuasan emosional konsumen dari pengalaman dengan produk dapat menyebabkan konsumen merasa tertarik untuk mencari merek lain diluar merek yang biasanya. Pencarian merek lain ini dapat dilakukan konsumen dengan mendapatkan informasi melalui media cetak, media elektronik ataupun melalui interpersonal, dimana tujuan akhirnya adalah perilaku untuk berpindah merek (brand switching). Konsumen yang hanya


(27)

mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Penyebab lain perpindahan merek adalah beragamnya penawaran produk lain dan adanya masalah dengan produk yang sudah dibeli.

Peneliti dalam mengidentifikasi kebutuhan mencari variasi, metode untuk mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi tersebut dijabarkan lebih konkrit ke dalam sejumlah konstruk yang disebut sebagai Exploratory Acquisition of Product (EAP) yang dikutip dari Van Trijp (1996:291) yang telah disesuaikan sebagai berikut:

1) Lebih suka merek yang belum pernah dicoba.

2) Merasa tertantang jika memesan merek yang belum familiar.

3) Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek yang baru.

4) Tidak khawatir dalam mencoba merek baru atau berbeda.

5) Jika merek produk tersedia dalam sejumlah variasi, pasti akan mencobanya.

6) Menikmati peluang membeli merek yang tidak familiar demi mendapatkan variasi dalam suatu pembelian.

2.2 Penelitian Terdahulu

Naibaho (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ketidak Puasan Konsumen dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap keputusan

Perpindahan Merek Handphone GSM dari Nokia Ke Sony Ericcson”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ketidak puasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Nokia ke Sony Ericsson pada mahasiswa Ekonomi S-1 reguler USU.

Yudi dan Koharwinata dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kebutuhan Mencari Variasi dan Ketidakpuasan Konsumen terhadap Keputusan Perpindahan Merek Pada Produk Telepon Seluler (GSM) di Kalangan Mahasiswa Universitas Kristen Petra” dengan menggunakan jenis jenis penelitian kausal, yang dimana penelitian tersebut dilakukan utuk menghubungkan sebab akibat perpindahan merek produk telepon seluler yang dibeli ditinjau dari ketidak puasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi merek atas produk telepon seluler (GSM) menyatakan bahwa tingkat ketidakpuasan konsumen mempunyai


(28)

pengaruh lebih dominan dibandingkan dengan kebutuhan mencari variasi

terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen pengguna telepon seluler (GSM) di Universitas Kristen Petra Surabaya.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan sebagai pedoman arah tujuan penelitian dan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesisnya (Wiratha 2006:24). Menurut Howard dalam Mayasari (2005:21), kebutuhan mencari variasi adalah perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Konsumen akan berusaha mencari keberagaman (variasi) merek (brand) diluar kebiasaanya atau konsumen hanya sekedar mencoba sesuatu yang baru atau mencari kebaruan dari suatu produk sesuai selera konsumen tersebut.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. Ketidakpuasan konsumen terjadi apabila kinerja suatu produk tidak sesuai dengan persepsi dan harapan konsumen (Kotler dan Keller, 2008:177)

Faktor – faktor penting yang mempengaruhi perpindahan merek adalah faktor harga, kualitas, promosi (Setiadi, 2003:11). Harga yang murah, kualitas yang bagus dan promosi yang menarik dapat menyebabkan perpindahan merek. Perpindahan merek (Brand switching) adalah pola pembelian yang

dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya ningrum, 2005:5). Dari teori yang ada diatas maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah : Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh terhadap keputusan perpindahan merek handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blacberry pada siswa SMA Swasta HARAPAN-I medan.

BAB III Ketidakpuasan Konsumen (X1)

Kebutuhan Mencari Variasi (X2)


(29)

METODE PENELITIAN 3.1.Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sifat penelitian ini adalah asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA Swata HARAPAN-I Medan, JL Imam Bonjol No 35. Medan, sedangkan waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 201i sampai dengan Juni 2011.

3.3.Batasan Operasional

Batasan operasional penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas yaitu: Ketidakpuasan Konsumen (X1), dan kebutuhan

mencari variasi (X2).

b. Variabel terikat,yaitu perpindahan merek (Y) 3.4.Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah:

a. Ketidakpuasan Konsumen (X1)

Ketidakpuasan konsumen adalah suatu keadaan dimana pengharapan konsumen tidak sama atau lebihtinggi daripada kinerja yang diterimanya dari pemasar..


