BAB 5
PEMBAHASAN
2.15. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 4.6. terlihat bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI mayoritas dikategori baik 69,61, Pengetahuan yang cukup ada 19,72
dan pengetahuan yang kurang ada 12,68. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Oleh karena itu dari pengalaman dan teori bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat dibutuhkan agar ibu dapat mengetahui mengapa harus diberi ASI eksklusif kepada
bayi sampai berumur 6 bulan. Menurut pengamatan penulis bahwa ibu yang anaknya masih bayi, aktif ke
posyandu sehingga memungkinkan ibu untuk memperoleh informasi yang banyak tentang pemberian ASI eksklusif. Demikian juga halnya dengan Bidan yang
menerima persalinan dan kader yang bertugas di Posyandu kebanyakan mengerti bahasa daerah pesisir Sibolga sehingga cara penyampaian pesan lebih cepat diterima.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Soeparmanto bahwa ibu yang tingkat pendidikannya baik lebih bisa memberikan ASI eksklusif dibanding ibu yang
mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Soeparmanto 2001
Universitas Sumatera Utara
5.2. Sikap Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif
Dari tabel 4.8. diperoleh bahwa ibu yang mempunyai sikap yang baik terhadap pemberian ASI eksklusif 33,80, sikap yang cukup 29,58 dan sikap yang
kurang 36,62. Dari hasil terlihat bahwa reaksi dikap dari pada ibu yang menyusui bayi
sangat kurang yang mana hasil pengamatan dilapangan dan pembicaraan dalam aktifitas sehari hari terlihat pelayanan kesehatan maupun motifasi fara petugas
kesehatan sangat kurang. pelayanan posyandu kurang memotifasi para ibu untuk memfunyai sikap yang baik terhadap pemberian ASI eksklusif namun hanya sekedar
untuk menambah ilmu pengetahuan.Walaupun ada slogan slogan tentang pentingnya ASI eksklusif bagi tumbuh kembang bayi namun kurang diperhatikan,serta tidak
adanya dorongan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif Dengan perkataan lain suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.
Disamping fasilitas juga diperlukan faktor pendukung dari fihak lain, misalnya suami, atau orang tua dan mertua sangat penting untuk mendukung praktek menyusui ASI
secara eksklusif bagi bayinya. Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu
objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan kondisi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan
Universitas Sumatera Utara
tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan Pre-disposisi tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka,
Notoatmodjo, 2003.
Dari hasil penelitian Rika sikap ibu tentang ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap hal yang sama, serta ada kemungkinan juga sikap yang
sudah ada terbentuk karna faktor sosial budaya dilingkungan tempat tinggal Rika 2008
5.3. Tindakan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif