Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat Kota Binjai yang berjumlah 39 tiga puluh sembilan orang. Bahan untuk pembuatan kuesioner dalam penelitian ini diambil dari peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI. Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007. Tahapan dalam penyebaran, pengambilan dan pengumpulan data kuesioner di bagi dalam tiga tahap, tahap pertama yaitu adalah melakukan penyebaran kuesioner berupa pemberian pertanyaan kuesioner kepada seluruh staf Inspektorat Kota Binjai, kemudian kuesioner diisi oleh peserta kuesioner dan peneliti menungu pengisian kuesioner tersebut sampai selesai diisi oleh seluruh peserta kuesioner. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh setiap pegawai Inspektorat Kota Binjai tersebut dalam kurun waktu tertentu. Pada tahap yang ketiga adalah pengumpulan kuesioner yang telah disebarkan kepada seluruh pegawai inspektorat Kota Binjai tersebut dijadikan sebagai bahan pengolahan data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey responden, dan sumber datanya berasal dari peneliti dengan memberikan lembaran kuesioner secara langsung, instrumen dalam kuesioner masing-masing mewakili satu variabel, dimana item pertanyaan dalam kuesioner tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya di Inspektorat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara.

4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Universitas Sumatera Utara Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah variabel yang digunakan penelitian ini maka perlu diberikan pengertian variabel dan pengukurannya. Hubungan kausatitas dalam penelitian secara teoritis bermaksud untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti hubungan antar variabel tidak mutlak. Sarwono 2006 mengatakan “….defenisi operasional memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan penelitian dalam melakukan pengukuran”. Beberapa konsep dapat langsung dipecah dan ditemukan elemen-elemen perilakunya yang dapat diukur, tetapi lewat beberapa dimensi dulu. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala interval. Menurut Erlina dan Mulyani 2007 menyebutkan “skala interval adalah skala pengukuran yang mengatakan kategori, peringkat dan jarak konstruksi yang diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka absolut”. Apabila skalanya interval maka rata-rata hitung dipakai sebagai ukuran nilai sentral dan prosedur- prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t dan uji f dan lain- lain uji parametsik Cooper dan Emory : 1995. Dalam melaksanakan penelitian ini digunakan tiga variabel independen yaitu gangguan pribadi X1, gangguan ekstern X2, gangguan organisasi X3, dan satu variabel dependen yaitu independensi pemeriksa Y. 1. Gangguan pribadi X1 yaitu gangguan hubungan antara pemeriksa dan yang diperiksa objek pemeriksaan misalnya adanya hubungan pertalian darah sehingga pemeriksa tidak dapat melaksanakan tugasnya yang berakibat pemeriksa tidak sepenuhnya melaksanakan pemeriksaan terhadap suatu instansi, karena ada kaitan kekeluargaan mengakibatkan Universitas Sumatera Utara pemeriksa membatasi ruang lingkup ataupun pertanyaan-pertanyaan dikurangi sehingga laporan hasil pemeriksaan dapat berkurang atau melemahkan temuan hasil pemeriksaan. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. 2. Gangguan ektern X2, yaitu gangguan ekstern yang dapat menganggu jalannya pemeriksaan misalnya mempersempit ruang lingkup pemeriksaan ataupun membatasi kegiatan pemeriksa sehingga dalam laporan hasil pemeriksaan tidak semua temuan dapat diutarakan dalam hasil pemeriksaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. 3. Gangguan organisasi X3 yaitu gangguan terhadap pemeriksa auditor dapat dipengaruhi oleh kedudukannya dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan. Gangguan tersebut bagi auditor bila melaksanakan tugasnya sepenuhnya bisa dimutasi atau tidak diberikan lagi untuk memeriksa. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Sedangkan independensi pemeriksa Y dalam penelitian ini adalah pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan, jujur, objektif, integritas tinggi dan sikap tidak berpihak dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi, yang dapat mempengaruhi independensinya. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Tabel 4.1. Defenisi Operasional Variabel Variabel Dependen Definisi Operasional Parameter Skala Universitas Sumatera Utara Independensi Pemeriksa Y - Instansi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dari pengaruh, bebas dari kepentingan, jujur, objektif, integritas tinggi dan sikap tidak berpihak, bebas dalam sikap mental dari gangguan pribadi, gangguan ekstern, gangguan organisasi dan gangguan di luar organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. - Tidak adanya hubungan kerjasama dan hubungan keluarga antara pemeriksa dengan yang diperiksa. - tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar dalam pemeriksaan - Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan lebih baik, jika mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi entitas. - Organisasi pemeriksa bebas dari hambatan independensi - Tidak ada campur tangan pihak ektern dalam pemeriksaan. Interval Independen 1. Gangguan Pribadi. X1 Gangguan yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. - Adanya hubungan keluarga atau pertalian darah. - Memiliki kepentingan keuangan - Pernah bekerja dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. - Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa. - terlibat dalam kegiatan objek pemeriksaan. - Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi berat sebelah. - Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas. - Adanya tanggung jawab untuk mengatur entitas. - Adanya kecenderungan memihak karena keyakinan. - Pernah bekerja terhadap objek pemeriksaan. - Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa selama pemeriksaan. Interval 2. Gangguan Ekstern. X2 Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi - Adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang memabtasi atau mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak Interval Universitas Sumatera Utara kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif. semestinya. - Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan. - Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan - Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa. - Terdapatnya pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi pemeriksa. - Terdapat wewenang pihak ekstern untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan. - Adanya ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidak setujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan. - Terdapatnya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa sebagai pegawai. 3. Gangguan Organisasi. X3 Gangguan yang dapat dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi pemerintahan, tempat auditor tersebut ditugaskan dan juga dipengaruhi oleh audit yang dilaksanakannya. - Dipengaruhi kedudukan pemeriksa dalam struktur organisasi pemerintahan. - Dipengaruhi oleh pemeriksaan yang dilaksanakannya. Interval 4.6. Model Analisis Data 4.6.1. Model Analisis Data