maka  orang  akan  mengalami  kelelahan.  Itulah  sebabnya,  seseorang  yang  sedah lelah dapat melakukan aktivitas secara tiba-tiba apabila mengalami suatu peristiwa
yang tidak terduga dengan ketegangan emosi. Demikian juga kerja yang monoton bisa menimbulkan kelelahan walaupun beban kerjanya tidak seberapa.
2.3.6 Cara Mengatasi Kelelahan
Kelelahan dapat dikurangi bahkan ditiadakan dengan pendekatan berbagai cara  yang  ditujukan  kepada  aneka  hal  yang  bersifat  umum  dan  pengelolaan
kondisi  pekerjaan  dan  lingkungan  di  tempat  kerja.  Misalnya,  banyak  hal  dapat dicapai  dengan  cara  menerapkan  jam  kerja  dan  waktu  istirahat  sesuai  dengan
ketetentuan  yang  berlaku,  pengaturan  cuti  yang  tepat,  penyelenggaraan  tempat istirahat  yang  memperhatikan  kesegaran  fisik  dan  keharmonisan  mental-
psikologis,  pemanfaatan  masa  libur  dan  peluang  untuk  rekreasi.  Penerapan ergonomi yang bertalian dengan perlengkapan dan peralatan kerja, cara kerja serta
pengolahan lingkungan kerja  yang memenuhi  persyaratan fisiologi  dan psikologi merupakan  upaya  yang  sangat  membantu  mencegah  timbulnya  kelelahan
Suma‘mur, 2013.
2.3.7 Pengukuran Kelelahan
Sampai  saat  ini  belum  ada  cara  untuk  mengukur  tingkat  kelelahan  secara langsung. Pengukuran yang dilakukan peneliti sebelumnya hanya berupa indikator
yang  menunjukkan  terjadinya  kelelahan  akibat  kerja.  Menurut  Tarwaka  et.al. 2004,  mengelompokkan  metode  pengukuran  kelelahan  dalam  beberapa
kelompok sebagai berikut :
1.  Kualitas  dan  Kuantitas  kerja  yang  dilakukan  pada  metode  ini,  kuantitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja waktu yang digunakan
setiap item atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Namun demikian  banyak  faktor  yang  harus  dipertimbangkan  seperti  target
produksi,  faktor  sosial,  dan  perilaku  psikologis  dalam  kerja.  Sedangkan kualitas  output  kerusakan  produk,  penolakan  produk  atau  frekuensi
kecelakaan  dapat  menggambarkan  terjadinya  kelelahan,  tetapi  faktor tersebut bukanlah merupakan causal factor.
2.  Uji Psikomotor psychomotor test Pada  metode  ini  melibatkan  fungsi  persepsi,  interpretasi  dan  reaksi
motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu  reaksi.  Waktu  reaksi  adalah  jangka  waktu  dari  pemberian  suatu
rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam  uji  waktu  reaksi  dapat  digunakan  nyala  lampu  ,  denting  suara,
sentuhan kulit atau goyangan badan. 3.  Uji  hilangnya  kelipan  flicker-fusio  test  dalam  kondisi  yang  lelah,
kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah  akan  semakin  panjang  waktu  yang  diperlukan  untuk  jarak  antara
dua kelipan, disamping itu untuk mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja.
4.  Uji beban kerja mental secara FisiologisBiomekanis Seseorang  tenaga  kerja  dapat  dianggap  fit  untuk  sesuatu  pekerjaan
tertentu, bila orang itu dapat melakukan pekerjaan tersebut secara terus-