• Masing-masing telapak kaki kiri tikus disuntik secara intraplantar dengan
larutan karagenan 1 setelah 1 jam. •
Diukur volume kaki tikus setiap ½ jam selama 6 jam. Setiap kali pengukuran larutan sel tetap diadkan sampai garis tanda atau garis merah
bagian atas sel dan pada menu utama ditekan tombol 0 zero serta kaki tikus dikeringkan sebelumnya. Perubahan volume cairan yang terjadi di
catat sebagai volume telapak kaki tikus Vt. Volume radang adalah selisih volume telapak kaki tikus setelah dan
sebelum disuntik karagenan. Pada waktu pengukuran, volume cairan harus sama setiap kali pengukuran, tanda batas kaki tikus harus jelas, kaki tikus harus tercelup
sampai batas yang dibuat.
3.13 Perhitungan Persen Radang dan Persen Inhibisi Radang
Dimana : V
t
= Volume radang setelah waktu t V
o
= Volume awal kaki tikus
Dimana : a = Persen radang rata-rata kelompok kontrol b = Persen radang rata-rata kelompok bahan uji dan pembanding
Persen Radang
100 x
V V
V
o o
t
− =
Persen Penghambatan Radang
100 x
a b
a −
=
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Junius 2007 di pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah
tumbuhan dandang gendis Clinacanthus nutans Burm.f. Lindau suku Achantaceae yang dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 31. Gambar tumbuhan
dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 32.
4.1 Ekstraksi dan Fraksinasi
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80, dimana diharapkan senyawa kimia yang terkandung didalamnya dapat
tersari sempurna. Hasil dari 1000 g serbuk diperoleh ekstrak etanol 118,5 g, selanjutnya difraksinasi dengan n-heksan hasilnya diperoleh fraksi n-heksan 41
g, sisanya difraksinasi dengan pelarut etilasetat, diperoleh hasilnya 20,86 g.
4.2 Hasil karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol daun dandang gendis
Dilakukan karakterisasi terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun dandang gendis, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah simplisia dan ekstrak
memenuhi syarat sehingga dapat dipakai sebagai bahan obat. Simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam monografi yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Materia Medika Indonesia. Namun dalam hal ini untuk tumbuhan dandang
gendis Clinacanthus nutans Burm.f Lindau belum ada ditetapkan sebelumnya. Hasil karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol daun dandang gendis dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
pada Tabel 1, contoh perhitungan karakterisasi dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 34.
Tabel 1. Hasil Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Etanol daun dandang gendis
No. Parameter
Hasil Simplisia
Ekstrak 1
Penetapan kadar air 7,16
7,083 2
Penetapan kadar sari yang larut dalam air 10,49
10,930 3
Penetapan kadar sari yang larut etanol 10,70
18,579 4
Penetapan kadar abu total 6,10
4,582 5
Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 0,62
0,696
Penetapan kadar air bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air di dalam bahan Depkes, 2000, bila kadar air
terlalu tinggi dikhawatirkan menyebabkan pertumbuhan bakteri, sehingga bahan mudah mengalami kerusakan.
Penetapan kadar sari bertujuan untuk memberikan gambaran jumlah kandungan senyawa awal Depkes, 2000. Kadar sari yang larut dalam etanol
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar sari larut air. Berdasarkan sifat etanol yang mampu melarurkan senyawa-senyawa yang bersifat polar, non polar dan
semi polar, maka kandungan sari yang larut dalam etanol lebih tinggi dibandingkan dengan air yang hanya dapat melarutkan senyawa polar.
Penetapan kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya
ekstrak Depkes, 2000. Kadar abu yang terlalu tinggi menunjukkan banyaknya senyawa-senyawa anorganik seperti logam-logam Pb, Mg, Ca dan Fe yang dapat
membahayakan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Pengeringan Nata de coco