Dunia Intelektual BIOGRAFI GANDHI

36 yang produktif. Di sana ia belajar cara hidup Eropa, bahasa Prancis dan Latin, ilmu alam, hukum adat, dan hukum Romawi. 15 Pada usia 22 dia menyelesaikan semua pelajarannya dengan lumayan sempurna. Pada satu kesempatan ia sempat dibacakan isi buku Theory of Utility karangan Bentham oleh seorang kawan yang berharap Gandhi makan daging seperti orang kebanyakan karena makanan tanpa daging sulit dicari di Inggris. Namun, Gandhi akhirnya menemukan rumah makan yang menyediakan lauk sayur-mayur dan menjual buku-buku vegetarian, tepatnya di Farringdon Street. Salah satu buku yang berhasil ia beli di sana yakni Plea for Vegetarianism karya Salt. Di lingkungan tempat tinggalnya di Bayswater, Gandhi pun membentuk sebuah forum para vegetarian dan menerbitkan majalah The Vegetarian. 16 Dua di antara anggota vegetariannya yang masih muda mengajak Gandhi bersama-sama menerjemahkan The Song Colestial karya Edwin Arnold ke versi Sanskerta aslinya, Bhagavadgita lagu orang-orang yang diberkahi. Edwin Arnold inilah yang kemudian menjadi Wakil Presiden Food Society Reform Baywaster yang didirikan Gandhi. Gandhi juga mendapati bahwa Light of Asia, karya Arnold yang lain tentang kehidupan Budha, sama menariknya dengan Bhagavadgita. Mereka berdua yang namanya tak didapatkan penulis tersebut penganut teosofi dan pernah membawa Gandhi ke Pondok Blavatsky di London, di mana dia bertemu penggagas teosofi Madame Helena Blavatsky. Key of Theosophy-nya, kenang Gandhi, “Merangsang hasrat saya untuk membaca 15 I Ketut Wisarja, Gandhi dan Masyarakat Tanpa Kekerasan Jogjakarta: Logung Pustaka, 2005, h. 26. 16 Mohandas Karamchand Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, h. 10-11 37 buku-buku tentang Hindu dan membebaskan saya dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh para misionaris bahwa Hindu penuh takhayul,”. 17 Di Theosophical Society London itu Gandhi pertama kali bertemu calon murid ashram-nya dan wanita Inggris pertama yang mengetuai Indian National Congress , Annie Besant. Seorang kritikus reformis masyarakat Victoria yang jeli terhadap masalah- masalah besar seperti polusi industri perkotaan dan degenerasi manusia akibat modernisasi, John Ruskin, juga sangat berjasa bagi Gandhi. Buku Unto the Last, salah satu karya Ruskin, adalah buku karangan lepas pertama yang Gandhi baca. Buku yang kemudian diterjemahkan Gandhi ke bahasa Gujarat dengan judul Sarvodayo, yang berarti Kesejahteraan bagi Semua, inilah yang memberikan perubahan praktis signifikan kepada Gandhi. 18 Dia pun segera melaksanakan cita-cita Ruskin ini dengan membeli perkebunan Phoenix seluas 46,6 hektare sebulan setelah tiba di Durban, Afrika Selatan dan mendirikan ashram pertamanya bernama Phoenix Colony. Ashram ini akhirnya menjadi komunitas yang sehat dan vital serta menjadi model dari transformasi sosial yang akan disebarkan Gandhi sepanjang hidupnya. 19 Dalam diri Henry David Thoreau yang berkebangsaan Amerika, Gandhi pun menemukan seorang guru. Esai Thoreau yang berjudul The Duty of Civil Disobedience telah memberikan legitimasi ilmiah tentang apa yang telah dilakukan Gandhi di Afrika Selatan . 20 Selain pemogokan massal hartal, di sana Gandhi juga melakukan perlawanan opini dengan mendirikan Indian 17 Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi, h. 28. 18 Mohandas Karamchand Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, h. 29. 19 Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi, h. 75-76. 20 Mohandas Karamchand Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, h. 55. 38 Opinion pada 4 Juni 1903. 21 Ia menyadari tujuan jurnalistik adalah pelayanan terhadap masyarakat. Surat kabar baginya kekuatan besar yang bisa digunakan untuk sebuah perubahan masyarakat. Selain itu, dia juga menerbitkan surat kabar tak terdaftar, Satyagrahi, enam belas tahun kemudian untuk memublikasikan instruksi-instruksi bagaimana membuka diri terhadap penangkapan. 22 Pada Februari 1933, Gandhi bahkan meluncurkan penerbitan mingguan, Harijan, untuk mengampanyekan penghapusan akar dan cabang ketaktersentuhan kaum harijan dari kasta paria. 23 Saat perjalanan pulang sementara dari Afrika Selatan ke India untuk menjemput keluarganya, ia sempat meluangkan waktu untuk menulis dan menerbitkan The Green Pamphlet, sebuah buku yang isinya mengulas rinci tentang keluhan orang-orang India di Afrika Selatan. 24 Buku yang memicu kemarahan sebagian warga Afrika Selatan kepada Gandhi ini membuat ia diserang segerombolan orang yang akan membunuhnya. Ketika dalam perjalanan menuju London bersama Haji Ally 1906, Gandhi juga menulis artikel tentang keberanian moral Wat Tyler, John Hampden, dan John Bunyan, untuk membantu mempersiapkan masyarakat menentang ordonasi ketika diberlakukan mulai 1 Januari 1907. John Bunyan adalah penentang penindasan keagamaan uskup-uskup pada zamannya. Selama 12 tahun terkurung di Penjara Bedford, John Bunyan menulis The 21 Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi, h. 71. 22 Ibid., h. 145. 23 Ibid., h. 267-268. 24 I Ketut Wisarja, Gandhi dan Masyarakat Tanpa Kekerasan, h. 28. 39 Pilgrim’s Progress, yang dipuji Gandhi sebagai “buku terindah dalam bahasa Inggris”. 25 Rusia bahkan telah menganugerahi Gandhi seorang Leo Tolstoy, yang telah meletakkan dasar yang sehat mengenai gerakan antikekerasan lewat karya-karyanya di antaranya A Confession, What I Believe, The Kingdom of God Is Within You, A Calendar of Wisdom. Tolstoy juga telah merestui gerakan satyagraha Gandhi di Afrika Selatan ketika masih tumbuh dan kemungkinan-kemungkinannya akan berkembang. Tolstoylah yang dalam suratnya kepada Gandhi meramalkan bahwa Gandhi sedang memimpin satu gerakan yang ditakdirkan akan membawa pesan berisi harapan bagi rakyat tertindas di muka bumi. 26 Ashram kedua yang didirikannya lima tahun setelah ashram pertamanya di Afrika pun dinamakan Tolstoy Farm. 27 Tolstoy telah mengajarkannya sebuah arti kejujuran, moralitas, kesederhanaan, dan independensi. Di India, tepatnya di Kochrab, Gandhi membuka ashram yang diberi nama Ashram Satyagraha. 28 Di Gujarat, Gandhi pun mendirikan ashram yang diberi nama Ashram Sabarmati. Ashram ini yang menampung para pekerja yang memang tidak memiliki uang, tapi memiliki kekayaan yang melebihi uang. Mereka memiliki tangan, keberanian, dan ketakutan kepada Tuhan. 29 Selain itu, di Wardha pun Gandhi mendirikan ashram yang kebanyakan pengikutnya kaum harijan dan diberi nama Sevagram Desa Pelayanan. 30 25 Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi, h. 84-85. 26 Mohandas Karamchand Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, h. 55. 27 Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi, h. 77. 28 Ibid., h. 121. 29 Ibid., h. 134. 30 Ibid., h. 270. 40 Gandhi bahkan pernah memperoleh tidak kurang dari tiga eksemplar buku Life of Sister Theresa dengan harapan agar mengikuti teladan Theresa dan mengakui Yesus sebagai satu-satunya Juru Selamat ketika dipenjara. Dia pun membaca buku-buku tersebut dengan tekun. Meski begitu, hal itu tidak membuatnya mengakui kesaksian suster Theresa sebab Gandhi tetap berpegang teguh kepada ajaran agama Hindu. 31 Selain sebagai seorang aktivis produktif, Gandhi juga meninggalkan tulisan yang cukup banyak dan kebanyakan dapat kita lihat corak humanismenya. Karya-karya tersebut antara lain Autobiography: The Story of My Experiments with The Truth 1940, Non-Violence in Peace and War Vol. 11945 dan 21949, Towards Non-Violence Socialism 1951, Sarvodaya 1951, For Pacifists 1949, Harijan 1948, The History of Satyagraha 1951, Rebuilding Our Villages 1952, Swadeshi, True, and False 1939, To the Students 1949, Woman and Social Unjustice 1942, dan Young India 1932. Selain karya-karya tersebut, masih banyak lagi kumpulan-kumpulan tulisan Gandhi yang tersebar di berbagai surat kabar pada zamannya. 32

