Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Pemeriksa (Auditor) Pada Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI

PEMERIKSA (AUDITOR) PADA INSPEKTORAT

KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

JALALUDDIN

077017016/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI

PEMERIKSA (AUDITOR) PADA INSPEKTORAT

KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

JALALUDDIN

077017016/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

Judul Tesis : FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI PEMERIKSA (AUDITOR) PADA INSPEKTORAT KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Jalaluddin Nomor Pokok : 077017016 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)

Ketua Anggota

(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)

Ketua Program Studi, Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Tanggal Lulus : 18 Februari 2011

Telah diuji pada

Tanggal : 18 Februari 2011

____________________________________________________

___

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak

Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak

2. Drs. Idhar Yahya, MBA,Ak

3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI PEMERIKSA (AUDITOR) PADA INSPEKTORAT KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan, 18 Februari 2011 Yang Membuat Pernyataan :


(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.

Populasi pada penelitian ini adalah Pemeriksa Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 pemeriksa, yang keseluruhannya dijadikan sampel. Untuk menguji hipotesis pengaruh gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara parsial gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa 62,3 % variasi variabel dependen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi), dan sisanya sebesar 37,7 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Kata kunci : Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern, Gangguan Organisasi, dan Independensi Pemeriksa.


(7)

ABSTRACT

The objective of this research is to test empirically and analyze if personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance will affect the auditors’ independence. The auditors on this research are Inspectorate Auditors of Deli Serdang Regency with the number of 39 auditors where all of them become the samples. To hypothesize the effects of personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance to the auditors’ independence, test F and test t are simultaneously and partially applied.

This research proves that such disturbances simultaneously give significant effects to the auditors’ independence. Partially, such disturbances also give significant effects to the auditors’ independence, but the most affected to the auditors’ independence, is organizational disturbance. This research also proves that 62,3% dependent variable variations (the auditors’ independence) are described by independent variables( personal, external and organizational disturbances), the remainder is 37,7% described by other variables outside the used variables.

Key words : Personal Disturbance, External Disturbance, Organizational Disturbance, and The Auditors’ Independence.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI PEMERIKSA (AUDITOR) PADA INSPEKTORAT KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.


(9)

telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran-saran untuk perbaikan tesis ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, dan Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak selaku Dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

6. Bapak Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis, untuk mengikuti studi pada Program Studi Magister Akuntansi Jurusan Akuntansi Pemerintahan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, melalui Program Beasiswa S-2 Akuntansi Pemerintahan/Pengawasan Keuangan Negara State Reform Sector Development Program (STAR-SDP) Loan ADB No. 2127-INO (SF).

7. Ibu Dra. Hj. Nurlena Siregar, MM selaku Inspektur Kota Binjai yang telah mendukung penulis untuk mengikuti studi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di Inspektorat Kota Binjai.

8. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda (Alm) Sati Ahmad Siregar dan (Almh) Ibunda Raisa Lubis.

9. Yang tersayang Istriku (Bertha br Tarigan), Ananda Nurainun Siregar, SE, Nurhasanah Siregar, ST, Sri Elita Siregar, SP. Abang, kakak-kakak, dan adik-adikku yang telah memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Program Pascasarjana ini.


(10)

10. Rekan-rekan mahasiswa dan rekan-rekan kerja di Inspektorat Kota Binjai yang telah mendukung penulis dan saran-saran yang berarti bagi penulis dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberikan perhatiannya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga sangat diperlukan masukan dan saran yang sifatnya membangun. Namun demikian, besar harapan penulis terhadap tesis yang telah diselesaikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Februari 2011 Penulis

Jalaluddin 077017016


(11)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Jalaluddin.

2. Tempat / Tanggal Lahir : Simangambat, 15 April 1958.

3. Agama : Islam.

4. Jenis Kelamin : Laki-laki.

5. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil. 6. Status : Sudah Menikah. 7. Orang Tua

a. Ayah : (Alm) Sati Ahmad Siregar. b. Ibu : (Almh) Raisa Lubis.

8. Alamat : Jl. Danau Poso Gg. Darma No. 1 Binjai Kode Pos : 20735.

9. Nomor Handphone (Hp) : 0852 6217 7117. 10. Pendidikan

a. SD : SD. Negeri 2 Simangambat, Lulus Tahun 1971. b. SMP : SMP Negeri Siabu, Lulus Tahun 1974.

c. SMA : SMA Neg. Padang Sidempuan, Lulus Tahun 1977. d. Universitas : Fak. Hukum UISU, Lulus Tahun 1985.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

1.5. Originalitas Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Landasan Teori... 7

2.1.1. Gangguan Pribadi... 7

2.1.2. Gangguan Ekstern... 10

2.1.3. Gangguan Organisasi ... 11

2.1.4. Independensi Pemeriksa ... 12

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 18

3.1. Kerangka Konsep ... 18


(13)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 21

4.1. Desain Penelitiaan ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel ... 22

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 22

4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24

4.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 28

4.6.1. Model Analisa Data ... 28

4.6.2. Teknik Analisa Data ... 29

4.6.2.1. Uji Kualitas Data ... 30

4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 31

4.6.2.3. Statistik Deskriptif ... 33

4.6.2.4. Uji Hipotesis ... 34

4.6.3. Analisis Koefesien Determinasi () ... 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

5.1. Deskripsi Data ... 37

5.1.1. Deskripsi Lokasi ... 37

5.1.2. Karakteristik Responden ... 38

5.2. Analisis Data ... 39

5.2.1. Uji Kualitas Data ... 39

5.2.1.1. Uji Validitas ... 40

5.2.1.2. Uji Reliabilitas ... 44

5.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 44

5.2.2.1. Uji Normalitas ... 45

5.2.2.2. Uji Multikolinieritas ... 47

5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 48

5.3. Hasil Analisis Data ... 50

5.3.1. Variabel Gangguan Pribadi (X1) ... 50

5.3.2. Variabel Gangguan Ekstern (X2) ... 53

5.3.3. Variabel Gangguan Organisasi (X3) ... 55

5.3.4. Variabel Independensi Pemeriksa (Y) ... 55

5.3.5. Pengujian Hipotesis ... 57

5.3.5.1. Pengajuan Hipotesis dengan Uji F ... 57

5.3.5.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t ... 58

5.3.6. Hasil Persamaan Regresi ... 60


(14)

5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

6.1. Kesimpulan ... 68

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 69

6.3. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu………..… 16

4.1. Defenisi Operasional Variabel………... 26

5.1. Pengumpulan Data... 38

5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 39

5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja……….. 39

5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian……….. 41

5.5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian……….. 44

5.6. Uji Multikolinieritas... 48

5.7. Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi (X1 5.8. Deskripsi Variabel Gangguan Ekstern (X )……….……….. 50 2 5.9. Deskripsi Variabel Gangguan Organisasi (X )……….……. 53

3 5.10. Deskripsi Variabel Independensi Pemeriksa (Y)……….…….. 56

)……….………. 55

5.11. Hasil Uji F (Uji ANOVA)……….……… 57

5.12. Nilai t Hitung……….... 59


(16)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1. Kerangka Konsep……….... 18

5.1. Grafik Uji Normalitas Data Variabel Penelitian

Dengan Histogram dan P-Plot... 46 5.2. Grafik Uji Heteroskedastisitas………... 49


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian……….... 74

2 Data Kuesioner Responden………... 79

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Gangguan Pribadi... 83

4 Frekuensi Jawaban Responden………... 93


(18)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris dan menganalisis apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.

Populasi pada penelitian ini adalah Pemeriksa Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 pemeriksa, yang keseluruhannya dijadikan sampel. Untuk menguji hipotesis pengaruh gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial digunakan uji F dan uji t.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara parsial gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa 62,3 % variasi variabel dependen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi), dan sisanya sebesar 37,7 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Kata kunci : Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern, Gangguan Organisasi, dan Independensi Pemeriksa.


(19)

ABSTRACT

The objective of this research is to test empirically and analyze if personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance will affect the auditors’ independence. The auditors on this research are Inspectorate Auditors of Deli Serdang Regency with the number of 39 auditors where all of them become the samples. To hypothesize the effects of personal disturbance, external disturbance and organizational disturbance to the auditors’ independence, test F and test t are simultaneously and partially applied.

This research proves that such disturbances simultaneously give significant effects to the auditors’ independence. Partially, such disturbances also give significant effects to the auditors’ independence, but the most affected to the auditors’ independence, is organizational disturbance. This research also proves that 62,3% dependent variable variations (the auditors’ independence) are described by independent variables( personal, external and organizational disturbances), the remainder is 37,7% described by other variables outside the used variables.

Key words : Personal Disturbance, External Disturbance, Organizational Disturbance, and The Auditors’ Independence.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dari tema judul tesis tersebut diatas yaitu : Faktor-faktor yang mempengaruhi independensi pemeriksa (auditor) pada Inspektorat Kota Binjai, maka dapat diambil suatu pengertian singkat dengan indenpenden pemeriksa pada objek yang diperiksa. Sebagai tema independensi dalam pelaksanaan tugas dalam menjalankan pemeriksaan disuatu unit kerja, untuk lebih memahami lebih lanjut pengertian audit antara lain : a. Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara

objektif mengenai suatu pernyataan tentang kegiatan atau kejadian ekonomis untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyaataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.

b. Suatu kegiatan pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi pendukung informasi kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan sejauh mana kesesuaian antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, audit harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten dan independen.


(21)

c. Suatu proses kegiatan selain bertujuan untuk mendeteksi kecurangan atau penyelewengan dan memberikan simpulan atas kewajaran penyajian akuntabilitas, juga menjamin ketaatan terhadap hukum, kebijaksanaan dan peraturan melalui pengujian apakah aktivitas organisasi dan program dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif.

BPKP, 2001 ; Diklat AT. Ahli menyebutkan “auditing adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk meyakinkan tingkat kesesuaian antara suatu kondisi yang menyangkut kegiatan dari suatu entitas dengan kriterianya, dilakukan oleh auditor yang kompeten dan independen dengan mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti pendukungnya secara sistematis, analisi, kritis dan selektif, guna memberikan pendapat atau simpulan dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Dari uraian tersebut sebagai pemeriksa (auditor) pemerintah harus memiliki pemahaman yang sangat penting dan mendalam. Independensi merupakan konsep yang fundamental, esensial dan merupakan karakter yang sangat penting bagi pemeriksa (auditor) pemerintah dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, sehingga pemeriksa intern pemerintah harus bersikap independen untuk memenuhi pertanggungjawaban profesionalnya.

Dalam menjalankan tugasnya (profesinya) sebagai pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macam gangguan terhadap independensi yaitu : Gangguan pribadi, ekstern, organisasi/instansi, sehingga bila satu atau lebih dari gangguan independensi tersebut mempengaruhi kemampuan pemeriksa secara individu dalam


(22)

melaksanakan tugas pemeriksaannya, maka pemeriksan tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan. Dalam keadaan pemeriksa yang karena sesuatu hal tidak dapat menolak penugasan, gangguan dimaksud harus dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil pemeriksaan, dan ketiga macam penjelasan mengenai gangguan independesi pemeriksa yang dimaksud tersebut adalah :

a. Gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi : memiliki hubungan pertalian darah keatas, kebawah atau semenda sampai dengan derajad kedua dengan jajaran menajemen entitas atau program yang diperiksa, memiliki kepentingan keuangan dan pernah bekerja atau memberi jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun, terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan objek pemeriksaan, adanya perasangka terhadap perseorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, adanya kecenderungan memihak karena keyakinan politik atau sosial dan mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan.

b. Gangguan ekstern dari pemeriksa meliputi : pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi dari campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi pemeriksaan terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan terhadap penugasan, terhadap pembatasan sumber daya yang disediakan organisasi pemeriksa, terhadap ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan dan terhadap pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, serta adanya wewenang untuk menolak


(23)

atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

c. Gangguan organisasi/instansi meliputi : pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi dari campur tangan atau pengaruh pihak organisasi/instansi tempat bekerja sebagai pemeriksa untuk gangguan organisasi/instansi terhadap independensi pemeriksaan dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi dan struktur organisasinya. Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat dipandang bebas dari gangguan terhadap independensi secara organisasi/instansi pemerintah apabila ia melakukan pemeriksaan diluar entitas tempat ia bekerja.

Untuk mencapai tingkat profesionalisme aparat, salah satu adalah dengan pendidikan dimana pemeriksa (auditor) dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap/perilaku auditor pada tingkat kompetensi tertentu sesuai dengan perannya.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan kaitannya dalam melaksanakan tugas di kota Binjai sering mengalami kendala dalam pemeriksaan ataupun gangguan terhadap independensinya sebagai pemeriksa.

Dari jumlah pegawai inspektorat kota Binjai yang di dukung oleh staf berjumlah 39 orang staf Inspektorat Kota Binjai dalam menjalankan tugas pemeriksaan atas surat perintah melakukan tugas pemeriksaan dari inspektur kota binjai atau walikota binjai, sering mengalami gangguan terhadap independensinya, sehingga tak jarang pula hasil pemeriksaan inspektorat kota Binjai (sebagai pemeriksa intern pemerintah kota Binjai).


(24)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, gangguan organisasi/instansi dan organisasi politik/lembaga berpengaruh terhadap independensi pemeriksa secara simultan dan parsial ?

1.3. Tujuan Penelitian

Permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti secara empiris apakah gangguan pribadi, gangguan ekstern, gangguan organisasi/instansi dan gangguan organisasi politik/lembaga berpengaruh terhadap independensi pemeriksa di Inspektorat Kota Binjai.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis/penelitian ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan dapat menambah wawasan serta dapat meningkatkan kompetensi keilmuan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang cukup berguna bagi pemeriksa (auditor) untuk lebih bijaksana dalam melaksanakan tugas


(25)

c. Bagi instansi terkait, sebagai bahan informasi pelengkap dan berupa masukan, khususnya bagi Inspektorat Kota Binjai maupun instansi terkait lainnya. d. Bagi peneliti untuk melengkapi pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi independensi pemeriksa.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Pemeriksa (Auditor) Pada Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara”. Penelitian ini replikasi dari hasil karya Iwan Pantas Siregar di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, dan sepengetahuan peneliti belum ada yang mengadakan penelitian seperti judul peneliti tersebut di Kota Binjai.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Gangguan Pribadi

Merupakan suatu gangguan terhadap pemeriksa, bila sikap kebebasan (independen) dalam pemeriksaan dalam melaksanakan tugasnya tidak ada sistem pengendalian mutu intern, dan suatu tantangan berat tugas pengawasan di masa depan serta sangat ditentukan oleh komitmen dan profesionalisme aparat pengawasan fungsional pemerintah.

Komitmen dari pemerintah untuk memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme pada berbagai aspek dalam pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang dimandatkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam ketetapan No. XI/MPR/1998 dan Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN sudah menjadi agenda yang harus dilaksanakan guna tercapainya transparansi dan akuntabilitas publik.

Untuk mencapai tujuan di atas bagi pemeriksa (auditor) harus bersikap independen yaitu sikap tidak berpihak, bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan, jujur, objektif dan integritas tinggi. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa sering mengalami gangguan-gangguan ataupun berupa kendala sebagai gangguan pribadi, sehingga pemeriksa kurang termotivasi dalam melaksanakan tugasnya.


(27)

Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyebutkan gangguan pribadi dari pemeriksa secara individu meliputi antara lain : a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah atau semenda sampai

dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa.

b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.

c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa. e. Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek

pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereview laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa.

f. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah. g. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan

keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa.

h. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa.

i. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik ata sosial, sebagai akiabt hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.

j. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa.

k. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa.


(28)

Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala hal/bentuk.

Jika pemeriksa (auditor) mendapat gangguan pribadi yang berakibat pemeriksa membatasi pertanyaan ataupun membuat lemahnya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sesuai dengan standar pemeriksaan, sebagai gangguan pribadi/individu sebaiknya yang bersangkutan tidak diikutkan dalam tugas pemeriksaan oleh instansi yang menugaskan untuk pemeriksa (auditor), untuk menjaga agar laporan dapat berdaya guna dan berhasil guna untuk kemurnian dari hasil pemeriksaan karena adanya gangguan pribadi/individu.

Di lain hal gangguan pribadi dapat juga disebabkan oleh karena hubungan kekeluargaan ataupun pertalian darah, pemeriksa (auditor) mempunyai hubungan keluarga dapat juga melemahkan pemeriksaan terhadap objek yang diperiksa, sehingga pemeriksa karena segan tidak melaksanakan tugas sepenuhnya, agar tidak lemah/kurang sempurnanya hasil pemeriksaan sebaiknya pemeriksa yang bersangkutan membatalkan surat yang diberikan kepadanya dengan melaporkan kepada pemberi tugas pemeriksaan dengan alasan adanya hubungan family/kekeluargaan dengan obrik/objek yang diperiksa, sehingga yang bersangkutan terhindar dari gangguan pribadi.


(29)

2.1.2. Gangguan Ekstern

Gangguan ekstern dapat menyebabkan penerapan prosedur pemeriksaan tidak berjalan sesuai peraturan/tidak sesuai dengan harapan, karena ikutnya campur tangan pihak ekstern / pihak lain ataupun berupa pembatasan terhadap obyek yang diperiksa ataupun pembatasan terhadap sumber daya. Disamping hal tersebut bisa juga mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap laporan hasil pemeriksaan.

Menurut Peraturan BPK RI Nomor 01 tahun 2007 tentang standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada Standar Pemeriksaan Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyebutkan, independensi dan obyektifitas pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi gangguan ekstern, apabila terdapat :

a. Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.

b. Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.

c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan.

d. Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan dan promosi pemeriksa.

e. Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam pelaksanaan pemeriksaaan.

f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan terhadap hasil pemeriksaan.

g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa atau penerapan suatu prinsip akuntansi. h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai, selain

sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksa.

Guna mencapai tujuan di atas adalah agar auditor (pemeriksa) tidak terpengaruh dengan campur tangan pihak lain, untuk mencapai tingkat profesionalisme sebagai


(30)

aparat pengawasan. Auditor yang kompoten adalah auditor yang mempunyai hak atau kewenangan untuk melakukan audit menurut hukum dan memiliki keterampilan yang cukup untuk melakukan tugas audit. Auditor sebagai institusi mempunyai hak atau kewenangan melakukan audit berdasarkan dasar hukum pendirian organisasi atau penugasan.

2.1.3. Gangguan Organisasi

Gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa sering terjadi apabila suatu organisasi/instansi pemerintah melaksanakan tekanan terhadap auditor sehingga pemeriksa tidak dapat melaksanakan tugas sepenuhnya.

Apabila kondisi sebagaimana disebutkan diatas dapat dipenuhi maksudnya bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan, obyektif dan tidak ada gangguan organisasi terhadap independensi, pemeriksa secara organisasi harus dipandang independen untuk melakukan pemeriksaan internal dan bebas untuk melaporkan secara obyektif kepada pimpinan tertinggi entitas pemerintah yang diaudit.

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, obyektif dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi dan praktek yang telah disetujui dan diterima.


(31)

Apabila tidak ada tekanan dari organisasi atau instansi pemerintah terhadap auditor baik kedudukan atau berupa penurunan jabatan atau pemutasian kepada pemeriksa (auditor), maka pemeriksa dapat menjalankan tugasnya bebas dari pengaruh organisasi/Instansi pemerintah serta dapat melaksanakan akuntabilitas serta dapat melaporkan hasil auditnya kepada pejabat pemerintah yang bersangkutan.

