antara lain mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, kulit, mengakibatkan mual, pusing, pendarahan, hilang ingatan, kanker dan tumor, kerusakan hati, menyebabkan
iritasi ringan hingga menengah pada paru-paru, termasuk gejala seperti asma. Menurut US EPA 1994 yang dikutip oleh Hodgson 2002 formaldehid,
aldehid dan terpen hidrokarbon merupakan senyawa yang dominan. Eksposur untuk formaldehid menjadi perhatian karena formaldehid adalah paling ampuh mengiritasi
indra dan kemungkinan diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia. Ketika formaldehid hadir di udara pada tingkat melebihi 0,1 ppm, beberapa
individu mungkin mengalami efek samping seperti mata berair, sensasi terbakar di mata, hidung dan tenggorokan, batuk, sesak nafas, mual, dan iritasi kulit. Beberapa
orang sangat sensitif terhadap formaldehid, sementara yang lain tidak mengalami reaksi pada tingkat eksposur yang sama WHO, 1989.
Dari penelitian yang dilakukan Nolodewo 2007 didapat bahwa kelompok yang terpapar formaldehid berbentuk asap mempunyai kemungkinan 7,5 kali lebih
besar untuk menderita Kanker Nasofaring KNF daripada kelompok yang tidak terpapar asap formaldehid Nolodewo, 2007.
1.2. Rumusan Masalah
Pengharum ruangan berbentuk gel tidak diperbolehkan beredar jika mengandung formaldehid. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah
pengharum ruangan berbentuk gel yang beredar di pasaran Kota Medan mengandung formaldehid yang dapat berbahaya bagi kesehatan bila terhirup oleh manusia.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya kandungan formaldehid pada berbagai jenis pengharum ruangan berbentuk gel yang digunakan dalam ruangan dan mobil serta
membandingkan kadar formaldehid berdasarkan aroma pengharum yang beredar dipasaran dan sering digunakan oleh masyarakat.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah pengharum ruangan berbentuk gel yang ada di
pusat perbelanjaan Carefour terdeteksi mengandung formaldehid. 2.
Untuk mengetahui besarnya kadar formaldehid pada 10 merek pengharum ruangan berbentuk gel dengan setiap merek diambil 2 aroma yang ada dipusat
perbelanjaan Carefour. 3.
Untuk mengetahui perbandingan jumlah kadar formaldehid berdasarkan aroma pengharum ruangan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Dinas
Kesehatan dan instansi terkait lainnya untuk lebih memperhatikan kandungan pengharum ruangan yang dipasarkan dimasyarakat.
2. Sebagai masukan dan informasi kepada masyarakat yang menggunakan
pengharum ruangan berbentuk gel. 3.
Menambah wawasan ilmiah bagi peneliti, terutama yang berhubungan dengan penggunaan pengharum ruangan berbentuk gel di dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang
formaldehid.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Udara
Menurut Susana yang dikutip oleh Fitria 2008, udara sebagai salah satu komponen
lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak
mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain oksigen terdapat juga zat-zat lain yang terkandung di udara yaitu karbon monoksida, karbon
dioksida, formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada dalam batas-batas tertentu masih dapat dinetralisir, tetapi jika sudah
melampaui ambang batas maka proses netralisir akan terganggu. Peningkatan konsentrasi zat-zat di dalam udara tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.
Menurut Yoga yang dikutip oleh Fitria 2008 udara dapat dikelompokkan menjadi udara luar ruangan outdoor air dan udara dalam ruangan indoor air.
Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90 hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang
khususnya di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat
ketika EPA pada tahun 1989 mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan. Polusi jenis ini bahkan bisa menurunkan produktivitas
kerja hingga senilai US 10 milyar. Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam
Universitas Sumatera Utara
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh Utami 2005 pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah
dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat,
gas dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara, sedangkan menurut Mukono 2006, yang dimaksud pencemaran udara
adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau
yang dapat dihitung dan diukur serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia man made.
Menurut Sunu yang dikutip oleh Utami 2005, pencemaran udara dapat dibedakan menjadi dua yaitu pencemaran udara bebas dan pencemaran udara di
dalam ruangan indoor air pollution. Bahan atau zat yang dapat mencemari udara dapat berbentuk gas dan partikel. Menurut Soedomo 2001, berdasarkan ciri fisik,
bahan pencemar dapat berupa partikel debu, aerosol, timah hitam, gas CO, Nox, Sox, H2S dan energi suhu dan kebisingan, sedangkan menurut kejadian atau
terbentuknya ada pencemar primer yang diemisikan langsung oleh sumber dan pencemar sekunder yang terbentuk karena reaksi di udara antara berbagai zat.
Menurut Sastrawijaya 2000, pencemaran udara dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu pergesekan permukaan, penguapan dan pembakaran. Pencemaran
akibat pergesekan permukaan, penyebab utama pencemaran partikel padat di udara
Universitas Sumatera Utara
dan ukurannya dapat bermacam-macam misal penggergajian dan pengeboran. Penguapan merupakan perubahan fase cair menjadi gas seperti perekat sedangkan
pembakaran merupakan reaksi kimia yang berjalan cepat dan membebaskan energi, cahaya dan panas. Pembakaran tidak sempurna dapat menghasilkan bahan pencemar,
misalnya karbon monoksida
2.2. Pencemaran Udara dalam Ruangan