ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang Kolostrum Air Susu Masa Transisi Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain: 1 Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI; 2 Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada susu sapi; 3 Asam lemak ikatan panjang DHA, AA, omega-3, omega-6 merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi. Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian Lucas terhadap 300 bayi prematur membuktikan bahwa bayi bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna 8,3 point lebih tinggi dibanding bayi prematur yang tidak diberi ASI. Pada penelitian Riva ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi ASI eksklusif. Riva , 1996

d. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. Roesli, 2007 Universitas Sumatera Utara

e. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi

Disamping manfaat-manfaat tersebut, masih banyak manfaat yang diperoleh anak dari pemberian ASI antara lain : Natalia, 2002 1 Melindungi anak dan serangan alergi. 2 Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai. 3 Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara. 4 Membantu pembentukan rahang yang bagus. 5 Mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan mendenita penyakit jantung. 6 Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan. 7 Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik. 8 Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan. Kresnawan, 2006 9 Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernapasan. Arifeen, 2001 Pemberian ASI eksklusif akan memenuhi kebutuhan awal bayi untuk tumbuh kembang secara optimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual maupun sosialisasinya. Itu sebabnya, akan sangat mudah dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan tumbuh menjadi sumber daya manusia yang tangguh berkualitas. Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Produksi ASI

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat menyusui bayi. Salah satunya ialah karena air susu tidak keluar, penyebab air susu tidak keluar juga tidak sedikit, mulai dari sters mental sampai ke penyakit fisik, termasuk malnutrisi. Namun demikian, perilaku tidak menyusui bayi segera setelah lahir atau dengan catatan bahwa ibu tidak dalam keadaan terbius dan mengidap penyakit tertentu sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui Arisman, 2005. Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang keluar pertama kali setelah bayi lahir sampai hari ketiga atau keempat, agak kental berwarna kekuningan, lebih kuning dibanding denga ASI mature. Kolostrum berkhasiat antara lain : 1 Sebagai laxantia yang baik untuk membersihkan selaput usus bayi yang baru lahir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan. 2 Kolostrum terutama mengandung globulin tinggi, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. 3 Mengandung zat anti infeksi lain antibodi sehingga mampu melindungi tubuh dari beberapa penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan.

b. Air Susu Masa Transisi

Air susu transisi adalah ASI yang diproduksi hari ketiga atau hari keempat sampai hari kesepuluh sesudah kelahiran. Kadar proteinnya lebih kecil dari kolostrum. Universitas Sumatera Utara

c. Air Susu Mature

Air susu mature yaitu ASI yang diproduksi mulai dari hari kesepuluh sesudah kelahiran. Kadar proteinnya lebih kecil dari pada kolostrum, sedangkan kadar lemak dan hidrat arang lebih tinggi. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI 2.2.1. Kondisi Ibu Ibu yang melahirkan sesar dapat menyusui segera setelah ibu pulih sesuai petunjuk dokter, demikian juga halnya bagi ibu yang sakit pada umumnya dapat terus menyusui bayinya. Bagi ibu yang menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas harus memakai masker untuk mencegah penularan. Ibu hamil juga dapat meneruskan menyusui bayinya dan jangan lupa untuk makan lebih banyak. Selanjutnya bayi disapih secara bertahap agar anak tidak merasa diterlantarkan ibu karena akan ada adik baru yang memerlukan perhatian ibu. Pekerjaan sehari-hari kadang-kadang sangat menyibukkan ibu dan anak menjadi rewel. Usahakan agar ibu lebih banyak istirahat dan santai, sehingga ibu dapat menyusui lagi dan memenuhi kebutuhan bayi. Dukungan dan pengertian keluarga suami dan orang tua sangat diperlukan untuk ketentraman ibu menyusui, disamping itu nasehat dari mereka yang lebih berpengalaman akan membantu keberhasilan menyusui. 2.2.2. Kondisi Bayi Bayi dalam keadaan sakit apapun harus tetap diberi ASI, termasuk diare. Bagi bayi kembar, ASI tetap mencukupi sesuai kebutuhan bayi. Posisi sepak bola football position dapat digunakan untuk menyusui bayi kembar. Demikian juga dengan bayi Universitas Sumatera Utara prematur, kalau bayi dapat menghisap langsung dari payudara ibu, kalau tidak dengan sendok atau lainnya. Produksi ASI harus dipertahankan dengan mengeluarkan ASI dan apabila keadaan bayi sudah memungkinkan, bayi dapat menyusu langsung dari ibu. 2.2.3. Umur Umur mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil keputusan dalarn pemberian ASI eksklusif, semakin bertambah umur tua maka pengalaman dan pengetahuan semakin bertambah Notoatmodjo, 2003. Selain itu, umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. lbu yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan serta dalam membina bayi yang dilahirkan Depkes RI, 1994. Menurut pendapat Hurlock B.E. 2002, bahwa semakin meningkatnya umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang.