Agar pemeriksa (auditor) dapat melaksanakan audit secara objektif dan dapat melaporkan temuan audit, pendapat dan kesimpulan mereka secara objektif, tanpa rasa takut akibat tekanan orgnaisasi/instansi pemerintah maka auditor yang independen adalah auditor yang tidak memihak atau tidak dapat diduga memihak, sehingga tidak merugikan pihak manapun. Sehubungan dengan itu, auditor baik instansi maupun orang-orangnya dipersyaratkan harus memiliki sikap independen dalam perilakunya, tidak mempunyai kaitan apapun dengan pihak auditan dan tidak pula terkena pengaruh negatif dari pihak luar berupa gangguan organisasi.

Apabila auditor dapat merasakan akan ada gangguan organisasi yang mungkin menduga bahwa auditor tersebut akan memihak atau tidak independen, maka sebaiknya auditor tersebut menolak penugasan itu, walaupun auditor tersebut yakin bahwa ia akan independen.

2.1.4. Independensi Pemeriksa

Independensi pemeriksa (auditor) adalah salah satu cara untuk menjaga agar mutu hasil audit dapat dipercaya, maka seorang pemeriksa harus bersikap tidak


(32)

memihak, bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan pihak tertentu, jujur, objektif, integritas tinggi.

Disamping hal tersebut, proses kegiatan yang bertujuan meyakinkan tingkat kesesuaian antara suatu kondisi yang menyangkut kegiatan dari satu entitas dengan kriterianya, dilakukan oleh auditor kompoten dan independen dengan mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti pendukung secara sistematis, analitis, kritis dan selektif guna memberi pendapat atau simpulan dan rekomendasi kepada pihak yang berkepentingan.

Dalam Audit Pemeriksaan Internal Pemerintah (APIP) pada prinsip audit internal antara lain :

a. Organisasi audit internal harus independen

b. Harus bertanggung jawab langsung kepada pimpinan c. Dukungan yang kuat dari pimpinan

d. Wewenang tanggung jawab dan uraian tugas yang jelas

Pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa Inspektorat Kota Binjai, karena secara organisasi Inspektorat Kota Binjai adalah pemeriksaan intern sesuai dengan ketentuan atau peraturan Daerah Kota Binjai dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Binjai bahwa Inspektorat Kota Binjai merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dipimpin langsung oleh Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Binjai dan secara administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kota Binjai.


(33)

Independensi pada Inspektorat Kota Binjai sangat berbeda dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP dan Akuntan Publik dikarenakan secara organisasi, BPK, BPKP dan Akuntan Publik berada di luar Pemerintah Kota Binjai.

Supriyono (1988 : 34) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik adalah jasa-jasa lain selain audit yang dilakukan oleh auditor bagi klien. Oleh sebab itu pemeriksa harus menghindar dari situasi yang menyebabkan pihak ketiga yang mengetahui fakta dan keadaan yang relevan menyimpulkan bahwa pemeriksa tidak dapat mempertahankan independensinya sehingga tidak mampu memberikan penilaian yang objektif dan tidak memihak terhadap semua hal yang terkait dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, dalam lampiran II menyebutkan : “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.

Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun. Sebagaimana disebutkan dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (2001) seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02 “Untuk diakui pihak lain


(34)

sebagai orang yang independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya, apakah itu manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan”.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Review atas penelitian terdahulu berupa nama peneliti, tahun penelitian, topik penelitian dan variabel yang digunakan serta hasil penelitiannya dapat dilihat seperti yang terdapat pada tabel 2.1. dibawah ini.

Supriyono (1988) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor. Hasil penelitiannya sebagai berikut :

1. Tujuh puluh lima persen responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi.

2. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42%.

3. Tiga puluh empat persen responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik.

4. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya disetujui 27%. 5. Delapan persen responden menyatakan bahwa pemberian jasa selain jasa audit

mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik.

Siregar (2009) di Medan melakukan penelitian tentang pengaruh gangguan pribadi, ekstern dan organisasi terhadap independensi pemeriksa (study empiris pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang), dengan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Membuktikan bahwa 62,3 % variasi variabel independen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi).

2. Dan sisanya sebesar 37,7 % dijelaskan oleh variabel lain, diluar variabel yang di gunakan.


(35)

Tabel 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti /Tahun

Judul Penelitian Variabel penelitian Hasil Penelitian

1. Supriyono (1988)

2. IwanPantas Siregar (2009) Pemeriksaan Akuntan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik Suatu Hasil Penelitian Empiris di Indonesia.

Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern dan Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa (Study Empiris Pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang).

- Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien Variabel Independen :

- Persaingan antar kantor akuntan

- Pemberian jasa lain selain jasa audit

- Lama penugasan audit - Besar kantor akuntan - Besarnya fee audit.

independensi auditor. Variabel Dependen :

- Organisasi pemeriksa Variabel Independen : dan pemeriksa bebas dalam sikap mental dari gangguan pribadi. - Gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan yang mungkin

Menunjukkan 75% responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dngan klien mempengaruhi

rusaknya independensi. Persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik disetujui oleh 42% responden, sedangkan 34% responden menyatakan bahwa penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi

rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya

disetujui oleh 27% sedangkan 8% responden menyatakan

bahwa pemberian jasa selain jasa audit mempengaruhi

rusaknya independensi akuntansi publik.

Membuktikan bahwa 62,3 % variasi variabel independen (independensi pemeriksa) dijelaskan oleh variabel independen (gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi) dan sisanya


(36)

mengakibatkan pemeriksa membatasi pemeriksaan

- Gangguan yang dapat mempengaruhi kemampuan pemeriksa atau simpulan hasil pemeriksaannya - Gangguan yang dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan tempat auditor tersebut ditugaskan.

Independensi Pemeriksa Variabel Dependen : Inspektorat Kabupaten Deli Serdang.

sebesar 37,7 % dijelaskan oleh variabel lain, diluar variabel yang di gunakan.


(37)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Sumber utama penyusunan kerangka konsep adalah landasan teori. Menurut Lubis dan Syahputra (2008) kerangka konsep penelitian adalah gambaran ringkas, lugas dan bernas mengenai keterkaitan satu konsep dengan konsep lainnya yang akan diteliti atau menggambarkan pengaruh atau hubungan antara satu kejadian/fenomena dengan kejadian/fenomena lainnya.

Dalam kerangka konsep perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan demikian maka kerangka konsep penulis, dalam penelitian ini adalah Independensi Pemeriksa (sebagai variabel dependen) yang dipengaruhi oleh gangguan

Gangguan Pribadi (X1)

Gangguan Ekstern (X2)

Gangguan Organisasi (X3)

Independensi Pemeriksa (Y)


(38)

pribadi, gangguan ekstern, gangguan organisasi dan gangguan diluar organisasi (sebagai variabel independen).

