65
kita memandang budaya lain lebih rendah dari budaya kita. Terdapat 8 responden yang menyatakan budayanya tidak lebih baik dari budaya pasangan justru mampu
mengenali secara baik identitas diri. Perbandingan yang setara atau equal dalam membandingkan budaya menghasilkan hasil pengamatan yang lebih baik.
Sementara terdapat 1 responden yang menyatakan budayanya sangat hebat dan dari kehebatan tersebut dia mampu mengenali dirinya sendiri. Kondisi ini lebih
ditentukan pada dominasi yang dilakukan individu terhadap budaya pasangan. Tabel 4.25
Tabel Silang Keunggulan Budaya Sendiri Terhadap Pasangan dan Keterikatan Kelompok Budaya
Keterikatan Kelompok Budaya Total
Sangat Terikat Terikat
Kurang Terikat
Tidak Terikat
Keunggulan Budaya
Sendiri Sangat Unggul
1 1
2 Unggul
6 1
1 8
Kurang Unggul 1
1 2
2 6
Tidak Unggul 1
1 1
3 Total
2 8
4 5
19 Tabel 4.25 menunjukkan bagaimana keunggulan budaya bersinggungan
terhadap keterikatan terhadap kelompok budaya asal. Terdapat 6 responden yang menyatakan budaya sendiri mengungguli budaya pasangan masih terikat dengan
kelompok budaya asalnya. Keterikatan pada kelompok budaya asal berbentuk arisan, pengajian, dan pertemuan keluarga tertentu. Sementara terdapat 1
responden yang menyatakan budayanya tidak unggul dibandingkan dengan budaya pasangan merasa tidak terikat lagi dengan budaya asalnya.
8.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang
66
dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman yaitu:
rho = 1
6 1
2 2
− −
∑
N N
d
Dengan menggunakan analisis Spearman melalui aplikasi SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.26
Uji Hipotesis
variabel proses variabel
akulturasi Spearmans rho
variabel proses Correlation Coefficient
1.000 .481
Sig. 2-tailed .
.037 N
19 19
variabel akulturasi Correlation Coefficient
.481 1.000
Sig. 2-tailed .037
. N
19 19
. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel 4.26 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman rho adalah 0.481. Berdasarkan
skala Guilford, hasil 0,481 menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan + 0,481, yang menunjukkan arah
hubungan yang sama antara variabel X
1
dan variabel Y
1
. Dengan kata lain, hal ini berarti semakin tinggi proses akulturasi maka semakin baik identitas baru yang
terbentuk. Sebaliknya semakin rendah proses akulturasi maka semakin kurang baik identitas baru yang terbentuk.
Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda flag of significant diberikan SPSS. Jika probabilitas
0,005, maka Ha ditolak, jika probabilitas 0,005 maka Ha diterima. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara
signifikan, yaitu antara proses akulturasi terhadap perubahan identitas etnis
67
pasangan keturunan Jepang dan Indonesia di Fukushi Tomonokai probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 0,005.
Berdasarkan analisis di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada proses akulturasi terhadap perubahan identitas etnis pasangan keturunan
Jepang dan Indonesia di Fukushi Tomonokai adalah 0,481. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs 0 maka hipotesis diterima. Signifikan
korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,005 0,001 0,005 dan tanda flag of significant yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara
signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya
signifikan.
8.4 Pembahasan