2.2.4. Pendidikan

Seorang ibu yang memiliki pendidikan formal yang rendah belum tentu tidak mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandigka dengan orang yang lebih tinggi pendidikan formalnya. Perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang ibu peroleh Suharyono, 1992. 1 Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan yana mempunyai bentuk atau organisasi tertentu seperti di sekolah atau di universitas. Adanya organisasi yang ketat dan Universitas Sumatera Utara nyata. Misalnya tentang adanya penjenjangan cara atau metode mengajar di sekolah Kusuma,1996 2 Pendidikan in Formal Pendidikan in formal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah dalam bentuk lingkungan keluarga. Pendidikan ini berlangsung tanpa pendidik, tanpa suatu program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu tanpa evaluasi yang formal berbentuk ujian Kusuma, 1996 3 Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal adalah usaha khusus yang diselenggarakan secara terorganisir diutamakan bagi generasi muda dan orang dewasa yang tidak dapat sepenuhnya mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan praktis dan keterampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga masyarakat produktif Kusuma, 1996. Pendidikan bertujuan untuk mengubah pengetahuanpengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah lakukebiasaan yang baru pada pendidikan rendah serta meningkatkan pengetahuan yang cukupkurang bagi responden yang masih memakai adat istiadat lama Notoatmodjo, 1993. 2.2.5. Pekerjaan Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah sektor formal Universitas Sumatera Utara memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian Soekirman pada tahun 1994 mengungkapkan bahwa kemungkinan seorang ibu menyusui bayinya secara eksklusif hingga usia 4 bulan dan diteruskan hingga usia 2 tahun, rata-rata 38 jika ibu bekerja dan angka tersebut naik menjadi 91 jika ibu tidak bekerja Ginting, 2007.

2.2.6. Pendapatan

Tingkat ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan pola pemberian ASI. Di daerah pedesaan keadaan ini tidak cukup nyata. Di daerah perkotaan keadaan ini cukup nyata, makin tinggi tingkat ekonomi makin berkurang prevalensi menyusui. Namun di negara-neraga industri frekuensi menyusui lebih tinggi di kalangan tingkat sosial atas. Menurut penelitian Sanjaya 2000, ada perbedaan bermakna dalam pemberian ASI dan penyapihan dengan penghasilan atau pendapatan keluarga, jadi semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin cepat menyapih. Disini orang yang berpenghasilan tinggi akan lebih mudah untuk menggantikan ASI dengan susu Formula. Fathimah 2008 Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu-ibu tidak menyusui bayinya terutama yang tinggal diperkotaan antara lain: a. Di perkotaan ibu-ibu lebih banyak memperoleh informasi mengenai susu botol dari pada menyusui. Universitas Sumatera Utara b. Umumnya diperkotaan melahirkan di RS dan RB yang tidak menganjurkan menyusui dan menerapkan pelayanan Rawat Gabung serta tidak menyediakan fasilitas Klinik Laktasi, Pojok Laktasi dan sejenisnya. c. Pengaruh kemajuan teknologi pada perubahan sosial budaya mengakibatkan ibu-ibu diperkotaan umumnya bekerja diluar rumah dan makin meningkat daya belinya. d. Semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja wanita di berbagai sektor, sehingga semakin banyak ibu yanag haras meninggalkan bayinya sebelum berusia 6 bulan, setelah habis cuti bersalin. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi kelangsungan pemberian ASI eksklusif.

