menginap untuk sementara waktu, serta mendapatkan makan dan minum, tetapi juga terpenuhi kebutuhan lainnya.
Salah satu penyediaan sarana akomodasi untuk pelayanan pengguna transportasi udara di bandara Kuala Namu yaitu hotel transit. Menurut The
Architect’s Journal 1974:9 prinsip pendirian hotel selalu didasarkan atas adanya kebutuhan yang terjadi akibat pengaruh perkembangan arus dan volume wisatawan,
perkembangan sarana transportasi, perkembangan pelayanan perjalanan atau perkembangan dunia usaha. Berdasarkan pengaruh perkembangan arus dan volume
wisatawan, serta sarana transportasi udara tersebut, maka bandara Kuala Namu yang nantinya sebagai salah satu bandara Internasional Indonesia memerlukan
adanya kelengkapan sarana akomodasi, dalam hal ini hotel transit, yang mampu menunjang aktivitas dan keberadaan bandara bandara Kuala Namu serta
pemenuhan kebutuhan para wisatawan yang mengalami transit penerbangan wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, dan pengusaha serta awak
pesawat. Perencanaan hotel transit ini diharapkan mampu mengantisipasi tuntutan akan sarana akomodasi di dalam kawasan bandara Kuala Namu. Kawasan bandara
Kuala Namu menurut para investor juga berpotensi untuk menciptakan komunitas ekonomi.
I.2. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari pembangunan Kuala Namu Transit Hotel adalah : •
Untuk merencanakan dan merancang sebuah hotel transit di kawasan bandara Kuala Namu sebagai sarana akomodasi dengan kemudahan
pelayanan bagi para wisatawan, pengusaha, dan awak pesawat yang mengalami transit penerbangan di bandara Kuala Namu.
• Menyediakan fasilitas-fasilitas ruang bisnis bagi para pengunjung hotel.
• Menciptakan suasana hotel yang nyaman dengan segala fasilitas-fasilitas
yang mendukung. •
Menerapkan langkah – langkah pokok program dasar perencanaan dan konsep perancangan Hotel Transit di kawasan bandara Kuala Namu.
Universitas Sumatera Utara
I.3. Masalah Perancangan Adapun permasalahan yang dapat timbul pada perancangan Transit Hotel yang
menggunakan konsep indoor ini adalah bagaimana merencanakan fasilitas-fasilitas yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung
oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan pada kasus ini adalah :
Permasalahan umum : 1.
Bagaimana merancang sebuah hotel transit yang nyaman dan dapat menimbulkan citra bangunan yang ramah terhadap para tamu hotel.
Permasalahan khusus : 1.
Bagaimana membuat jalur sirkulasi baik ruang dalam maupun ruang luar secara efektif
2. Bagaimana menciptakan suatu bangunan hotel yang ekologis dan ramah terhadap
lingkungan sesuai dengan tema 3.
Bagaimana menentukan lokasi tapak yang sesuai di Kawasan Kuala Namu, untuk lokasi pembangunan Transit Hotel dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan data
yang ada dilapangan. 4.
Bagaimana menentukan system struktur dan utilitas hotel.
I.4. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah merupakan bentuk pengenalan masalah yang lebih berfokus pada hal yang lebih khusus untuk mencari penyelasaian yang lebih tepat.
Dalam hal ini pendekatan pada masalah perancangan Kuala Namu Transit Hotel. Adapun pendekatan masalah yang akan dibahas adalah mengenai
bagaimana merencanakan hotel transit bisnis dikawasan bandara udara Internasional Kuala Namu untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan suatu
akomodasi dan fasilitas akan keperluan bisnis. Melalui pendekatan fungsinya sebagai tempat hunian yang letaknya sangat
strategis yaitu dikawasan bandara, maka direncanakan bermacam-macam kegiatan hunian.
Lokasi perencanaan terletak di kawasan bandara baru Internasional Kuala Namu, mengingat aksesbilitas yang cukup memadai dan jarak tempuh yang relatif
Universitas Sumatera Utara
singkat dari pusat Kota Medan sehingga wisatawan tidak mengalami kesulitan dalam masalah transportasi. Lokasi perancangan merupakan lokasi yang
diperuntukkan bagi pengembangan lokasi komersil seperti yang telah direncanakan PT. Angkasa Pura II untuk mendukung pengadaan bandara Kuala Namu sendiri.
Hal ini menjadi dasar perencanaan dan perancangan dalam memajukan sektor pariwisata dan mengoptimalkan potensi yang ada di Kota Medan dan sekitarnya.
Sasaran pelayanan berskala nasional dan
internasional dalam perancangannya diterapkan desain yang bertemakan Arsitektur ekologis.
I.5. Lingkup dan Batasan Proyek