(30)

b. Kebutuhan Mencari Variasi (X2)

Kebutuhan mencari variasi perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena terlibatan rendah pada merek atau produk. Kebutuhan mencari variasi ditinjau dari ciri-ciri atau sifat perilaku pembelian pencari variasi yang terdiri dari perilaku pembelian yang bersifat penyelidikan, penyelidikan pemakaian orang lain, dan keinovatifan pemakaian.

c. Perpindahan merek (Y)

Pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek lain. Perpindahan merek ditinjau dari dimensi kualitas produk, harga, teknologi, tempat, dan promosi.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi operasional Indikator pengukuran Ketidakpuasan

Konsumen (X1)

Keidakpuasan konsumen adalah suatu keadaan dimana pengharapan konsumen tidak sama atau lebihtinggi daripada kinerja yang diterimanya dari pemasar

a.Kemampuan batrai Sony Ericsson .

b.Tingkat kerusakan handphone Sony Ericsson.

c.Pemanfaatan fitur Sony Ericsson. d.Prosedur

perbaikan Sony Ericsson

e.Desain

handphone Sony


(31)

Ericsson. Kebutuhan

Mencari Variasi

(X2)

Sebuah komitmen kognitif untuk membeli merek yang bebeda karena berbagai alasan yang berbeda, keinginan baru atau timbulnya rasa bosan pada sesuatu yang telah lama dikonsumsi.

a.Mencoba merek yang belum pernah dicoba. b.Tertantang memiliki handphone tercanggih. c.mencoba sejumlah variasi tipe yang tersedia. d.Mencoba merek

baru meskipun menyukai Sony E.. Skala Likert Perpindahan Merek (Y)

Pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek lain

a.Bosan dengan model handphone Sony Ericsson.

b.Harga yang terjangkau. c.Kemajuan

teknologi Blackberry d.Fitur yang

kompeten. e.Tergiur promosi

Blackberry.

Skala Likert

3.5.Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:86). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2


(32)

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber:Sugiyono(2009:86)

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yag terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuatntitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:55). Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan, yang berjumlah 810 orang siswa. Berikut ini daftar populasi penelitian:

Tabel 3.3 Daftar Populasi

Kelas jenis kelamin

Murid laki-laki (Orang) Murid perempuan (Orang)

X 169 154

XIa 94 98

XIs 48 32

XIIa 84 83

XIIs 44 25

Jumlah 439 392

Sumber : SMA Swasta HARAPAN-I, Oktober 2010 (data diolah)

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Siswi SMA Swasta HARAPAN-I yang menggunakan handphone GSM merek Blackberry dan Sony Ericsson dengan menggunakan rumus: (Supramono, 2003: 52)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = Nilai Standar normal yang besarnya tergantung kepadaα Bila α = 0.05 maka Z = 1,96

Bila α = 0,1 maka Z = 1,67 p = Estimasi proporsi populasi


(33)

d = penyimpangan yang ditolerir

Berhubung p belum diketahui maka peneliti mengadakan pra survey terhadap sekitar 30 pelajar di SMA Harapan. Para pelajar yang memenuhi kriteria pernah memakai Sony Ericsson kemudian beralih kepada Blackberry dan yang memakai Blackberry dan sekaligus memakai Sony Erickson adalah sekitar 23 orang yang jika dipersentasikan 75%. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi adalah:

n = 52.29 dibulatkan menjadi 53 orang.

Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Menurut sugiono (2009:61), sampel purposif adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Bahan pertimbangan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Responden dalam penelitian ini adalah pelajar SMA Swasta HARAPAN-I dari kelas X sampai dengan XHARAPAN-IHARAPAN-I yang masi aktif di bangku sekolah. 2. responden dalam penelitian ini adalah konsumen handphone GSM yang

telah berpindah merek dari Sony Ericsson ke Blackberry , dan saat ini menggunakan merek Blackberry.