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Pemeriksa (Auditor) Pada Inspektorat Kota Binjai. Dimana yang akan diteliti adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Pemeriksa (Auditor) Pada Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara.

Sebagaimana disebutkan pada Peraturan Badan Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II Pernyataan Nomor 01 Standar Umum menyatakan “ada tiga faktor gangguan yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksa (auditor) yaitu gangguan yang bersifat pribadi, gangguan yang bersifat ekstern, gangguan yang bersifat organisasi”.

Menurut The Institut of Internal Auditors (IIA) Tahun 1978 : “Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dilakukan oleh auditor internal untuk menguji dan mengevaluasi seluruh aktivitas organisasi dalam rangka memberikan rekomendasi dan konsultasi kepada manajemen.

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah merupakan pernyataan yang tegas dan jelas dan tidak mengandung suatu pertanyaan, melainkan merupakan sebuah pernyataan yang dapat memberikan arah dan tujuan pelaksanaan kegiatan.


(39)

Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang terdapat pada penelitian ini adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Pemeriksa (Auditor) Pada Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumarera Utara secara simultan dan parsial.


(40)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini dapat di katakan sebagai penelitian kausal (causal), Umar (2008) menyebutkan “desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung”.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi sebagai variabel independen terhadap independensi pemeriksa sebagai variabel dependen pada inspektorat Kota Binjai.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kota Binjai yang beralamat di Jalan Veteran No. 2 Binjai. Sedangkan jangka waktu penelitian dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010.


(41)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) Orang yang terdiri dari :

1. Inspektur = 1 orang

2. Sekretaris = 1 orang

3. Inspektur Pembantu Wilayah = 4 orang

4. Kepala Seksi = 12 orang

5. Kepala Sub Bagian = 3 orang 6. Staf Pemeriksa = 18 orang

Dari jumlah seluruh pegawai Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) orang dijadikan sampel. Metode yang digunakan adalah metode survey, seperti yang disebutkan Ikhsan dan Ghozali (2006) bahwa “metode survey merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli”.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Inspektorat Kota Binjai, yang bekerja pada Kantor Inspektorat Kota Binjai. Dipilihnya Kantor Inspektorat Kota Binjai tersebut adalah karena mempertimbangkan sisi kemudahan dalam penelitian, baik tenaga, biaya dan waktu dalam melakukan pengumpulan data.

Dalam kaitannya dengan menggunakan metode kuesioner yang penyusunannya dilakukan sepenuhnya oleh peneliti sendiri, atau uji coba untuk menjaga validitas serta realitas data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengunakan kuesioner seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999) bahwa “kuesoner merupakan teknik pengumpulan


(42)

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) orang. Bahan untuk pembuatan kuesioner dalam penelitian ini diambil dari peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI. Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007.

Tahapan dalam penyebaran, pengambilan dan pengumpulan data kuesioner di bagi dalam tiga tahap, tahap pertama yaitu adalah melakukan penyebaran kuesioner berupa pemberian pertanyaan (kuesioner) kepada seluruh staf Inspektorat Kota Binjai, kemudian kuesioner diisi oleh peserta kuesioner dan peneliti menungu pengisian kuesioner tersebut sampai selesai diisi oleh seluruh peserta kuesioner. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh setiap pegawai Inspektorat Kota Binjai tersebut dalam kurun waktu tertentu. Pada tahap yang ketiga adalah pengumpulan kuesioner yang telah disebarkan kepada seluruh pegawai inspektorat Kota Binjai tersebut dijadikan sebagai bahan pengolahan data.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey responden, dan sumber datanya berasal dari peneliti dengan memberikan lembaran kuesioner secara langsung, instrumen dalam kuesioner masing-masing mewakili satu variabel, dimana item pertanyaan dalam kuesioner tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya di Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara.


(43)

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah variabel yang digunakan penelitian ini maka perlu diberikan pengertian variabel dan pengukurannya. Hubungan kausatitas dalam penelitian secara teoritis bermaksud untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti (hubungan antar variabel tidak mutlak).

Sarwono (2006) mengatakan “….defenisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan penelitian dalam melakukan pengukuran”. Beberapa konsep dapat langsung dipecah dan ditemukan elemen-elemen perilakunya yang dapat diukur, tetapi lewat beberapa dimensi dulu.

Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala interval. Menurut Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “skala interval adalah skala pengukuran yang mengatakan kategori, peringkat dan jarak konstruksi yang diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolut”. Apabila skalanya interval maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral dan prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t dan uji f dan lain-lain uji parametsik (Cooper dan Emory : 1995).

Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan tiga variabel independen yaitu gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2), gangguan organisasi (X3), dan satu variabel dependen yaitu independensi pemeriksa (Y).

1. Gangguan pribadi (X1) yaitu gangguan hubungan antara pemeriksa dan yang diperiksa (objek pemeriksaan) misalnya adanya hubungan pertalian darah sehingga pemeriksa tidak dapat melaksanakan tugasnya yang berakibat pemeriksa tidak sepenuhnya melaksanakan pemeriksaan terhadap suatu instansi, karena ada kaitan kekeluargaan mengakibatkan


(44)

pemeriksa membatasi ruang lingkup ataupun pertanyaan-pertanyaan dikurangi sehingga laporan hasil pemeriksaan dapat berkurang atau melemahkan temuan hasil pemeriksaan. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

2. Gangguan ektern (X2), yaitu gangguan ekstern yang dapat menganggu jalannya pemeriksaan misalnya mempersempit ruang lingkup pemeriksaan ataupun membatasi kegiatan pemeriksa sehingga dalam laporan hasil pemeriksaan tidak semua temuan dapat diutarakan dalam hasil pemeriksaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

3. Gangguan organisasi (X3) yaitu gangguan terhadap pemeriksa (auditor) dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan. Gangguan tersebut bagi auditor bila melaksanakan tugasnya sepenuhnya bisa dimutasi atau tidak diberikan lagi untuk memeriksa. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

Sedangkan independensi pemeriksa (Y) dalam penelitian ini adalah pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan, jujur, objektif, integritas tinggi dan sikap tidak berpihak dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi, yang dapat mempengaruhi independensinya. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.

Tabel 4.1. Defenisi Operasional Variabel Variabel

Dependen


(45)

Independensi Pemeriksa (Y)

- Instansi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan, jujur, objektif, integritas tinggi dan sikap tidak berpihak, bebas dalam sikap mental dari gangguan pribadi, gangguan ekstern, gangguan organisasi dan gangguan di luar organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya.

- Tidak adanya hubungan kerjasama dan hubungan keluarga antara pemeriksa dengan yang diperiksa.

- tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar dalam pemeriksaan - Pemeriksa dapat melaksanakan

pemeriksaan lebih baik, jika mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas.

- Organisasi pemeriksa bebas dari hambatan independensi

- Tidak ada campur tangan pihak ektern dalam pemeriksaan.

Interval

Independen 1. Gangguan Pribadi. (X1)

Gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya.

- Adanya hubungan keluarga atau pertalian darah.

- Memiliki kepentingan keuangan - Pernah bekerja dalam kurun

waktu 2 tahun terakhir.

- Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.

- terlibat dalam kegiatan objek pemeriksaan.

- Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah.

- Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas. - Adanya tanggung jawab untuk

mengatur entitas.

- Adanya kecenderungan memihak karena keyakinan.

- Pernah bekerja terhadap objek pemeriksaan.

- Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pemeriksaan.

Interval

2. Gangguan Ekstern. (X2)

Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa yang dapat

membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi

- Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang memabtasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak


(46)

kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif.

semestinya.

- Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.

- Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan

- Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.

- Terdapatnya pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa.

- Terdapat wewenang pihak ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

- Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidak setujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan.

- Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai.

3. Gangguan Organisasi. (X3)

Gangguan yang dapat dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan dan juga dipengaruhi oleh audit yang dilaksanakannya.

- Dipengaruhi kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan.

- Dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya.

Interval

4.6. Model Analisis Data 4.6.1. Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Linear Regression Analysis). Sugiyanto (2004) menyebutkan ”analisis


(47)

regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen”.

Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = α+ β1X1 + β2X2 + β3X3

Keterangan :

+ ℮

Y = Independensi pemeriksa X1

X

= Gangguan pribadi

2

X

= Gangguan ekstern

3

α = Konstanta

= Gangguan organisasi

β = Koefisien regresi

℮ = error

4.6.2. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi, yaitu ukuran ketepatan, kecocokan regresi yang dibuat dari hasil estimasi terhadap kelompok data hasil observasi. Dengan adanya analisis regresi kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi dalam mencocokkan prediksi ke dalam variabel dependen atau berupa reaksi, sedangkan variabel independen merupakan aksi ke dalam serangkaian data.

Variabel – variabel yang merupakan formula/bentuk yang akan diuji pada penelitian ini adalah uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif dan uji statistik untuk melaksanakan pengujian hipotesis.


(48)

Banyaknya sampel yang akan diteliti adalah pegawai inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 (tiga puluh sembilan) orang dengan membandingkan jumlah variabel yang akan dianalisis secara bersamaan/simultan. Penelitian menyajikan nilai minimum dan maksimum dari masing-masing variabel, disamping itu menyajikan nilai rata-rata serta menguji signifikansi pengaruh variabel x dan y dari masing-masing variabel.

4.6.2.1. Uji Kualitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu realibilitas dan validitas. kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen.

Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data yang digunakan antara lain : 1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Umar (2008) menyatakan “uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan ”. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ikhsan dan Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan program SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivareate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item–Total Correlation. Priyatno (2008)


(49)

mengemukakan “….Kriteria pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05 yaitu jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen pertanyaan -pertanyaan kuesioner berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), dan jika r hitung lebih < r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid) ”.

2. Uji Reabilitas

Pengujian reabilitas dilakukan setelah pengujian validitas instrumen penelitian. Uji reabilitas biasanya digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsistenjika pengukuran tersebut diulang. Umar (2008) mengatakan “pengujian reabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama”. Dalam melakukan uji reabilitas digunakan metode Alpha (Cronbach’s) dengan bantuan SPSS, dan menurut Priyatno (2008) menyebutkan “metode alpha sangat cocok digunakan pada skor bebentuk skala”.

4.6.2.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Lubis et.al (2007) “….dalam membuat uji asumsi regresi“. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas.


(50)

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data (Santosa : 2005). Tujuan digunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Seperti yang diungkapkan Umar (2008) “uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan”. Untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan kurva histogram dan kurva normal p-plot. Normalitas data bila dilihat dengan cara kurva histogram dapat ditentukan berdasarkan bentuk gambar kurva yaitu, data dikatakan normal bila bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun pada sisi kanan, dan kurva berbentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Sedangkan normalitas data bila dilihat dengan kurva normal p-plot, data dikatakan normal bila gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

2. Uji Multikolineritas

Erlina dan Mulyani (2007) menyebutkan “Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel responden antara yang satu dengan yang lainnya”. Selanjutnya Nugroho (2005) menyebutkan “uji multikolineritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model”. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu model independen dengan variabel


(51)

independen yang lain. Pada penelitian ini untuk mendeteksi terhadap multikolineritas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Menurut Nugroho (2005) “Deteksi Multikolineritas pada suatu model dapat dilihat bila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, dan bila VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance”. 3. Uji Heteroskedastisitas

Nugroho (2005) mengemukakan bahwa “heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan

variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang di prediksi dengan Studentized Residual nilai tersebut”. Tujuan digunakan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Dalam penelitian ini dilakukan uji heteroskedastisitas dengan melihat pola grafik regresi.

4.6.2.3. Statistik Deskriptif

Ikhsan dan Ghazali (2006) mengemukakan “statistik deskriptif pada umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden”. Priyatno (2008) mengemukakan juga bahwa “statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain”.


(52)

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi dari jawaban yang telah didapat dari kuesioner.

4.6.2.4. Uji Hipotesis

Priyatno (2008) menyebutkan “uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan)”. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknyapengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak maupun menerima suatu hipotesis.

Untuk menguji hipotesis mengenai gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.

1. Uji F

Priyatno (2008) menyebutkan “uji simultan dengan uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikansi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji F dapat dihitung dengan bantuan program SPSS pada tabel ANOVA. Hasil uji F menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen, jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari level of significant yang


(53)

ditentukan (sebesar 5%), atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n-k, dimana k adalah jumlah variabel dependen dan variabel independen, dan n adalah jumlah responden atau jumlah kasus yang diteliti. 2. Uji t

Priyatno (2008) menyebutkan “uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen”. Dengan tingkat signifikasi dalam penelitian ini menggunakan alpha 5% atau 0,05 maka hasil uji t dapat dihitung dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel t hitung (tabel Coefficients). Nilai dari uji t hitung dapat dilihat dari p-value (pada kolom Sig.) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant

yang ditentukan atau t hitung (pada kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari two-tailed α = 5% df-k, k merupakan jumlah variabel independen), maka nilai variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (dalam arti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan kata lain terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen).

4.6.3. Analisis Koefisien Determinasi ()

Menurut Nugroho (2005) “koefisien determinasi () bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen”. Dengan menggunakan bantuan olahan program SPSS koefisien determinasi () terletak pada tabel


(54)

menyebutkan “….untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah di sesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai dengan 1”.

Untuk mengetahui besar kecilnya nilai koefisien determinasi (R²) antara variabel

independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini, agar lebih jelas lagi dapat dilihat pada pembahasan bab selanjutnya yaitu pada bab v penulis dalam sub Analisis


(55)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data 5.1.1. Deskripsi Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kota Binjai yang beralamat di Jalan Veteran No. 2 Binjai. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 (tiga puluh sembilan orang). Pelaksanaan di dalam melakukan penelitian ini dengan membuat kuesioner sebanyak 39 eksemplar, kemudian disebarkan kepada seluruh pegawai Inspektorat Kota Binjai.

Setelah dibagikan kepada seluruh pegawai, disarankan untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) yang diberikan. Dari 39 eksemplar yang dibagikan, ternyata yang mengembalikan kertas kuesioner tersebut sebanyak 37 orang. Ada 2 eksemplar tidak dikembalikan, disebabkan yang bersangkutan :

1. Melaksanakan Diklat (Pendidikan dan Pelatihan). 2. Menjalani Pensiun.

Jadi seluruh kuesioner yang kembali berjumlah 37 eksemplar dan dijadikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :


(56)

Tabel 5.1. Pengumpulan Data

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang diberikan berjumlah 39 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali

Kuesioner yang kembali

Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini

39 2 37 37

5.1.2. Karakteristik Responden

Dari uraian di atas, Inspektorat Kota Binjai sebagai unsur pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota, secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kota Binjai.

Sesuai dengan ruang lingkup pengawasan meliputi bidang-bidang antara lain : Bidang Aparatur (Kepegawaian), Bidang Program (Kegiatan), Bidang Keuangan, Bidang Perlengkapan (Barang). Sebagai tujuan dari pengawasan yang dilaksanakan yaitu meneliti apakah pelaksanaan tugas telah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku efektif dan efisien, serta memberikan saran perbaikan atas kelemahan/kekurangan yang ditemui dan memonitor tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan yang lalu.

Sehubungan dengan penelitian, Inspektorat Kota Binjai menurut karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang (62,1%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang (37,8%). Sesuai dengan hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagaimana tersebut pada tabel 5.2. di bawah ini.


(57)

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki Perempuan

23 14

62,1 37,8

Total 37 100,0

Dari hasil penelitian berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa staf Inspektorat Kota Binjai mempunyai masa kerja paling banyak 1 – 10 tahun atau 78,3%, kemudian disusul 11 – 20 tahun atau 16,2% dan yang paling sedikit masa kerja dari 21 – 30 tahun sebanyak 2 atau 5,4%.

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persen

1 – 10 tahun 11 – 20 tahun 21 – 30 tahun

29 6 2

78,3 16,2 5,4

Total 37 100,0

5.2. Analisis Data 5.2.1. Uji Kualitas Data

Mengukur kualitas data yaitu validitas dan reliabilitas, kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Algifari (1997:146), bahwa untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi.

Dalam penelitian ini kita harus mengukur kualitas data, pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsisten dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan


(58)

instrumen antara lain : uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen tersebut dilakukan pada 39 (tiga puluh sembilan) orang staf Inspektorat kota Binjai yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini.

5.2.1.1. Uji Validitas

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya dalam mencapai sasarannya.

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan bantuan perangkat lunak yaitu SPSS, dan nilai validitasnya dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N – 2 = 37-2 = 35 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validasi pada penelitian adalah 0,334. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item – total correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,334 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel independensi pemeriksa (Y), gangguan pribadi (X1),

gangguan ekstern (X2) dan gangguan organisasi (X3) adalah sebagai berikut :

Tabel 5.4. Uji Validitas Variabel Penelitian Instrumen

Variabel Butir Instrumen

r hitung r tabel Ket.

Independensi Pemeriksa (Y)

a. Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dan hubungan keluarga dengan entitas atau program yang diperiksa.


(59)

Instrumen

Variabel Butir Instrumen

r hitung r tabel Ket.

b. Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan

0,418 0,334 Valid

c. Jika pemeriksa mengetahui sistem info keuangan dan administrasi entitas, maka pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik.

0,402 0,334 Valid

d. Jika pemeriksa melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun, maka tidak semua kesalahan entitas pemeriksa laporkan

0,513 0,334 Valid

e. Organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi.

0,657 0,334 Valid f. Tidak ada campur tangan pihak ekstern

mengenai penugasan, penunjukan dan promosi pemeriksa.

0,435 0,334 Valid

Gangguan Pribadi (X1

a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang diperiksa, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa.

)

0,655 0,334 Valid

b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.

0,532 0,334 Valid

c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diperiksa dalam kurun waktu dua tahun terakhir.

0,443 0,334 Valid

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa.

0,582 0,334 Valid e. Terlibat baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam kegiatan objek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan atau mereview laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa.

0,39 0,334 Valid

f. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah.

0,541 0,334 Valid


(60)

Instrumen

Variabel Butir Instrumen

r hitung r tabel Ket.

keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diperiksa. h. Memiliki tanggungjawab untuk

mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang akan diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diperiksa atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diperiksa.

0,557 0,334 Valid

i. Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.

0,556 0,334 Valid

j. Pelaksanaan pemerikaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diperiksa

0,629 0,334 Valid

k. Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang pemeriksa, yang sebelumnya pernah menyelenggarakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diperiksa.

0,604 0,334 Valid

l. Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan.

0,793 0,334 Valid

Gangguan Ekstern (X2

a. Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya

)

0,671 0,334 Valid

b. Terdapatnya campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.

0,570 0,334 Valid

c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemerik-saan

0,467 0,334 Valid d. Adanya campur tangan pihak ekstern

mengenai penugasan, penunjukan dan promosi pemeriksa.


(61)

Instrumen

Variabel Butir Instrumen

r hitung r tabel Ket.

e. Terdapatnya pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.

0,453 0,334 Valid

f. Terdapat wewenang pihak ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

0,528 0,334 Valid

g. Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa atau penerapan suatu prinsip akuntansi

0,585 0,334 Valid

h. Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksaan sebagai pegawai, selain

sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksa.

0,615 0,334 Valid

Gangguan Organisasi

(X3

a. Kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat pemeriksaan tersebut ditugaskan menjadikan pemeriksa tidak independen dalam melakukan pemeriksaan.

)

0,574 0,334 Valid

b. Gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakan-nya, yaitu apakah mereka melakukan audit intern atau audit terhadap entitas lain.

0,674 0,334 Valid

Sumber : Data Primer Olahan.


