Hasil olahan dengan menggunakan bantuan program SPSS pada tabel 5.13. diatas memiliki nilai koefisien determinasi R
2
Dari hasil penelitian di atas, untuk mengetahui besaran pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen ditunjukkan oleh besarnya determinasi R².
Selain itu koefisien determinasi juga digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga sering disebut sebagai
tingkat ketergantungan variabel dependen terhadap variabel independennya. yang sudah disesuaikan Adjusted R-Square sebesar
0,623, artinya 62,3 variabel dependen independensi pemeriksa dijelaskan oleh variabel independen gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi, sisanya sebesar
37,7 atau 100 - 62,3 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan peneliti.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien R² yang telah disesuaikan dari regresi sebesar 0,623 yang artinya bahwa antara variabel dependen dan variabel independen
berkorelasi. Dengan kata lain antara persepsi gangguan pribadi X
1
, gangguan ekstern X
2
, gangguan organisasi X
3
secara bersama-sama berpengaruh terhadap independensi pemeriksa Y.
5.3.8. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa gangguan pribadi, ekstern dan organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi
pemeriksa baik secara simultan maupun parsial telah terbukti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bukti empiris bahwa gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi secara simultan
maupun secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap independensi pemeriksa.
Universitas Sumatera Utara
Secara simultan penelitian ini sebenarnya sejalan dengan hasil penelitian Supriyono 1988 yang mengatakan bahwa 75 responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan
perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. Dan persaingan yang tajam dalam pemberian jasa audit antar kantor akuntan mempengaruhi
rusaknya independensi akuntan publik di setujui oleh 42 responden, sedangkan 34 responden menyatakan bahwa lama penugasan audit pada klien tertentu mempengaruhi
rusaknya independensi akuntan publik. Ukuran kantor akuntan yang lebih mudah rusak independensinya di setujui oleh 27 sedangkan 8 responden menyatakan bahwa pemberian
jasa selain jasa audit mempengaruhi rusaknya independensi akuntan publik. Termasuk juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2009 yang membuktikan bahwa 62 variasi
variabel independen independensi pemeriksa dijelaskan oleh variabel independen gangguan pribadi, gangguan ektern, dan gangguan organisasi dan sisanya sebesar 37,7 dijelaskan
oleh variabel lain, diluar variabel yang digunakan. Dan integritas adalah adanya pengaruh gangguan pribadi, ekstern dan organisasi terhadap independensi pemeriksa study empiris
pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Dengan demikian secara simultan hasil penelitian ini telah mematuhi dan mendukung
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Lampiran II pada alinea empat belas,
pernyataan standar umum kedua menyebutkan bahwa : “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap
mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ektern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.
Universitas Sumatera Utara
Dan secara parsial penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh gangguan pribadi terhadap independensi pemeriksa menunjukan positif dan signifikan. Positif terlihat dari
koefisien regresi gangguan pribadi sebesar 2,356 dan signifikan karena nilai t hitung t tabel 2,943 1,694. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan pribadi adalah
searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan pribadi yang baiktinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang
baiktinggi, demikian sebaliknya bila gangguan pribadi rendahburuk maka gangguan independensi pemeriksa akan rendahburuk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa
gangguan pribadi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa.
Pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa dari hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh gangguan ekstern terhadap independensi pemeriksa adalah positif dan
signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan ekstern sebesar 1,583 dan signifikan karena nilai t hitung t tabel 2,602 1,694. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh
gangguan ekstern adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan ekstern yang baiktinggi akan berpengaruh terhadap gangguan independensi
pemeriksa yang baiktinggi, demikian sebaliknya bila gangguan ekstern rendahburuk maka gangguan independensi pemeriksa akan rendahburuk. Pengaruh signifikan menunjukkan
bahwa gangguan ekstern mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa.
Demikian juga pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi pemeriksa, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh gangguan organisasi terhadap independensi
Universitas Sumatera Utara
pemeriksa adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi gangguan organisasi sebesar 1,406 dan signifikan karena nilai t hitung t tabel 2,532 1,694.
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh gangguan organisasi adalah searah dengan gangguan independensi pemeriksa atau dengan kata lain gangguan organisasi yang baiktinggi
akan berpengaruh terhadap gangguan independensi pemeriksa yang baiktinggi, demikian sebaliknya bila gangguan organisasi rendahburuk maka independensi pemeriksa akan
rendahburuk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa gangguan organisasi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Dan variabel
bebas memiliki pengaruh yang besar terhadap independensi pemeriksa adalah variabel gangguan organisasi sebesar 2,532.
Secara parsial hasil penelitian ini tidaklah sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyono 1988 tetapi secara parsial juga penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Siregar 2009. Hal ini dikarenakan Supriyono 1988 dalam penelitiannya yang variabel dependennya adalah independensi akuntan publik yang dipengaruhi oleh ikatan
kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, persaingan antar kantor akuntan, pemberian jasa lain selain jasa audit, lama penugasan audit, besar kantor akuntan, dan
besarnya fee audit sebagai variabel independen. Dengan responden yang dipilih meliputi direktur keuangan perusahaan yang telah go publik, partner kantor akuntan, pejabat kredit
bank dan lembaga keuangan non-bank, dan Bapepam Badan Pengawas Pasar Modal. Dan dalam penelitian Siregar 2009 variabel dependennya adalah Independensi
pemeriksa dan pemeriksa bebas dalam sikap mental dari gangguan pribadi, gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan yang mungkin mengakibatkan pemeriksa
Universitas Sumatera Utara
membatasi pemeriksaan, gangguan yang dapat mempengaruhi kemampuan pemeriksa atau simpulan hasil pemeriksaannya, gangguan yang dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam
struktur organisasi pemerintahan tempat auditor tersebut ditugaskan. Sedangkan dalam penelitian ini variabel dependennya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi independensi
pemeriksa auditor yang terdapat pada Inspektorat Kota Binjai yang di pengaruhi juga oleh gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi sebagai variabel dependennya,
tetapi letak lokasi penelitian, jumlah peserta yang mengikuti kuesioner, dan hasil penelitiannya sangat berbeda dengan lokasi, jumlah peserta yang mengikuti kuesioner, dan
hasil penelitiannya juga sangat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar 2009 yang berada di daerah Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tersebut. Sehingga secara parsial
hasil penelitian ini juga telah mematuhi Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksa Keuangan Negara, Lampiran II
pada alinea empat belas, pernyataan standar umum kedua yang menyebutkan bahwa : “Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan
pemeriksa, harus bebas dalam sikap, mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya sebagai pemeriksa auditor
tersebut”.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui faktor-faktor apa sajakah sebenarnya yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksa auditor jika berada
dilapangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya melakukan pemeriksaan, contohnya seperti adanya faktor gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi, pada kantor
Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. Dari uraian dan hasil pembahasan yang telah dilakukan peneliti pada bab – bab terdahulu
serta analisis responden yang telah dilaksanakan pada kantor Inspektorat Kota Binjai tersebut, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini mampu memberikan bukti empiris bahwa secara simultan menunjukan bahwa gangguan pribadi, ekstern, dan
organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa. Hal ini telah sejalan dengan hasil penelitian Supriyono 1988 dan Siregar 2009, demikian juga telah
mematuhi dan mendukung yang terdapat dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara. 2. Secara parsial gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi masing-masing berpengaruh
signifikan terhadap independensi pemeriksa, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah gangguan organisasi. Dan hal ini tidak sejalan
Universitas Sumatera Utara