2.2. Perilaku Ibu Menyusui

Pemberian ASI tak terlepas dari tatanan budaya. Menurut Swasono Depkes 2005, berbagai perilaku menyusui pada masyarakat seperti perilaku membuang kolostrum atau susu jolong, yakni cairan yang keluar pertama kali, dan tidak membersihkan payudara dengan anjuran petugas kesehatan. Kolostrum dianjurkan untuk diberikan dan ibu disarankan untuk membersihkan payudaranya dulu sebelum menyusui. Pada penelitian yang dilakukan oleh Widodo pada tahun 2001 dimana ibu yang memberi ASI 30 menit setelah dilahirkan kemungkinan untuk tidak memberikan makanan dan minuman pralaktal pada bayinya sebesar 1,8 - 5,3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak memberi ASI segera. Demikian pula dengan pemberian ASI eksklusif. Nilai budaya berdasarkan suku maupun kebiasaan setempat dapat berpengaruh pada pola pemberian ASI termasuk didalamnya pemberian ASI eksklusif Fathimah, 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut penelitian Soeparmanto, pendidikan ibu yang relatif kurang dapat menurunkan perilaku pemberian ASI eksklusif. Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang ASI menyusui yang baik bisa memberi ASI secara eksklusif dan memberikan kolostrum pada bayi. Namun apabila pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif rendah maka perilaku pemberian ASI secara eksklusif tidak dapat diberikan pada bayi. Untuk meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan intervensi dengan meningkatkan penyuluhan tentang ASI kepada ibu-ibu dan keluarganya secara rutin dan berkala, yang didasarkan kondisi sosial budaya setempat Soeparmanto 2001 Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASI nya, sehingga cenderung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu-ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya beban baginya dan kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan ukuran tubuhnya.

2.3.1. Konsep Perilaku

Perilaku adalah keadaan jiwa berpendapat, berpikir, bersikap dan lain sebagainya untuk memberikan reaksi terhadap situasi yang ada di subjek. Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa reaksi tersebut dapat bermacam- macam dimana pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : pertama dalam bentuk pasif, dimana individu beraksi tanpa tindakan nyata. Dan kedua dalam bentuk aktif, dimana individu beraksi dalam tindakan nyata dan dapat dilihat oleh orang lain. Pada dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan, namun tidak berarti bahwa Universitas Sumatera Utara bentuk itu hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakan saja melainkan dapat bersifat potensial yaitu dalam bentuk pengetahuan, motivasi, dan persepsi. Bloom membedakan perilaku dalam tiga komponen yaitu, congnitive, affective, dan psikomotor. Komponen congnitive terdiri dari seluruh kongnisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. Komponen affective terdiri dari terutama penilaian. Komponen psikomotor terdiri dari kesiapan seseorang untuk beraksi atau kecenderungan untuk bertindak terhadap objek Notoatmojo,1993. Skinner, seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hubungan antara perangsang stimulus dan response, oleh karena itu perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda atau latar belakangnya.

2.3.2. Bentuk Operasional Perilaku

Bentuk operasional perilaku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tau, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian terayata perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo, 1993 Universitas Sumatera Utara 2. Sikap Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpresepsi, dan merasa dalatn menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Ciri-ciri sikap adalah : a. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu. b. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok. c. Sikap dapat berubah suatu hal tertentu tetapi dapat juga berupa kumpulan dari hal-hal tersebut. d. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Suatu contoh sikap ibu dalam menerapkan bahwa ASI eksklusif sangat penting dan bermanfaat bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lain. Sebagaimana diketahui bahwa ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit. Akhirnya dapat dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yaitu berupa pemberian ASI eksklusif pada bayi. Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah seseorang harus pro dan kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari. Sikap relatif lebih menetap, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap Universitas Sumatera Utara dapat diperteguh atau dirubah. Dalam psikologi sosial, sikap adalah kecenderungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat. Notoatmodjo, 1993 3. Tindakan Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya suatu tindakan perbuatan yang nyata dibutuhkan suatu pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan dukungan dari berbagai pihak. Adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Notoatmodjo, 1993 Universitas Sumatera Utara 2.3. Kerangka Konsep kaitan antara pemberian ASI eksklusif yang dipengaruhi ileh karakteristik ibu berupa umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga. Sementara perilaku dalam pemberian ASI eksklusif ditentukan oleh faktor pengetahuan, sikap dan tindakan. Gambar 1. Kerangka Konsep Perilaku Dalam Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan Sikap Tindakan Karakteristik Ibu o Umur o Pendidikan o Pekerjaan o Pendapatan Keluarga Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

2.4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional.

2.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga. Adapun pertimbangan dalam penentuan lokasi ini adalah : 1. Latar belakang pendidikan masyarakat yang sangat berbeda, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran pengaruh pendidikan terhadap perilaku ibu menyusui. 2. Tingginya cakupan program ASI eksklusif di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga yang mencapai 76,18, sehingga peneliti melihat hal tersebut merupakan suatu yang penting untuk dilakukan penelitian. Waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan dimulai dari survei awal pada bulan Pebruari 2008 sampai dengan selesai penelitian pada bulan Juni 2008.

2.6. Populasi dan Sampel