1. Risiko rendah, jika umur menikah akseptor KB 20-35 tahun
2. Risiko tinggi, jika umur menikah aksepto KB 20 dan 35 tahun
3.2.7. Paritas adalah jumlah anak akseptor KB ketika menggunakan alat kontrasepsi. Untuk uji statistik dikategorikan menjadi:
1. 2 orang
2. ≥ 2 orang
3.2.8. Dukungan keluarga adalah siapa yang mendukung akseptor KB dalam menggunakan alat kontrasepsi yaitu :
1. Suami
2. Mertua
3. Orang tua
4. Tidak ada
Untuk uji statistik dikategorikan menjadi: 1. Ada dukungan
2. Tidak ada dukungan
3.3. Aspek Pengukuran Ratio Prevalens
Pengukuran Ratio Prevalens dilakukan dengan menggunakan rumus :
RP = AA+B : CC+D Keterangan :
AA+B = proporsi prevalens subyek yang mempunyai faktor risiko yang menggunakan alat kontrasepsi suntik
CC+D = proporsi prevalens subyek tanpa faktor risiko yang menggunakan alat kontrasepsi suntik
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini Survei analitik menggunakan desain cross sectional. Desain Penelitian ini digunakan untuk dapat mengansalisis penggunaan alat
kontrasepsi Suntik pada akseptor KB di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010. Dengan pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan
penelitian di Kelurahan Harjosari I dengan topik yang sama.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2009 sampai bulan Juni 2010.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi adalah semua akseptor KB yang berdomisili di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010.
4.3.2. Sampel a.Besar Sampel
39
Untuk menentukan besar sampel minimal dihitung dengan menggunakan rumus:
n = d
2
Z
2
1- α2 p.q
Keterangan : P
= Perkiraan proporsi prevalensi variabel dependent pada populasi q
= 1-p Z1-
α2 = Statistik Z misalnya Z= 1,96 untuk α=0,05 d
= presisi atau absolut yang diinginkan.
Maka besar sampel minimal adalah : n
= 0,09
2
1,96
2
x 0,4 x 0,6
= 114+10 n
= 126
Universitas Sumatera Utara
b. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti. Karena keterbatasan waktu dan dana maka peneliti memilih
lingkungan 12 dengan pertimbangan puskesmas ada di lingkungan 12 sehingga lebih mudah untuk mendapat pelayanan kesehatan, maupun dalam penggunaan alat
kontrasepsi. Memenuhi besar sampel minimal yang di butuhkan, penduduknya mempunyai karakteristik yang sama dengan penduduk di lingkungan lainnya dari segi
pekerjaan, tingkat pendidikan. Dalam hal ini semua lingkungan dianggap mempunyai risiko dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Menurut rekapitulasi hasil pendataan tingkat kelurahan Harjosari I jumlah seluruh akseptor KB di lingkungan 12 adalah 130 akseptor, maka seluruh akseptor KB
diambil menjadi sampel.
4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan akseptor KB dengan menggunakan kuesioner tertutup.
4.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor Kecamatan Medan Amplas dan kantor Kelurahan Harjosari I diperoleh data penggunaan kontrasepsi suntik serta data
geografi meliputi luas wilayah, batas-batas wilayah, Jumlah penduduk.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul di olah secara manual dan dilanjutkan dengan bantuan computer dengan program SPSS Statistical Product and Service Solution,
melalui tahapan editing, coding, entry data dan cleaning. Jenis analisis yang dilakukan adalah:
4.5.1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekwensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.
4.5.2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dihitung ratio prevalens dan diuji kemaknaannya dengan
menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 9 5 α = 0,05.
4.5.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang mempunyai kemaknaan statistik secara bersama-sama,
dilakukan melalui analisis regresi logistik berganda Multiple Logistic Regression untuk mencari faktor resiko paling dominan pada beberapa variabel yang dilakukan
secara bersama-sama terhadap penggunaan alat kontrasepsi suntik. Tahapan analisis multivariat yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
i. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukkan dalam
model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap berpengaruh terhadap penggunaan alat kontrasepsi suntik adalah variabel yang mempunyai nilai
p0,25. ii.