(62)

Setelah uji validitas, maka perlu dilakukan uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila pengujian tersebut menunjukkan alpha lebih besar dari 0,600. Semakin reliabel alat ukur akan mempunyai koefisien Alpha Cronbach yang semakin mendekati 1,00 karena indeks 1,00 menunjukkan reliabilitas yang semakin sempurna.

Perhitungan uji reliabilitas menunjukkan Alpha Cronbach’s pada masing-masing kolom variabel tersebut di bawah ini lebih besar dari 0,600 (batas reliabilitas), maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel, sebagaimana data tabel 5.5.

Tabel 5.5. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Alpha

Cronbach’s

Batas

Reliabilitas Keterangan Independensi Pemeriksa (Y)

Gangguan Pribadi (X1

Gangguan Ekstern (X )

2

Gangguan Organisasi (X ) 3 0,831 ) 0,727 0,803 0,742 0,600 0,600 0,600 0,600 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Data Primer Olahan.

5.2.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji asumsi klasik, ada beberapa data/tabel dapat disajikan yang bisa digunakan dalam analisis data agar dapat bermanfaat dan bermakna. Pengujian asumsi klasik ini meliputi : uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.


(63)

Untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan kurva histogram dan kurva normal p-plot gambar 5.1. sebagai berikut :

1. Gangguan Pribadi

2. Gangguan Ekstern


(64)

4. Independensi Pemeriksa

Gambar 5.1. Grafik Uji Normalitas Data Variabel Penelitian Dengan Histogram dan P-Plot.


(65)

Hasil uji normalitas data diketahui bahwa dengan histogram dan P-Plot keempat variabel yang diteliti berdistribusi normal. Dengan histogram bentuk kurva dengan kemiringan seimbang sisi kiri dan kanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng. Sedangkan dengan P-Plot, memperlihatkan bahwa distribusi titik-titik data gangguan pribadi, gangguan ekstern, gangguan organisasi, dan independensi pemeriksa menyebar di sekitar di garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis diagonal.

5.2.2. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dapat dilihat hasil pengujian antara dependen dan independen variabel, bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi. Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas, maka akan menimbulkan beberapa kemungkinan dalam persamaan tersebut.

Untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF), yaitu nilai Variance Inflation Factor tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Untuk melihat apakah terjadi pelanggaran asumsi multikolinieritas pada data dapat dilihat melalui ringkasan hasil uji korelasi antara variabel independen pada tabel 5.6. sebagai berikut :


(66)

Tabel 5.6. Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (constant)

Gangguan Pribadi Gangguan Ekstern Gangguan Organisasi

0,973 0,887 0,910

1,028 1,127 1,099 Sumber : Data Primer Olahan.

Hasil uji melalui Variance Inflation Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel

Coefficients, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1. Dan dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian penulis.

5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dapat digunakan untuk masalah heteroskedas-tisitas, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variannya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Dan model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 5.2. sebagai berikut :


(67)

Gambar 5.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar scatterplot dengan menggunakan bantuan program SPSS pada gambar 5.2. diatas menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.


(68)

5.3. Hasil Analisis

5.3.1. Variabel Gangguan Pribadi (X1

Hasil analisis data biasanya dilakukan dengan membandingkan temuan tersebut dengan temuan sebelumnya, apakah hasil tersebut memperkuat atau berlawanan atau sama sekali baru dibandingkan temuan pada peneliti terdahulu.

)

Dari data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel 5.7. untuk Gangguan Pribadi (X1

Tabel 5.7. Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi (X

) sebagai berikut :

1

Deskripsi

) Mean Std.

Deviation Variance Min Max Gangguan Pribadi-1 Gangguan Pribadi-2 Gangguan Pribadi-3 Gangguan Pribadi-4 Gangguan Pribadi-5 Gangguan Pribadi-6 Gangguan Pribadi-7 Gangguan Pribadi-8 Gangguan Pribadi-9 Gangguan Pribadi-10 Gangguan Pribadi-11 Gangguan Pribadi-12 3,62 3,70 3,86 3,62 3,70 3,81 3,89 4,00 3,84 3,68 3,84 3,78 0,721 0,702 0,713 0,681 0,740 0,845 0,809 0,707 0,646 0,784 0,646 0,821 0,520 0,492 0,509 0,464 0,548 0,713 0,655 0,500 0,417 0,614 0,417 0,674 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Sumber : Data Primer Olahan.

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :

1. Hubungan pertalian darah memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa. Jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3 dengan rata-rata 3,62 dan standar deviasi 0,721.


(1)

independensi pemeriksa-3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid netral 12 32.4 32.4 32.4

setuju 16 43.2 43.2 75.7

sangat setuju 9 24.3 24.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

independensi pemeriksa-4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid netral 14 37.8 37.8 37.8

setuju 15 40.5 40.5 78.4

sangat setuju 8 21.6 21.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

independensi pemeriksa-5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid netral 11 29.7 29.7 29.7

setuju 20 54.1 54.1 83.8

sangat setuju 6 16.2 16.2 100.0

Total 37 100.0 100.0

independensi pemeriksa-6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid netral 7 18.9 18.9 18.9

setuju 19 51.4 51.4 70.3

sangat setuju 11 29.7 29.7 100.0


(2)

Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removed Model Variables Entered

Variables

Removed Method 1 gangguan organisasi, gangguan

pribadi, gangguan eksterna

. Enter a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .802a .643 .623 1.732

a. Predictors: (Constant), gangguan organisasi, gangguan pribadi, gangguan ekstern b. Dependent Variable: independensi pemeriksa

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 33.271 3 11.090 13.697 .001a

Residual 99.000 33 3.000

Total 132.270 36

a. Predictors: (Constant), gangguan organisasi, gangguan pribadi, gangguan ekstern b. Dependent Variable: independensi pemeriksa

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.545 6.315 2.036 .008

gangguan pribadi 2.356 .121 .449 2.943 .006

gangguan ekstern 1.583 .138 .396 2.602 .007

gangguan organisasi 1.406 .265 .342 2.532 .011

a. Dependent Variable: independensi pemeriksa


(3)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 21.12 24.95 23.22 .961 37

Std. Predicted Value -2.180 1.800 .000 1.000 37

Standard Error of Predicted Value

.382 .884 .559 .112 37

Adjusted Predicted Value 21.16 25.09 23.23 .969 37

Residual -2.942 4.464 .000 1.658 37

Std. Residual -1.698 2.577 .000 .957 37

Stud. Residual -1.810 2.657 -.004 1.013 37

Deleted Residual -3.368 4.743 -.016 1.858 37

Stud. Deleted Residual -1.878 2.950 .003 1.058 37

Mahal. Distance .781 8.400 2.919 1.577 37

Cook's Distance .000 .152 .030 .043 37

Centered Leverage Value .022 .233 .081 .044 37


(4)

(5)

(6)