Cara Mengatasi Kelelahan Pengukuran Kelelahan
1. Kualitas dan Kuantitas kerja yang dilakukan pada metode ini, kuantitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja waktu yang digunakan
setiap item atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Namun demikian banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti target
produksi, faktor sosial, dan perilaku psikologis dalam kerja. Sedangkan kualitas output kerusakan produk, penolakan produk atau frekuensi
kecelakaan dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukanlah merupakan causal factor.
2. Uji Psikomotor psychomotor test Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi
motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu
rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu , denting suara,
sentuhan kulit atau goyangan badan. 3. Uji hilangnya kelipan flicker-fusio test dalam kondisi yang lelah,
kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara
dua kelipan, disamping itu untuk mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.
4. Uji beban kerja mental secara FisiologisBiomekanis Seseorang tenaga kerja dapat dianggap fit untuk sesuatu pekerjaan
tertentu, bila orang itu dapat melakukan pekerjaan tersebut secara terus-
menerus tanpa merasa lelah dan mempunyai kapasitas cadangan bila harus menghadapi beban kerja yang lebih berat tanpa terjadi gangguan
keseimbangan fisiologis setelah menyelesaikan pekerjaannya. 5. Pengukuran kelelahan secara subjektif
A.Subjective self rating test Subjective Self Rating Test dari Industrial Fatigue Research Committee
IFRC Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar
pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan tentang
gambaran kelelahan fisik. Skor yang diberikan pada masing-masing frekuensi yaitu tidak pernah merasakan diberi nilai 1, kadang-kadang
merasakan diberi nilai 2, sering merasakan diberi nilai 3, dan sering sekali merasakan diberi nilai 4. Hasil akhir penilaian terdiri dari 4
tingkatan kelelahan yaitu tingkat kelelahan rendah 30-52, tingkat kelelahan sedang 53-75, tingkat kelelahan tinggi 76-98, dan tingkat
kelelahan sangat tinggi 99-120. B.Nordic Body Map
Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan atas terjadinya gangguan atau cedera pada otot-otot skeletal.
Dalam aplikasinya, metode ini menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh body map yang sangat sederhana dan mudah dipahami, serta
hanya memerlukan waktu yang sangat singkat sekitar 5 menit.