Penentuan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik, variabel yang akan dimasukkan, variabel yang mempunyai
nilai p0,05. iii.
Analisis regresi logistik berganda dilakukan dengan memasukkan secara serentak variabel independen menurut kriteria kemaknaan statistik tertentu
p 0,25. Variabel independen tersebut akan dikeluarkan kembali secara bertahap Backward Selection sampai tidak ada lagi variabel independen
yang mempunyai nilai p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
40
5.1.1 Geografis
Kelurahan Harjosari terletak di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan dengan luas wilayah 415 ham
2
dan memiliki 14 lingkungan. Batas-batas wilayah Kelurahan Terjun adalah :
- Sebelah utara berbatasan kelurahan Sitirejo II dan III Kecamatan Medan Kota .
- Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Sisingamangaraja kelurahan Harjosari II.
- Sebelah barat berbatasan dengan Sei Percut Kecamatan Medan Denai. - Sebelah timur berbatasan dengan jalan Sisingamangaraja kelurahan
Harjosari IIkelurahan Suka jadi.
5.1.2. Demografi
Jumlah penduduk di Kelurahan Harjosari 37.208 jiwa yang terdiri dari laki- laki sebanyak 18.860 jiwa 50,68 dan perempuan sebanyak 18.348 jiwa 49,32.
Secara rinci data kependudukan menurut umur dan jenis kelamin di Kelurahan Harjosari dapat dilihat pada di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur di Kelurahan Harjosari I Tahun 2010
No Golongan umur
tahun Total
f
1 0 - 5
6,11 2
6 - 12 3
13 - 17 4
18 - 25 14,93
5 26 -55
16.855 45,29
6 55
18,49
Total 37.208
100,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi jumlah penduduk di Kelurahan Terjun berdasarkan kelompok umur yang terbanyak adalah pada kelompok
umur 26 – 55 tahun yaitu sebesar 45,29 sedangkan yang terendah adalah pada kelompok umur 0-5 tahun yaitu sebesar 6,11.
Tabel 5.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Harjosari I Tahun 2010
Dari tabel diatas dapa dilihat bahwa distribusi penduduk berdasarkan jenis
kelamin yang terbanyak jenis kelamin laki-laki dengan proporsi 50,68 .
No Jenis Kelamin Total
f
1 18.860
50,68 2
Perempuan 18.384
49,32
Total 37.208
100,0
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Sarana dan Prasarana 5.1.3.1. Sarana Kesehatan
Kelurahan Terjun memiliki beberapa sarana kesehatan. Jumlah sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.3. Distribusi Sarana Kesehatan di Kelurahan Harjosari I Tahun 2010 No
Sarana Kesehatan Jumlah
1 RSU Swasta
2 Balai Pengobatan
3 Puskesmas
1 4
Pustu 1
5 Poliklinik
7 6
Posyandu 65
Jumlah 23
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang paling banyak adalah posyandu 65 unit, poliklinik 7 unit, puskesmas 1 unit, pustu 1 unit
serta tidak terdapat RSU swasta dan balai pengobatan.
