12
kesalahan pemilihan media yang tidak sesuai dengan konteks komunikasi sehingga kurang mendukung komunikasi antarbudaya.
Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial merekasebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka.
Kebiasaan–kebiasaan dan tradisi-tradisi tersebut terus hidup dan berkembang serta diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat
tertentu. Individu –individu tersebut cenderung menerima dan mempercayai apa yang diwariskan budaya mereka. Mereka cenderung mengabaikan atau menolak
apa yang bertentangan dengan “kebenaran” yang mereka yakini. Ini seringkali menjadi landasan bagi prasangka yang tumbuh di antara anggota kelompok
tertentu terhadap kelompok lain.
2.1.2 Pandangan Dunia World View
Menurut Ishii, Cooke, dan Klopf dalam Samovar, dkk cara pandang merupakan orientasi budaya terhadap Tuhan, kemanusiaan, alam, pertanyaan
tentang keberadaan sesuatu, alam dan kosmos, kehidupan, moral dan alasan etis, penderitaan, kematian, dan isu filosofis lainnya yang mempengaruhi bagaimana
anggotanya memandang dunia. Tujuan cara pandang adalah untuk menuntun orang menentukan gambaran dunia ini dan bagaimana mereka berperan dalam
dunia tersebut. Banyak ahli yang setuju bahwa budaya mempengaruhi sebagian besar cara pandang seseorang. Cara pandang menyediakan dasar persepsi dan sifat
realitas seperti yang dialami oleh mereka yang berbagi budaya yang umum. Pandangan budaya berfungsi untuk membuat pengalaman hidup yang mungkin
menurut orang lain kacau dan tidak berarti menjadi dapat diterima oleh akal sehat. Cara pandang ditentukan oleh pemahaman kolektif sebagai dasar untuk
menghakimi suatu tindakan yang memungkinkan kelangsungan hidup dan adaptasi Samovar, dkk, 2010: 117-118.
Agama sebagai cara pandang telah ditemukan dalam setiap budaya selama ribuan tahun. Cara pandang erat kaitannya dengan praktik agama dan
kepercayaan. Manusia percaya bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari manusia sebagai penentu dan pencipta budaya. Bagi kebanyakan orang di dunia ini, tradisi
agama seperti keluarga, suku atau negara menjadi identitas mereka di dunia.
13
Orang Kristen percaya bahwa keselamatan hanya diperoleh lewat Yesus Kristus.Sedangkan kaum Muslim percaya bahwa untuk memperoleh surga adalah
keyakinan bahwa Tuhan itu satu dan tanpa sekutu dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya.Akan tetapi orang-orang yang beragama Hindu dan Budha tidak
menganut kepercayaan seperti Kristen dan Islam. Agama Hindu dan Budha percaya bahwa Tuhan tidak dalam otoritas tunggal, tetapi menjelma menjadi
banyak Tuhan Mulyana, 2004: 35. Hal yang menarik dari agama adalah bahwa hal tersebut mengikat orang
bersama-sama dalam dan memelihara cara pandang budaya mereka selama ribuan tahun. Baik melalui ajaran Alkitab, Alquran, Weda, Torah, dan I Ching, manusia
selalu merasakan suatu kebutuhan untuk melihat keluar diri mereka sendiri akan nilainilai yang mereka gunakan dalam mengatur hidup mereka. Agama
menyediakan dan menunjukkan nilai dari fenomena yang tidak dapat dijelaskan. Inti dari agama adalah menyediakan petunjuk mengenai bagaimana untuk
memperlakukan orang lain dan memperoleh kedamaian batin Samovar, dkk, 2010: 123-125.
Keyakinan kita tidak terbatas, misalnya Tuhan itu Esa atau Adam adalah manusia pertama di bumi. Salah satu fungsi penting dari kepercayaankeyakinan
adalah bahwa hal itu membentuk dasar nilai. Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan mencakup kegunaan, kebaikan, estetika, dan kepuasan. Jadi nilai
bersifat normatif, memberitahu suatu anggota budaya mengenai apa yang baik atau buruk, benar dan salah, apa yang harus diperjuangkan, dan sebagainya. Nilai
biasanya bersumber dari isu filosofis yang lebih besar yang merupakan bagian dari lingkungan budaya, karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah
Mulyana, 2007:215-216. Keyakinan dan nilai yang dianut seseorang yang jika dilaksanakan secara
terus-menerus akan disebut sikap. Keyakinan dan nilai yang dianut seseorang tidak dapat diamati langsung. Kita hanya bisa menduga bagaimana kepercayaan
dan nilai seseorang berdasarkan tindakannya, terutama yang konsisten dari waktu ke waktu sikap. Manusia telah menganut berbagai kepercayaan sejak lahir yang
ditanamkan di dalam lingkungannya. Bagaimana cara berbicara, gaya berpakaian, apa yang bisa dicapai, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
14
tersebut, semua diterima begitu saja dari lingkungan tanpa banyak mempersoalkannya. Pola budaya merupakan suatu sistem kepercayaan dan nilai
yang terintegrasi yang bekerja sama untuk menyediakan suatu model terpadu dan konsisten. Pola tersebut berkontribusi tidak hanya pada cara manusia melihat dan
berpikir mengenai dunia ini, namun juga bagaimana manusia hidup di dunia ini Samovar,dkk, 2010: 227.
2.1.3 Akulturasi dalam Pernikahan Campuran 2.1.3.a Komunikasi dan Akulturasi