2.3.4 Penyebab Kelelahan Kerja
Akar masalah kelelahan umum terjadi karena monotonnya pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak
tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik
batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Pengaruh dari keadaan yang menjadi sebab kelelahan tersebut seperti berkumpul dalam tubuh dan
mengakibatkan pe rasaan lelah Suma‘mur, 2013.
2.3.5 Proses Terjadinya Kelelahan
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi
kelangsungan aktivasi otot. Suma‘mur 2013 menjelaskan keadaan dan perasaan lelah adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaraan yaitu otak cortex ceberi
yang dipengaruhi atas dua sistem saraf antagonis yaitu sistem penghambat dan sistem penggerak. Sistem penghambat bekerja terhadap thalamus yang mampu
menurunkan kemampuan manusia beraksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Sistem penggerak terdapat dalam formasio retikularis yang dapat
merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari organ-organ dalam tubuh ke arah kegiatan bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain.
Dengan demikian, keadaan seseorang pada suatu saat bergantung pada hasil kerja kedua sistem ini. Apabila sitem penggerak lebih kuat dari sistem
penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya, apabila sistem penghambat lebih kuat dari system penggerak
maka orang akan mengalami kelelahan. Itulah sebabnya, seseorang yang sedah lelah dapat melakukan aktivitas secara tiba-tiba apabila mengalami suatu peristiwa
yang tidak terduga dengan ketegangan emosi. Demikian juga kerja yang monoton bisa menimbulkan kelelahan walaupun beban kerjanya tidak seberapa.
2.3.6 Cara Mengatasi Kelelahan
Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara yang ditujukan kepada aneka hal yang bersifat umum dan pengelolaan
kondisi pekerjaan dan lingkungan di tempat kerja. Misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan cara menerapkan jam kerja dan waktu istirahat sesuai dengan
ketetentuan yang berlaku, pengaturan cuti yang tepat, penyelenggaraan tempat istirahat yang memperhatikan kesegaran fisik dan keharmonisan mental-
psikologis, pemanfaatan masa libur dan peluang untuk rekreasi. Penerapan ergonomi yang bertalian dengan perlengkapan dan peralatan kerja, cara kerja serta
pengolahan lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan fisiologi dan psikologi merupakan upaya yang sangat membantu mencegah timbulnya kelelahan
Suma‘mur, 2013.
2.3.7 Pengukuran Kelelahan
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran yang dilakukan peneliti sebelumnya hanya berupa indikator
yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja. Menurut Tarwaka et.al. 2004, mengelompokkan metode pengukuran kelelahan dalam beberapa
kelompok sebagai berikut :