5.1.3.2. Sarana Pendidikan
Kelurahan Harjosari I memiliki beberapa sarana pendidikan. Jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4. Distribusi Sarana Pendidikan di Kelurahan Harjosari I Tahun
2010
No Sarana Pendidikan
Jumlah
1 Taman Kanak-kanak
2 2
Sekolah Dasar SD Negeri 4
3 Sesolah Dasar SD Swasta
2 4
SLTP Negeri 5
SLTP Swasta 2
6 SLTA Negeri
7 SLTA Swasta
2 8
Tsanawiyah 1
Jumlah 13
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tersedia sarana pendidikan berupa Taman Kanak-kanak 2 unit, Sekolah Dasar SD Negeri 4 unit, SD Swasta 2
unit, SLTP Swasta 1 unit, SLTA Swasta 2 unit, dan Tsanawiyah 1 unit.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel independen yang berhubungan dengan penggunaan
alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut:
5.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan, umur menikah, pengetahuan, paritas dan dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi akseptor KB di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Karakteristik Akseptor KB f
Umur tahun : 19 - 22
23 - 26 27 - 30
31 - 34 35 - 38
39 - 41 43 - 46
5 21
23 33
22 20
6 3,8
16,2 17,7
25,4 16,9
15,4 4,6
Total 130
100,0 Pendidikan :
Tidak sekolahtidak tamat SD Tamat SDsederajat
Tamat SLTPsederajat
Tamat SLTAsederajat Tamat diploma
Tamat sarjana 3
16 31
66
9 5
2,3 12,3
23,8 50,8
6,9 3,8
Total 130
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa akseptor KB terbanyak pada kelompok umur 31-34 tahun 25,4, diikuti kelompok umur 27-30 yaitu 17,7,
kelompok umur 23-26 tahun yaitu 16,2, kelompok umur 39-42 tahun yaitu 15,4, kelompok umur 43-46 tahun yaitu 4,6 dan kelompok umur 19-22 tahun yaitu 3,8.
Pekerjaan: PNSTNI
Pegawai swastakaryawanburuh Wiraswasta
Ibu rumah tangga 3
4 33
99 2,3
3,1 25,4
69,2
Total 130
100,0 Umur Menikah tahun:
15-17 18-20
21-23 24-26
27-29 30-32
10 38
44 29
8 1
7,7 29,2
33,8 22,3
6,2 0,8
Total 130
100,0 Pengetahuan:
Baik Kurang
85 45
65,4 34,6
Total 130
100,0 Paritas:
1 orang 2 orang
3 orang 4 orang
5 orang 6 orang
41 50
20 13
5 1
31,5 38,5
15,4 10,0
3,8 0,8
Total 130
100,0 Dukungan Keluarga:
Suami Mertua
Orang tua Tidak ada
112 2
16 86,2
1,5 0,0
12,3
Total 130
100,0
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan akseptor KB terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 69,2 diikuti dengan kategori pekerjaan wiraswasta yaitu 25,4, kategori
pekerjaan sebagai pegawai swastakaryawanburuh yaitu sebesar 3,1, dan bekerja sebagai PNSTNI sebesar 2,3.
Pendidikan terakhir akseptor KB terbanyak adalah tamatan SLTAsederajat yaitu 50,8, diikuti tamatan SLTPsederajat yaitu 23,8, tamatan SDsederajat yaitu
12,3, tamatan diploma yaitu 6,9, tamatan sarjana 3,8 dan tidak tamat SDtidak sekolah 2,3.
Umur menikah akseptor KB terbanyak adalah umur 21-23 tahun yaitu 33,8, diikuti dengan kelompok umur 18-20 tahun yaitu 29,2, kelompok umur 24-26 tahun
yaitu 22,3, kelompok umur 15-17 tahun yaitu 7,7, kelompok umur 27-29 tahun yaitu 6,2, kelompok umur 30-32 tahun 1 orang yaitu 0,8 .
Akseptor KB dengan pengetahuan baik 65,4 sedangkan akseptor KB pengetahuan kurang 34,4.
Akseptor KB terbanyak mempunyai anak 2 yaitu 38,5, selanjutnya pada jumlah anak 1 orang yaitu 31,5, dengan jumlah anak 3 orang yaitu 15,4, jumlah
anak 4 orang yaitu 10,0, jumlah anak 5 orang yaitu 3,8 dan yang terkecil dengan jumlah anak 6 orang yaitu 0,8.
