BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Analisis Univariat 6.1.1. Prevalensi Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik
Prevalensi pengguna alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.1. Diagram Pie Prevalensi Pengguaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan
Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa prevalensi Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik pada akseptor KB di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan
Amplas tahun 2010 49,2 dan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi suntik 50,8 .
Pengguna Alat Kontrasepsi
50.8 49.2
Tidak KB suntik KB suntik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar bahwa proporsi antara Akseptor KB suntik dengan yang tidak menggunakan KB suntik tidak begitu berbeda. KB suntik merupakan alat
kontrasepsi yang sangat digemari oleh ibu-ibu di kelurahan Harjosari I, hal ini kemungkinan disebabkan karena praktis, sederhana dan murah, kontrasepsi yang
berdaya kerja panjang, lama, yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama. Cara ini mulai disukai masyarakat kita dan diperkirakan
setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntik untuk mencegah kehamilan. Berdasarkan data yang di peroleh dari BPS Statistik Kesejahteraan Rakyat di
Indonesia pada tahun 2003, jumlah akseptor KB suntik menduduki tingkat pertama dengan proporsi 60,08.
41
Menurut penelitian Budiyanti 2003 di Semarang dengan desain cross sectional sebanyak 84 yang menggunakan alat kontrasepsi dan yang menggunakan
alat kontrasepsi suntik 38,4 .
42
Universitas Sumatera Utara
6.1.2. Umur Akseptor KB
Proporsi umur akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Proporsi Umur Akseptor KB
3.8 16.2
17.7 25.4
16.9 15.5
4.6 5
10 15
20 25
30
19-22 23-26
27-30 31-34
35-38 39-41
43-46 Umur
P rop
or si
Gambar 6.2. Diagram Bar Proporsi Umur Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas umur akseptor KB terbanyak pada kelompok umur 31-34 dengan proporsi 25,4 sedangkan umur akseptor KB terendah pada
kelompok umur 19-22 tahun dengan proporsi 3,8. Hal ini diasumsikan umur 31-34 tahun merupakan kurun reproduksi sehat
bagi wanita. Masih potensial untuk melahirkan dan merupakan puncak reproduksi. Semakin sering ibu melahirkan maka risiko untuk melahirkan sangat tinggi yang
dapat mengakibatkan kematian ibu dan anak. Sehingga ibu-ibu di Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
Harjosari I banyak yang menggunakan alat kontrasepsi karena menjarangkan kehamilan.
Umur dipandang sebagai suatu keadaan yang menjadi dasar kematangan dan perkembangan seseorang. Pendapat lain mengemukakan bahwa semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih
percaya diri dari orang yang belum cukup kedewasaannya
.41
6.1.3. Pendidikan Akseptor KB
Proporsi pendidikan akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Proporsi Pendidikan Akseptor KB
2.3 12.3
23.8 50.8
6.9 3.8
10 20
30 40
50 60
Tidak tamat
SDtidak sekolah
SD SLTP
SLTA Diploma
Sarjana P
r o
p o
r si
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.3. Diagram Bar Proporsi Pendidikan Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas pendidikan akseptor KB terbanyak pendidikan Tamat SLTAsederajat dengan proporsi 50,8 sedangkan pendidikan akseptor KB
terendah yaitu Tidak sekolahtidak tamat SD dengan proporsi 2,3 . Hal ini disebabkan karena mayoritas pendidikan akseptor KB di Kelurahan
Harjosari I yaitu Tamat SLTA yang merupakan pendidikan tinggi. Dengan pendidikan yang tinggi seseorang lebih mudah dalam menerima gagasan maupun
infortmasi dan dapat memperluas pengetahuan. Termasuk dalam hal penggunaan alat kontrasepsi.
Universitas Sumatera Utara
6.1.4. Pekerjaan Akseptor KB
Proporsi pekerjaan akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Proporsi Berdasarkan Pekerjaan Akseptor KB
69,2 25,4
3,82,3
Ibu rumah tangga Wiraswasta
Pegawai SwastaKryawanBuruh
PNSTNI
Gambar 6.4. Diagram Pie Proporsi Pendidikan Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas pekerjaan akseptor KB di kelurahan Harjosari I terbanyak sebagai ibu rumah tangga dengan proporsi 69,2 sedangkan proporsi
pekerjaan akseptor KB terendah sebagai PNSTNI 2,3 . Pekerjaan sangat mendukung seseorang untuk menggunakan KB, Karena
Bekerja dapat mengurangi kesempatan dalam hal mengurus anak. Sementara dari hasil penelitian diperoleh yang tidak bekerja yang banyak menjadi akseptor KB, Hal
ini kemungkinan disebabkan pada saat penelitian dilakukan yang paling banyak yang tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
6.1.5. Umur Menikah Aksepotor KB
Proporsi umur menikah akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.5. Diagram Bar Proporsi Umur Menikah Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas umur menikah akseptor KB terbanyak pada kelompok umur 21-23 dengan proporsi 33,8 sedangkan proporsi umur menikah
akseptor KB terendah pada kelompok umur 30-32 yaitu 0,8. Hal ini diasumsikan bahwa umur 21-23 sudah kurun reproduksi sehat,
komplikasi kehamilan atau risiko kematian saat melahirkan pada umur 21-23 merupakan risiko rendah. Setelah mempunyai anak sangat cocok menggunakan alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan karena masa reporoduksi sehat masih
Proporsi Umur Menikah Akseptor KB
7.7 29.2
33.8 22.3
6.2 0.8
10 20
30 40
50 60
15-17 18-20
21-23 24-26
27-29 30-32
Umur P
rop or
si
Universitas Sumatera Utara
panjang. Sedangkan pada umur 27-29 dan umur 30-32 jika dihubungkan dengan usia perkawinan merupakan usia tua dan kurun reproduksi sehatnya terbatas. Sedangkan
pada usia perkawinan 15 – 17 tahun seharusnya menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan karena alat reproduksinya belum matang masih risiko tinggi
untuk melahirkan, tetapi pada kenyataannya responden yang umur 15 tahun pada umur 17 tahun sudah melahirkan anak pertama dan responden menggunakan alat
kontrasepsi setelah anak kedua lahir.
Universitas Sumatera Utara
6.1.6. Pengetahuan Akseptor KB
Proporsi pengetahuan akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.6. Diagram Pie Proporsi Pengetahuan Akseptor KB DI Kelurahan
Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas pengetahuan akseptor KB terbanyak adalah berpengetahuan Baik dengan proporsi 65,4 sedangkan proporsi pengetahuan
Kurang 34,6. Pengetahuan merupakan faktor pendukung terhadap perilaku seseorang.
Pengetahuan seseorang akan mempengaruhi dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Proporsi Berdasarkan Pengetahuan Akseptor KB
65,4 34,6
Baik Kurang
Universitas Sumatera Utara
Dengan pengetahuan yang baik maka akan lebih mengetahui jenis kontrasepsi yang cocok untuk dirinya, keuntungan maupun efek dari kontrasepsi tersebut.
6.1.7. Paritas Akseptor KB
Proporsi pengetahuan akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.7. Diagram Bar Proporsi Paritas Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas paritas akseptor KB terbanyak 2 orang anak dengan proporsi 38,5 sedangkan paritas terendah yaitu 6 orang anak dengan
proporsi 0,8. Hal ini diasumsikan karena jumlah anak berhubungan dengan kesejahteraan
keluarga. Jumlah anak ideal adalah 2 orang dan akseptor KB di Kelurahan Harjosari I
Proporsi Paritas Akseptor KB
31.5 38.5
15.4 10
3.8 0.8
10 20
30 40
50 60
1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang P
rop or
si
Universitas Sumatera Utara
mengetahui hal itu. Sehingga menurut mereka dengan jumlah anak ideal maka kebutuhan anak atau keluarga lebih tercukupi.
6.1.8. Dukungan Keluarga Akseptor KB
Proporsi dukungan keluarga akseptor KB di kelurahan Harjosari I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.8. Diagram Pie Proporsi Keluarga Akseptor KB DI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas yang mendukung akseptor KB terbanyak adalah suami dengan proporsi 86,2 dan yang terendah Mertua 1,5 .
Proporsi Dukungan Keluarga Akseptor KB
12.3 1.5
86.2 Suami
Tidak ada Mertua
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan disebabkan didalam keluarga untuk membuat suatu keputusan atau yang paling berperan dalam mengambil keputusan adalah suami sehingga istri
harus terlebih dahulu meminta persetujuan dari suami. Maka akseptor KB di Kelurahan Harjosari I paling banyak mendapat dukungan dari suami dalam
penggunaan alat kontrasepsi.
6.2. Analisis Bivariat 6.2.1. Hubungan Umur Akseptor KB Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi
Suntik
Gambar 6.9. Diagram Bar Prevalens Rate Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB Berdasakan Umur Di Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi suntik dengan umur risiko rendah 56,8
sedangkan prevalens dengan umur risiko tinggi 36,7. Ratio Prevalens = 1,546
56.8
36.7 43.2