3.7.Teknik Pengumpulan Data


(34)

a. Wawancara (Interview)

Pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab (Interview) kepada distributor Blackberry berlandaskan pada tujuan penelitian.

b. Daftar pertanyaan (Questionare)

Pada penelitian ini dilakukan dengan alat bantu yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu Siswa Siswi SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

c. Studi Dokumentasi

Dengan memperoleh data melalui buku-buku, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan

3.8.Jenis Dan Sumber Data Jenis data penelitian ini adalah: 1). Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui tehnik pengumpulan data yaitu wawancara kepada distributor dan penyebaran questionare secara langsung terhadap pelajar SMA Swasta HARAPAN-I Medan.

2). Data Sekunder

Sumber-sumber tertulis dan data yang diperoleh melalui media perantara, yaitu media cetak mengenai sejarah organisasi/perusahaan, buku, jurnal-jurnal penelitian, dan literatur.


(35)

Menurut Sugiyono (2005), “Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari nilai koefisien korelasi (r) 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.

Menurut Ghozali (2005), “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”.

Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methode), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Pratisto, 2004).

Menurut Ghozali (2005), “Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang; 2) One Shot atau pengukuran sekali saja”.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang


(36)

diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah teknik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005).

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) Normalitas, (2) Multikolinieritas, (3) Heteroskedasitisitas. Uji asumsi klasik merupakan penggunaan dari metode original least square dalam menghitung persamaan regresi.

3.10.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (K-S), dimana jika angka signifikansi yang di tunjukkan dalam tabel lebih kecil dari pada alpha 5%, maka dapat dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, sedangkan sebaliknya apabila angka signifikansi didalam tabel lebih besar dari alpha 5% maka data telah memenuhi uji normalitas (Ghozali, 2005:45).


(37)

Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui grafik (Histogram dan Normal P-Plot) dan analisis statistik yakni:

a. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik Normal P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram nya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Analisis statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai Kolmogrov-Smirnov (K-S) dan nilai Asymp.sig (2-tailed) atau probabilitasnya di atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.10.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah data ditemukan korelasi diantara variabel bebas (independet variabel). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Gejala ini dapat di deteksi dengan nilai Tolerance dan nilai Variance Factor (VIF). Nilai Tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF =


(38)

1/Tolerance). Nilai Cutoff atau batas yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 , atau sama dengan nilai VIF 0,10. Setiap peneliti harus dapat menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolinieritas 0,95 (Ghozali, 2005:49).

3.10.2.3 Uji Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan dalam sebuah variabel model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dan uji park. Park mengemukakan metode bahwa varians (S2) merupakan fungsi variabel-variabel bebas. Uji ini dilakukan dengan menguadratkan nilai residual (U2i) dari model kemudian kuadrat residual dilogaritmakan (LnU2i). Kemudian nilai logaritma dari kuadrat residual dimasukkan sebagai variabel terikat dalam persamaan regresi yang baru. Jika angka signifikansi t yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5%, maka dikatakan tidak terdapat heterokedastisitas dalam data model. Sebaliknya, jik angka signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5%, maka dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas dalam data model (Ghozali, 2005:55).

Cara menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatter plot, analisis data sebagai berikut:


(39)

1. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, titik meyebar di atas dan dibawah angkas 0 (nol) maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.3 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. regresi linier berganda (multiple linier regression method) dengan menggunakan pengolahan data melalui SPSS (Statistical Package for Social Science). Dengan demikian model analisis adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Perpindahan Merek a = Konstanta

b1,b2 = Kofisien Regresi

X1 = Ketidakpuasan Konsumen

X2 = Kebutuhan Mencari Variasi

e = Eror of term

Parameter persamaan regresi linier berganda tersebut dapat menunjukkan koefisien regresi atas setiap variabel bebas (independent variable), positif atau negatif. Koefisien regresi b akan bernilai positif jika menunjukkan hubungan searah anatar variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Artinya kenaikan variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat dan sebaliknya, penuruan variabel bebas akan menurunkan variabel terikat. Koefisien regresi b akan bernilai negatif jika menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Artinya kenaikan variabel bebas akan mengakibatkan penurunan


(40)

variabel terikat dan sebaliknya, penurunan variabel bebas akan menaikkan variabel terikat.

3.10.4. Pengujian Hipotesis a. Uji Serempak (Uji- F)

Uji serempak atau Uji-F ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yakni b1, b2 untuk dapat menjelaskan

tingkah laku variabel Y. Uji-F juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : b1, b2 = 0 (Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi

secara serempak atau simultan tidak memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).

Ha : bi ≠0, i = 1,2(Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi

secara serempak atau simultan memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan

ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih

kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa

variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Demikina pula sebaliknya apabila Fhitung lebih


(41)

bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, dengan

ketentuan jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau signifikansi Fhitung lebih

kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa

variabel bebas (independent variable) dalam model mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Demikina pula sebaliknya apabila Fhitung lebih

kecil dari Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel

bebas dalam model secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat.

b. Uji Parsial (Uji-t)

Uji parsial atau uji-t adalah untuk menguji apakah suatu variabel bebas berpengaruh secara individu terhadap variabel terikatnya. Hipotesis yang akan diuji penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : bi ≠0, (Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara

parsial tidak memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan).

H0 : bi ≠0,(Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi secara

parsial memiliki pengaruh terhadap perpindahan merek handphone GSM Dari Sony Ericsson ke Blackberry Pada Siswa SMA Swasta HARAPAN-1 Medan)

Mengetahui apakah suatu variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak digunakan uji-t dengan ketentuan jika thitung lebih besar dari ttabel


(42)

atau signifikansi thitung lebih kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha

diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable) dalam model secara parsial mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Demikian sebaliknya apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka H0

diterima dan Ha ditolak artinya variabel bebas (independent variable) dalam model secara parsial tidak mempengaruhi variabel terikat (dependent variable)

BAB IV


(43)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Blackberry

Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM). Didirikan oleh seorang imigran Yunani di kota Waterloo, Kanada.

4.1.2. Sejarah RIM (Research In Motion)

Kisah sukses Research In Motion Ltd, berawal dari seorang pemuda Yunani bernama Mike Lazardis, yang pada tahun 1967 berimigrasi dari Turki ke Kanada untuk mewujudkan mimpi dan merubah nasibnya. Ia sempat kuliah di Universitas Waterloo, mendalami Teknik Elektro, namun karena sesuatu hal ia dikeluarkan.

Pada tahun 1984, dengan modal pinjaman dari teman dan keluarganya, Lazarsis dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo, Ontario Kanada.Kontrak kerja pertamanya datang dari General Motor Kanada untuk mengerjakan otomatisasi industri. Pada tahun pertamanya, dari berbagai kontrak kerja, RIM berhasil mendapatkan penghasilan $1 juta dengan karyawan sekitar 12 orang.

Pada tahun 1987, RIM menerima kontrak dari Roger Cantel Mobile Comminications, operator pager dan telepon seluler.Dalam kontraknya, RIM bertugas mencari tahu potensi dari sistim jaringan digital nirkabel baru yang di kenalkan Ericsson. RIM berhasil membuat modem radio nirkabel berukuran mini pada tahun 1990. Modem buatan RIM banyak dipakai oleh perusahaan untuk berbagai produk dari komputer sampai mesin penjual otomatis.


(44)

Pada tahun 1991 RIM mengembangkan software untuk mendukung sistim e-mail nirkabel. RIM bekerja sama dengan dua perusahaan besar seperti Ericsson, dan Anterior Technologi. Ericsson berhasil mengenalkan modem radio portabel th 1992, Anterior Technologi bertugas menyediakan gateway untuk sistim e-mail sementara RIM akan meyediakan aplikasi pemograman. Kerjasama tiga pihak ini berhasil menciptakan sistim e-mail nirkabel dengan konektivitas tak terputus.

Pada tahun 1996, RIM dalam mengembangkan bisnis perangkat e-mail nirkabel mengenalkan pager yg di beri nama Inter@ctive pager. Saat diluncurkan ke publik tahun 1997, Inter@ctive pager yang dijual seharga $675 menjadi produk yang sangat populer dan digemari.

Pada tahun 1998 RIM mendapat banyak kontrak untuk membuat Inter@ctive pager bagi banyak perusahaan besar seperti IBM, Panasonic Corp, Mobile Integrated Technologies, dan Telxon Corp. Akhhir 1998 RIM mengenalkan versi upgrade dari Inter@ctive pager yang lebih hebat, kecil, murah dan punya daya tahan lebih lama.

Setelah dua produk Inter@ctive pager sukses di pasaran, akhirnya pada tahun 1999, RIM memutuskan untuk fokus di perangkat e-mail koorporat dengan mengenalkan produk barunya, yaitu BlackBerry.Sejak saat itu BlackBerry terus berkembang baik dari sisi perangkatnya yang makin canggih, solusi layanan, serta perusahaan hardware dan software yang mendukungnya

4.1.3. Profil Blackberry

BlackBerry ingin dinamakan pocket link sebuah nama yang fungsional tapi membosankan, kemudian juga hampir dinamakan Strawberry, karena mirip


(45)

dengan buah strawberry, tapi terkesan terlalu jinak, Sehingga dinamakan Blackberry, nama yang akrab tapi cerdas.

Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry. Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server.

Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelkom dan Telkomsel.Excelkom menyediakan dua pilihan layanan yaitu Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server+ (BES+).

BES adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, ditujukan bagi pelanggan korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Novel Wise, Lotus Domino dan 10 akun e-mail berbasis POP3/IMAP melalui telepon genggam. Sementara, operator Telkomsel hanya menyediakan Blackberry sebagai bagian dari layanan korporasi dengan Blackberry Enterprise Server.

Layanan Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry saja. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, ketiga operator ini telah menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry Internet Solution diakses melalui smartphone jenis lain seperti Nokia (9500, N-9300, N-9300i, E61), Sony Ericsson P910i, M600i, Palm Treo, Dopod, dan lainnya.


(46)

4.1.4. Sejarah Singkat Sony Ericsson

Sony (saat itu nama perusahaannya menggunakan bahasa Jepang “Tokyo Tsushin Kogyo”) merupakan perusahaan terbesar di Jepang dan juga di dunia yang diperdagangkan dalam bursa saham Tokyo (6758) dan bursa saham New York (SNE melalui ADR). Kata Sony diserap dari bahasa latin“Sonus” yang berarti akar dari sonik dan bunyi, dan serapan dari bahasa Inggris “Sonny” yang diartikan sebagai anak kecil yang memiliki arti adanya sekelompok anak muda yang berusaha keras menciptakan inovasi yang tidak terbatas. Sony didirikan pada Mei 1946 sebagai perusahaan elektronik yang saat itu baru memiliki 20 karyawan dengan hasil produksi pertama ialah alat penanak nasi (1940). Sekitar tahun 1958 Tokyo Tsushin Kogyo resmi mengganti nama perusahaan menjadi Sony Corporation.

Perkembangan perusahaan Sony Music Entertainment pada tahun 2004 berhasil melakukan merger dengan BMG menjadi Sony BMG Music yang disetujui oleh Uni Eropa dan juga bersama RIAA Universal menguasai 60% pasar musik dunia. Kemudian pada tahun yang sama, Sony membeli perusahaan Metro Goldwyn-Mayer seharga US$5 milyar dan masih menyisihkan hutang sebesar US$2 milyar.

Dalam produksi film, Sony Pictures Entertainment bekerja sama dengan Colombia Pictures, TriStar pictures, Mandalay Entertainment, Phoenix Pictures, Sony Pictures Classics, Sony Pictures Entertainment, Colombia-TriStar Home Video, Truimph Films, Metro-Goldwyn Mayer, United Artist, Screen Gems. 1 Dalam bidang musik, Sony BMG Music Entertainment dengan Colombia


(47)

Records, Epic Records, Legacy Recordings, Sony Classical, Sony Nashville, dan Sony Wonder. Dalam bisnis Handphone bersama dengan Ericsson menciptakan hasil karya baru Sony Erricsson.Dalam bidang Video menghasilkan produk PlayStation dan juga Tape Recorder dan juga Hardware komputer.

Sedangkan dengan perusahaan Ericsson yang didirikan oleh Larn Magnus Ericsson (1876) merupakan perusahaan besar di Swedia yang berpusat di Kista.Awalnya Larn membangun sebuah toko perbaikkan telegram dan memperbaiki telepon asing oleh Carl Johan Anderson yang berpusat di Stockholm (1876).Pada tahun 1878 Ericsson mulai menjual sendiri peralatan telepon dan switchboards untuk perusahaan telekomunikasi pertma di Swedia, Stockholm Allmanna Tellefonaktiebolag.

Ericsson memutuskan untuk membuat chip di philips facility. Namun, sejak kebakaran yang menimpa pabrik tersebut, Ericsson menderita kerugian akibat pemasaran produk yang tertunda.Selang kejadian tersebut Ericsson mengalami kerugian yang sangat besar. Oleh karena itu, Ericsson memutuskan untuk melakukan penggabungan atau merger dengan perusahan asia yang dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah untuk pemasaran handset. Lalu bergabunglah perusahan Sony dan Ericsson pada Agustus 2001 dengan menandatangani syarat-syarat penggabungan kedua perusahaan dan segera diumumkan pada bulan april 2001. Akhirnya terbentuklah sebuah perusahaan besar yang namanya sudah tidak asing hingga saat ini yaitu Sony Ericsson (oktober 2001) dengan nama lengkap Sony Ericsson Mobile Communication AB. Sony Ericsson menjadi perusahaan terbesar ke enam setelah Nokia, Samsung, LG, Research in Motion, dan Apple.


(48)

Menciptakan model baru berkemampuan fotografi digital merupakan strategi Sony Ericsson yang sukses di pasar dunia tahun 2002-2003 dengan pencapaian target keuntungan pertama. Kemudian pada Juni 2003, SE menghentikan produk CDMA untuk pasar Amerika Serikat dan terfokus pada pemasaran GSM.Pada Oktober 2003, SE kembali melancarkan P900 yang diperkenalkan di Las Vegas dan Beijing. Tahun 2004, pasar saham SE meningkat hingga 7% dari 5,6% disusul pada bulan Juli, SE mengeluarkan produk P910 communicator dengan fitur thumbboard terintegrasi, e-mail, dan memory eksternal. Pada tahun 2005, SE kembali merilis ponsel erbaru K750i dengan fitur kamera 2 megapixel dan juga W800i sebagai kesuksesan pertama SE dalam memproduksi ponsel Walkman.Selanjutnya SE juga memproduksi operasi Symbian UIQ P990 (Oktober 2005), CyberShot K750 (2005), CyberShot K850 (2007), C905 (2008).

Perusahaan Sony Ericsson memberikan penciptaan fitur dan layanan untuk barang-barang produksinya. Sebagian ponsel Sony Ericsson menggunakan layanan suara GSM 2G dan 3D dan juga layanan EDGE (2.5G) dan 3.5G. sebagiannya juga menggunakan layanan 1G, cdma 2G, 3G, 2.5G dan 3.5G (EV-DO). Sony Ericsson juga menggunakan layanan jaringan dari jepang, seperti au by KDDI, softBank Mobile, dan NTT docomo.Selain itu, Sony Ericsson juga memiliki fitur PlayNow Area yang dapat digunakan untuk mengunduh file yang tersedia dalam fitur tersebut.

Tahun 2009, perusahan SE mengalami penurunan tajam sehingga harus memecat hingga ribuan karyawan sebagai upaya untuk mengendalikan biaya dan gejolak ekonomi yang berkelanjutan serta memindahkan markasnya ke Atlanta.


(49)

SE memilih Atlanta karena berdekatan dengan AT&T Inc yang merupakan salah satu perusahaan sebagai pelanggan terbesar.Kemudian SE mengkonsolidasikan pengembangan produk dengan menutup site research di berbagai negara seperti di Swedia, Chennai, India, Miami, San Diego, Seattle, Kista dan Traingle Park.

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat pengaruh ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasiterhadap perpindahan merek Handphone GSM dari Sony Ericsson ke Blackberry pada Siswa SMA Swasta Harapan I medan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.2.1.1Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung> rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid.

b. Jika rhitung negatif atau rhitung< rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.


(50)

Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.

Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 54.3333 22.575 .139 .880

VAR00002 53.9000 20.438 .632 .844

VAR00003 53.7333 22.202 .441 .855

VAR00004 53.7000 21.734 .452 .854

VAR00005 53.8667 22.120 .482 .853

VAR00006 54.0000 22.759 .156 .874


(51)

VAR00008 53.7000 20.700 .594 .846

VAR00009 53.9000 21.197 .551 .849

VAR00010 53.9667 20.792 .626 .845

VAR00011 53.7000 19.803 .776 .836

VAR00012 53.8333 19.316 .797 .833

VAR00013 53.6667 21.057 .582 .848

VAR00014 53.9000 21.541 .479 .853

Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 (data diolah)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan

rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05;30),

diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1 dan 6 tidak valid karena Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,361. Maka ketiga pernyataan tersebut harus dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Validitas Instrumen Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00002 46.2333 17.840 .622 .891

VAR00003 46.0667 19.513 .425 .900

VAR00004 46.0333 18.930 .470 .898

VAR00005 46.2000 19.476 .454 .898

VAR00007 46.1333 17.223 .752 .884

VAR00008 46.0333 18.033 .595 .893

VAR00009 46.2333 18.047 .657 .889


(52)

VAR00011 46.0333 17.344 .746 .884

VAR00012 46.1667 16.764 .795 .881

VAR00013 46.0000 18.276 .605 .892

VAR00014 46.2333 18.599 .530 .896

Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 (data diolah) Interpretasi item total statistic adalah:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 54,3 ; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 54,2 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel (butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnyaadalah 24.7 sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 26,8 dan seterusnya.

3. Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui

validitas pada setiap butir pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 4.3

Validitas Instrumen II No. Butir

Instrumen

Corrected item total correlation

R tabel Keputusan

2 .622 0,361 Valid

3 .425 0,361 Valid

4 .470 0,361 Valid

5 .454 0,361 Valid


(53)

8 .595 0,361 Valid

9 .657 0,361 Valid

10 .717 0,361 Valid

11 .746 0,361 Valid

12 .795 0,361 Valid

13 .605 0,361 Valid

14 .530 0,361 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan valid.

4.2.1.2Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak

reliabel.

Tabel 4.4 Uji Validitas II Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00002 46.2333 17.840 .622 .891

VAR00003 46.0667 19.513 .425 .900


(54)

VAR00005 46.2000 19.476 .454 .898

VAR00007 46.1333 17.223 .752 .884

VAR00008 46.0333 18.033 .595 .893

VAR00009 46.2333 18.047 .657 .889

VAR00010 46.3000 17.734 .717 .886

VAR00011 46.0333 17.344 .746 .884

VAR00012 46.1667 16.764 .795 .881

VAR00013 46.0000 18.276 .605 .892

VAR00014 46.2333 18.599 .530 .896

Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 (data diolah)

Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa semua variabel reliabel karena nilai Cronbach’sAlpha diatas 0,361.

Tabel 4.5 Reliability Statistic Cronbach's

Alpha N of Items

.899 12

Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 (data diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,899 dan rtabel

sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar

dari rtabel (0,899> 0,80) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat

digunakan untuk penelitian.

Tabel 4.6 Reliabilitas Instrumen No.Butir

Instrumen

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Cronbach's Alpha Keputusan

2 .891 0.80 Reliabel

3 .900 0.80 Reliabel

4 .898 0.80 Reliabel


(55)

7 .884 0.80 Reliabel

8 .893 0.80 Reliabel

9 .889 0.80 Reliabel

10 .886 0.80 Reliabel

11 .884 0.80 Reliabel

12 .881 0.80 Reliabel

13 .892 0.80 Reliabel

14 .896 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data primer 2011 (data diolah)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40) menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,80. Tabel 4.6 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80. maka setiap variabel dinyatakan reliabel.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual penulis menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang menbandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.

Hipotesis:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(1)

11

Setujukah saudara/i berpindah merek

handphone

GSM karena teknologi

yang terdapat pada Blackberry lebih

canggih?

12

Setujukah saudara/i berpindah merek

handphone

GSM karena saudara/i

tergiur dengan promosi dari Blackberry

yang menawarkan hadiah menarik

ketika pembelian?

TERIMA KASIH

Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas I

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 54.3333 22.575 .139 .880

VAR00002 53.9000 20.438 .632 .844

VAR00003 53.7333 22.202 .441 .855

VAR00004 53.7000 21.734 .452 .854

VAR00005 53.8667 22.120 .482 .853


(2)

VAR00007 53.8000 19.959 .723 .839

VAR00008 53.7000 20.700 .594 .846

VAR00009 53.9000 21.197 .551 .849

VAR00010 53.9667 20.792 .626 .845

VAR00011 53.7000 19.803 .776 .836

VAR00012 53.8333 19.316 .797 .833

VAR00013 53.6667 21.057 .582 .848

VAR00014 53.9000 21.541 .479 .853

Validitas Instrumen II

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00002 46.2333 17.840 .622 .891

VAR00003 46.0667 19.513 .425 .900

VAR00004 46.0333 18.930 .470 .898

VAR00005 46.2000 19.476 .454 .898

VAR00007 46.1333 17.223 .752 .884

VAR00008 46.0333 18.033 .595 .893

VAR00009 46.2333 18.047 .657 .889

VAR00010 46.3000 17.734 .717 .886

VAR00011 46.0333 17.344 .746 .884

VAR00012 46.1667 16.764 .795 .881

VAR00013 46.0000 18.276 .605 .892

VAR00014 46.2333 18.599 .530 .896


(3)

Cronbach's

Alpha N of Items

.899 12

Uji Normalitas

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 53

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.50826651

Most Extreme Differences Absolute .064

Positive .032

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .466


(4)

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 53

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.50826651

Most Extreme Differences Absolute .064

Positive .032

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .466

Asymp. Sig. (2-tailed) .982

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized


(5)

B Std. Error Beta

1(Constant) -.414 1.274 -.325 .747

Ketidakpuasankonsumen .096 .076 .194 1.267 .211

Kebutuhanmencarivariasi .006 .101 .009 .056 .955

a. Dependent Variable: absut

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 4.821 2.085 2.312 .025

Ketidakpuasan

konsumen .367 .124 .324 2.953 .005 .824 1.214

Kebutuhanmen

carivariasi .771 .165 .511 4.660 .000 .824 1.214

a. Dependent Variable: Perpindahanmerek

Pengujian Hipotesis

Uji Regresi Berganda

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.821 2.085 2.312 .025

Ketidakpuasankonsumen .367 .124 .324 2.953 .005

Kebutuhanmencarivariasi .771 .165 .511 4.660 .000


(6)

Koefisien Determinan

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .710a .505 .485 1.53814

a. Predictors: (Constant), Kebutuhanmencarivariasi, Ketidakpuasankonsumen b. Dependent Variable: Perpindahanmerek

Uji Serempak (Uji-F)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 120.575 2 60.287 25.482 .000a

Residual 118.293 50 2.366

Total 238.868 52

a. Predictors: (Constant), Kebutuhanmencarivariasi, Ketidakpuasankonsumen b. Dependent Variable: Perpindahanmerek

Uji Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.821 2.085 2.312 .025

Ketidakpuasankonsumen .367 .124 .324 2.953 .005

Kebutuhanmencarivariasi .771 .165 .511 4.660 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Dari Nokia Ke Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Hukum S-1 USU

1 32 99

Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone Gsm Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU)

0 38 108

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN, KEBUTUHAN MENCARI VARIASI DAN IKLAN PESAING TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK

5 42 135

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN VARIETY PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN VARIETY SEEKING TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE DARI NOKIA KE BLACKBERRY.

0 4 12

PENDAHULUAN PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN VARIETY SEEKING TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE DARI NOKIA KE BLACKBERRY.

0 3 7

LANDASAN TEORI PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN VARIETY SEEKING TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE DARI NOKIA KE BLACKBERRY.

0 13 7

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN VARIETY SEEKING TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK HANDPHONE DARI NOKIA KE BLACKBERRY.

0 3 49

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN, KARAKTERISTIK KATEGORI PRODUK DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PRODUK SMARTPHONE (Studi Kasus Pada Perpindahan Merek Blackberry ke Android Samsung).

0 2 156

Pengaruh ketidakpuasan konsumen, harga dan kebutuhan mencari variasi produk terhadap keputusan perpindahan merek dari Handphone BlackBerry (Studi terhadap mahasiswa yang pernah menggunakan Handphone BlackBerry pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unive

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh ketidakpuasan konsumen, harga dan kebutuhan mencari variasi produk terhadap keputusan perpindahan merek dari Handphone BlackBerry (Studi terhadap mahasiswa yang pernah menggunakan Handphone BlackBerry pada J

0 0 14