Berdasarkan dukungan keluarga akseptor KB yang mendapat dukungan dari suami 86,2, mendapat dukungan dari mertua yaitu 1,5, sedangkan akseptor yang
tidak mendapat dukungan 12,3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Pengetahuan Akseptor KB Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan alat kontrasepsi suntik?
f Suntikan Hormonal mencegah kehamilan:
Tahu Tidak tahu
21 109
,2 83,8
Total 130
100,0
Mencegah masuknya sel sperma kedalam rahim: Tahu
Tidak tahu
20 110
15,4 84,6
Total 130
100,0 Mencegah terjadinya kehamilan:
Tahu Tidak tahu
90 40
69,2 30,8
Total 130
100,0 2. Apa jenis-jenis alat kontrasepsi suntik?
f
Penyuntikan 1 bulan sekali: Tahu
Tidak tahu
82 48
63,1 36,9
Total 130
100,0 Penyuntikan 2 bulan sekali:
Tahu Tidak tahu
6 124
4,6 95,4
Total 130
100,0
Penyuntikan 3 bulan sekali: Tahu
Tidak tahu
77 53
59,2 40,8
Total 130
10,0
3. Menurut anda kapan akseptor KB suntik datang untuk kunjungan ulang penyuntikan
f Datang tepat waktu saat jadwal ulangan penyuntikan:
Tahu Tidak tahu
82 48
63,1 36,9
Total 130
100,0
Datang lebih awal sebelum jadwal ulangan penyuntikan: Tahu
Tidak tahu 1
129 0,8
99,0
Total 130
100
Datang sebelum jadwal penyuntikan ulangan: Tahu
Tidak tahu
3 127
2,3 97,7
Total 130
100,0
Universitas Sumatera Utara
4. Menurut anda apakah keuntungan menggunakan alat kontrasepsi suntik?
f
Kesuburan dapat kembali: Tahu
Tidak tahu 11
119 8,5
91,5
Total 130
100,0
Sangat efektif: Tahu
Tidak tahu 58
72 44,6
55,4
Total
130 100
Harganya relatif murah: Tahu
Tidak Tahu 29
101 22,3
77.7
Total 130
100,0 5. Menurut anda apakah efek yang ditimbulkan
mamakai KB suntik f
Gangguan haid: Tahu
Tidak tahu
53 77
40,8 59,2
Total 130
100,0
Berat badan bertambah: Tahu
Tidak tahu
33 97
25,4 74,6
Total 130
100,0 6. Menurut anda siapkah yang boleh melakukan
penyuntikan KB suntik? f
Bidan: Tahu
Tidak tahu
96 34
73,8 26,2
Total 130
100,0
Dokter: Tahu
Tidak tahu 56
74 43,1
56,9
Total 130
100,0
Perawat: Tahu
Tidak tahu
16 114
12,3 87,7
Total 130
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas bahwa pengetahuan akseptor KB yang dimaksud dengan alat kontrasepsi suntik terbanyak menjawab untuk mencegah kehamilan yaitu
90 orang dengan proporsi 69,2. Untuk pertayaan pengetahuan jenis-jenis KB suntik yang terbanyak menjawab
adalah jenis KB suntik penyuntikan 1 bulan sekali 82 orang dengan proporsi 63,1. Selanjutnya untuk pertanyaan kapan akseptor KB suntik datang untuk
kunjungan ulang penyuntikan responden menjawab terbanyak datang tepat waktu saat jadwal ulangan penyuntikan 82 orang dengan proporsi 63,1.
Sedangkan untuk pertanyaan keuntungan menggunakan KB suntik terbanyak menjawab sangat efektif 58 orang dengan proporsi 44,6 . Pertanyaan Pengetahuan
efek yang ditimbulkan memakai KB suntik terbanyak responden menjawab gangguan haid 53 orang dengan proporsi 40,8. Pertanyaan pengetahuan yang boleh
melakukan penyuntikan KB suntik terbanyak menjawab Bidan 96 dengan proporsi 73,8.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik
Prevalensi penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7. Distribusi Prevalensi Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik Pada
Akseptor KB Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
No Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik f
1 2
Ya Tidak
64 66
49,2 50,8
Total 130
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa prevalensi pengguna alat kontrasespsi suntik pada akseptor KB di kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan
Amplas tahun 2010 berdasarkan hasil survei dalam 1 bulan terakhir dari hasil penelitian yaitu sebesar 49,2
Universitas Sumatera Utara
5.3. Analisis Bivariat
5.3.1. Hubungan Umur Akseptor KB Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Tabel 5.8. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada
Akseptor KB Berdasarkan Umur, Ratio Prevalens, 95 CI, Nilai χ
2
dan ρ Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
Tahun 2010 No
Umur Akseptor KB
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Total RP
95CI χ
2
ρ Ya
Tidak f
f f
1 Risiko rendah
46 56,8
35 43,2
81 100,0
1,546 1,022-2,338
4,913 0,027
2 Risiko tinggi
18 36,7
31 63,3
49 100,0
RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB umur resiko rendah 56,8 sedangkan ibu
dengan umur resiko tinggi 36,7. Ratio prevalens penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan umur akseptor KB 1,546.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,027. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara umur ibu
dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat karena nilai p 0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Hubungan Tingkat Pendidikan Akseptor KB Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Tabel 5.9.
Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontasepsi Suntik Pada Akseptor KB Berdasarkan Pendidikan, Ratio Prevalens, 95 CI,
Nilai
χ
2
dan p Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
No Pendidikan
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Total RP
95CI Χ
2
p Ya
Tidak f
f
1 Pendidikan
Tinggi 37
46,2 43 53,8
80 100,0 0,856
0,605- 1,213
0,739 0,390
2 Pendidikan
Rendah 27
54,0 23
46,0 50
100,0 RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan tingkat pendidikan tinggi 46,3 ,
akseptor KB dengan tingkat pendidikan rendah 54,0. Ratio prevalens penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan pendidikan ibu 0,856.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,390. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara tingkat
pendidikan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat karena nilai p 0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3. Hubungan Pekerjaan Akseptor KB Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Tabel 5.10. Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada
Akseptor KB Berdasarkan Pekerjaan Ratio Prevalens, 95 CI, Nilai
χ
2
dan ρ Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan
Amplas Tahun 2010 N
o
Pekerjaan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Suntik Total
RP 95CI
Χ
2
p Ya
Tidak f
f f
1 Bekerja
17 42,5
23 57,5
40 100,0
0,814 0,319-1,443
1,047 0,306
2 Tidak
bekerja 47
52,2 43
47,8 90
100,0 RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan kategori akseptor KB yang bekerja
42,5 sedangkan kategori akseptor KB yang tidak bekerja 52,2. Ratio prevalens penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan pekerjaan 0,814.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,306. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara
pekerjaan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik.Variabel ini tidak masuk dalam kandidat untuk analisis multivariat karena nilai p 0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4. Hubungan Umur Menikah Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Tabel 5.11.
Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB Berdasarkan Umur Menikah, Ratio Prevalens, 95
CI, Nilai
χ
2
dan ρ Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
No Umur
Menikah tahun
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Total RP
95CI Χ
2
p Ya
Tidak f
f f
1 Risiko rendah 51
50,5 50
49,5 101
100,0 1,126 0,548-
2,887 0,591
0,290 2
Risiko tinggi 13
44,8 16
55,2 29 100,0
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat
kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan umur menikah dengan risiko rendah 50,5 sedangkan pada umur menikah risiko tinggi 44,8. Rasio prevalens
penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan umur menikah 1,126.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,290 artinya tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara umur menikah
dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. Variabel umur menikah tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat karena nilai p 0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5. Hubungan Pengetahuan Akseptor KB Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Tabel 5.12.
Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontasepsi Suntik Pada Akseptor KB Berdasarkan Pengetahuan, Ratio Prevalens, 95
CI, Nilai
χ
2
dan ρ Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan
Amplas Tahun 2010 No Pengetahuan
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Total RP
95CI Χ
2
p Ya
Tidak f
f f
1 Baik
62 72,9 23
27,1 85
100,0 16,412
12,979- 258,795
55,232 0,000
2 Kurang
2 4,4
43 95,6
45 100,0
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat
kontrasepsi suntik pada akseptor KB mempunyai pengetahuan baik 72,9 sedangkan pengetahuan kurang 4,4. Ratio prevalens penggunaan alat kontrasepsi suntik pada
akseptor KB berdasarkan pengetahuan ibu 16,412. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p =
0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara pengetahuan akseptor KB dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik.Variabel ini masuk sebagai
kandidat dalam multivariat karena nilai p 0,25.
5.3.6. Hubungan Paritas Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13.
Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB Berdasarkan Paritas, Ratio Prevalens, 95 CI, Nilai
χ
2
dan ρ Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
No Paritas
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Total RP
95CI Χ
2
p Ya
Tidak f
f f
1 2 orang
23 56,1
18 43,9
41 100,0
1,218 0,711-
3,149 1,130
0,288 2
≥ 2 orang 41
46,1 48
53,9 89
100,0
RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan paritas 2 orang 56,1 sedangkan
paritas ≥ 2 orang 46,1. Ratio prevalens penggunaan alat kontrasepsi suntik pada
akseptor KB berdasarkan paritas 1,218. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p=0,288. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara paritas dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. Variabel paritas tidak masuk
sebagai kandidat dalam analisis multivariat karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Tabel 5.14.
Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasespsi Suntik Pada Akseptor KB Berdasarkan Dukungan Keluarga, Ratio Prevalens,
9 5 CI, Nila i χ
2
dan ρ Di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
No Kategori
Dukungan Keluarga
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik
Total RP
95CI Χ
2
Ya Tidak
f f
f
1 Ada
dukungan 55
48,2 59
51,8 114
100,0 0,858
0,253- 2,080
0,360 0,549
2 Tidak ada
dukungan 9
56,3 7
43,8 16
100,0 RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa prevalens rate penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan dukungan keluarga dengan ada
dukungan 48,2 sedangkan yang tidak ada dukungan 56,3. Ratio prevalens penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB berdasarkan dukungan keluarga
0,858. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p=0,549. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara dukungan keluarga dengan pengggunaan alat kontrasepsi suntik. Variabel dukungan
keluarga tidak masuk dalam kandidat analisis multivariat dengan nilai p 0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda Binary logistic regression untuk mencari faktor risiko yang
paling dominan terhadap penggunaan alat kontrasepsi suntik di Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010.
Pada penelitian ini dari hasil analisis bivariat terdapat 2 dua variabel yang memiliki nilai p0,25 yaitu umur dan pengetahuan. Hasil dari analisis multivariat
dapat dilihat pada tabel 5.14:
Tabel 5.15. Identifikasi Variabel Dominan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB di Kelurahan Harjosari I Kecamatan
Medan Amplas Tahun 2010
No Variabel
Nilai B p
95 C.I for EXP B Lower
Upper
1 Umur risiko rendah
-0,781 0,105
0,178 1,176
2 Pengetahuan Baik
-4,049 0,000
0,004 0,79
Constan 4,332
= Dikeluarkan secara bertahap backward selection Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel umur dikeluarkan
karena mempunyai nilai p 0,05. Variabel dikeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p paling besar sampai tidak ada lagi variabel yang
memiliki nilai p 0,05. Hasil analisis terakhir dapat dilihat pada tabel 5.15 persamaan regresi logistik
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Variabel Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB Di Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
No Variabel
Nilai B p
95 C.I for EXP B Lower
Upper
1 Pengetahuan Baik
-4,060 0,000
0,004 0,77
Constan 3,068
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada satu variabel yang paling dominan yaitu pengetahuan baik. variabel tersebut memiliki nilai p 0,05 sehingga
dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi logistik : Y = 3,068 + -4,060 X
1
Dimana : Y = Penggunaan alat kontrasepsi suntik X
1
= Pengetahuan baik
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Analisis Univariat 6.1.1. Prevalensi Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik