Dampak Kesehatan Pencemaran Udara Dampak Kesehatan Pengharum Ruangan yang Mengandung

2.4.5 NAB Formaldehid dalam Tubuh

Menurut IPCS International Programme on Chemical Safety, secara umum ambang batas aman formaldehid didalam tubuh adalah 1 miligram per liter. Bila formalin masuk ketubuh melebihi ambang batas tersebut maka dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan sistem tubuh manusia. Akibat yang dtimbulkan tersebut dapat terjadi dalam waktu singkat atau jangka pendek dan dalam jangka panjang, bisa melalui hirupan, kontak langsung atau tertelan WHO, 1989.

2.5. Dampak Kesehatan Pencemaran Udara

Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai berikut : 1. Iritasi selaput lendir: Iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair 2. Iritasi hidung, bersin, gatal: Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering 3. Gangguan neurotoksik: Sakit kepala, lemahcapai, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi 4. Gangguan paru dan pernafasan: Batuk, nafas berbunyimengi, sesak nafas, rasa berat di dada 5. Gangguan kulit: Kulit kering, kulit gatal 6. Lain-lain: Gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar 7. Gangguan saluran cerna: Diaremencret Mukono, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.6. Dampak Kesehatan Formaldehid

2.6.1. Dampak Kesehatan Jangka pendek

Ketika formaldehid hadir di udara pada tingkat melebihi 0,1 ppm, beberapa individu mungkin mengalami efek samping, seperti mata berair, sensasi terbakar di mata, hidung dan tenggorokan, batuk, sesak nafas, mual, dan iritasi kulit. Beberapa orang sangat sensitif terhadap formaldehid, sementara yang lain tidak mengalami reaksi pada tingkat eksposur yang sama.

2.6.2. Dampak Kesehatan Jangka Panjang

Menurut IARC yang dikutip oleh SCHER 2006, formaldehid dapat dengan mudah dan benar-benar 90 diserap oleh saluran pernafasan bagian atas dalam tikus dan monyet. Gejala pertama yang terjadi setelah formaldehid berada dalam pernafasan adalah kesulitan bernafas, kemudian iritasi mata, muntah, kejang, dan kematian dengan konsentrasi yang sangat tinggi yaitu 120 mgm 3 . Menurut WHO 2002 kerusakan dan iritasi pada epitel hidung adalah efek yang terjadi pada efek jangka panjang. Paparan pada hewan 1mgm 3 , manusia terpapar formalin tingkat ≥ 0,1 mgm 3 telah mengalami iritasi. Menghirup uap formaldehid dapat menyebabkan masalah pernafasan dan gejala mirip asma, seperti sesak nafas, mengi ,batuk dan dada sesak. Pemajanan berulang dapat menyebabkan bronkitis dengan gejala batuk dan sesak nafas. Formaldehid diketahui karsinogen pada manusia tanpa tingkatan resiko pemaparan dan menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Karena ada banyak sumber formaldehid dalam ruangan itu ditemukan hampir disemua rumah dan bangunan EPA California, 2008. Universitas Sumatera Utara National Academy of Science NAS 1981 dalam WHO 1989, telah meneliti bahwa gejala pertama pemajanan formaldehid pada kadar konsentrasi 0,1-0,5 ppm yaitu pada mata, dan iritasi umum pada saluran nafas atas. Bau spesifik formaldehid mulai tercium pada konsentrasi 0,5 ppm. Gejala-gejala seperti asma bronchial bisa terjadi pada orang-orang yang terpajan formaldehid pada konsentrasi 0,25 ppm . Menurut WHO 1989, reaksi individu berbeda terhadap pemajanan formaldehid, karena diantara populasi normal ada yang sensitif dan tidak. Efek yang timbul karena pemajanan formaldehid adalah pekerja yang kontak langsung dengan formaldehid akan menyebabkan dermatitis alergi. Formaldehid yang masuk melalui inhalasi dapat menyebabkan radang pernafasan akut, pneumonitis, dan asma bronchial. Formaldehid juga berpotensi menyebabkan karsinogen pada long term exposure.

2.7. Dampak Kesehatan Pengharum Ruangan yang Mengandung

Formaldehid Formaldehid berasal dari semprotan aerosol, pengharum ruangan, antibiotik, antiperpiran, antiseptik, butter, dinding rongga isolasi, semen, keju, chipboard lantai, detergen, solar, desinfektan, desinfektan, pabrik kondisioner, pupuk, karpet, tirai, busa karet, furniture, perekat, lotion rambut, insektisida, dapur, industri dari vitamin A dan E, produk susu, pencuci mulut, pemoles kuku, koran dan kertas, gips ortopedi, pembuat kertas, pasta gigi, pengawet kayu, dll David, 2009. Menurut Dr. rer. Nat. Budiawan dari Puska RKL Pusat Kajian Resiko Dan Keselamatan Lingkungan, bahwa pemakaian produk apapun yang merupakan zat-zat kimia bila berlebihan atau berkontak langsung melalui sistem pernafasan, akan Universitas Sumatera Utara menimbulkan gangguan pada sistem saraf. Contohnya pingsan dan gangguan system pernafasan. Begitu juga jika kontak dengan kulit. Bahan pewangi organik dapat dengan mudah terserap melalui kulit dan menyebabkan efek pada kulit seperti iritasi dan dermatitis. Meskipun komponen zat kimia aktif yang dikandung tiap pewangi berbeda-beda tergantung pada komposisi dan bahan aktif aromanya. Selain itu, bahaya pewangi umumnya tergantung pada jenisbentuknya maupun pewangi dan komponen-komponen kimia aktif yang terkandung didalamnya, disamping faktor pengaruh lain, seperti jalur paparannya. Dari segi bentuk sediaan yang mudah menguap aerosol lebih beresiko bagi tubuh, terutama jika terjadi kontak langsung melalui sistem pernafasan. Namun demikian kontak yang terjadi melalui kulit pun bukan tak beresiko mengingat zat pewangi akan begitu mudah memasuki tubuh Viktor, 2008. The University of Bristol’s Avon Longitudinal Study of Parent and Children ALSPAC menerbitkan temuan yang menunjukkan bahwa paparan senyawa organik yang mudah menguap melalui penggunaan pengharum ruangan dan aerosol lainnya di rumah ditemukan berkolerasi dengan peningkatan sakit telinga dan diare pada bayi, serta meningkatnya depresi dan sakit kepala pada ibu mereka. 32 lebih banyak bayi menderita diare dirumah-rumah yang menggunakan pengharum ruangan tiap hari, dibandingkan rumah-rumah yang menggunakan 1 kali seminggu atau kurang. Pengharum ruangan juga mempengaruhi ibu rumah tangga yang menggunakan pengharum ruangan sehari-hari yaitu menderita hampir 10 lebih banyak sakit kepala. Mungkin yang lebih mengejutkan lagi perempuan yang tinggal dirumah Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan pengharum ruangan memiliki resiko peningkatan depresi sebesar 26 ALSPAC,2004.

2.8. Alternatif Menghilangkan Bau Dalam Ruangan