Menurut penelitian Soeparmanto, pendidikan ibu yang relatif kurang dapat menurunkan perilaku pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang
ASI menyusui yang baik bisa memberi ASI secara eksklusif dan memberikan kolostrum pada bayi. Namun apabila pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif rendah maka perilaku
pemberian ASI secara eksklusif tidak dapat diberikan pada bayi. Untuk meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan intervensi dengan meningkatkan
penyuluhan tentang ASI kepada ibu-ibu dan keluarganya secara rutin dan berkala, yang didasarkan kondisi sosial budaya setempat Soeparmanto 2001
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Selain itu
kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASI nya, sehingga cenderung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu-ibu tidak menyusui bayinya adalah karena
ibu tersebut tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya beban baginya dan kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan ukuran tubuhnya.
2.3.1. Konsep Perilaku
Perilaku adalah keadaan jiwa berpendapat, berpikir, bersikap dan lain sebagainya untuk memberikan reaksi terhadap situasi yang ada di subjek.
Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa reaksi tersebut dapat bermacam- macam dimana pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : pertama dalam
bentuk pasif, dimana individu beraksi tanpa tindakan nyata. Dan kedua dalam bentuk aktif, dimana individu beraksi dalam tindakan nyata dan dapat dilihat oleh orang lain. Pada
dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan, namun tidak berarti bahwa
Universitas Sumatera Utara
bentuk itu hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakan saja melainkan dapat bersifat potensial yaitu dalam bentuk pengetahuan, motivasi, dan persepsi.
Bloom membedakan perilaku dalam tiga komponen yaitu, congnitive, affective, dan psikomotor. Komponen congnitive terdiri dari seluruh kongnisi yang dimiliki
seseorang mengenai objek sikap tertentu fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. Komponen affective terdiri dari terutama penilaian. Komponen psikomotor
terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek Notoatmojo,1993.
Skinner, seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hubungan antara perangsang stimulus dan response, oleh karena itu perilaku yang
sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda atau latar belakangnya.
2.3.2. Bentuk Operasional Perilaku
Bentuk operasional perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu : 1.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tau, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian terayata perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo, 1993
Universitas Sumatera Utara
2. Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpresepsi, dan merasa dalatn menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Ciri-ciri sikap adalah :
a. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan
dengan objek tertentu. b.
Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.
c. Sikap dapat berubah suatu hal tertentu tetapi dapat juga berupa kumpulan dari hal-hal
tersebut. d.
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Suatu contoh sikap ibu dalam menerapkan bahwa ASI eksklusif sangat penting
dan bermanfaat bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lain. Sebagaimana diketahui bahwa ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan
dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit. Akhirnya dapat dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yaitu berupa pemberian ASI eksklusif pada
bayi. Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman
masa lalu, tetapi juga menentukan apakah seseorang harus pro dan kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa
yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari. Sikap relatif lebih menetap, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap
Universitas Sumatera Utara
dapat diperteguh atau dirubah. Dalam psikologi sosial, sikap adalah kecenderungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat. Notoatmodjo, 1993
3. Tindakan
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya suatu tindakan perbuatan yang nyata dibutuhkan suatu pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan dukungan dari berbagai pihak. Adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan
bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan
nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Notoatmodjo, 1993
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konsep kaitan antara pemberian ASI eksklusif yang dipengaruhi ileh karakteristik ibu berupa
umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga. Sementara perilaku dalam pemberian ASI
eksklusif ditentukan oleh faktor pengetahuan, sikap dan tindakan.
Gambar 1. Kerangka Konsep
Perilaku Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Karakteristik Ibu
o Umur
o Pendidikan
o Pekerjaan
o Pendapatan
Keluarga
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODE PENELITIAN
2.4. Jenis Penelitian