C. Karier Politik

Setelah menyelesaikan pendidikan di London 1891, Gandhi membuka klinik hukum di Bombay meski kemudian tidak begitu berhasil. Gandhi lantas berangkat ke Durban, Afrika Selatan untuk menyelesaikan sebuah kasus yang melilit Dada Abdulla. Keberhasilannya yang memberikan rasa keadilan bagi 31 Mohandas Karamchand Gandhi, Semua Manusia Bersaudara, h. 52. 32 Suratno, “ Mahatma Gandhi 1869-1948 dan Konsepnya tentang Manusia Ideal,” Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 5, No. 2 Juli 2007, h. 114. 41 kliennya itu membuat ia dipercaya kembali untuk memperjuangkan hak-hak warga India di Afrika Selatan yang mayoritas muslim selama hampir dua puluh tahun. Langkah pertama yang ia tempuh adalah mendeklarasikan Indian Natal Congress 1894. Tidak seperti Ali Jinnah yang langsung melejit ke jajaran barister atau pengacara top dan kalangan elit Bombay dengan penampilannya yang tenang dan kemahirannya beretorika di ruang sidang, Gandhi ternyata ditakdirkan untuk meniti karier politiknya dari bawah. Gandhi di Afrika Selatan mengajak warga India untuk belajar sejarah dan sastra India, memetakan kondisi mereka di Afrika Selatan, menginformasikan apa yang terjadi di sana kepada Indian National Congress, dan memajukan kerukunan antara warga India dan Inggris yang tinggal di koloni Inggris wilayah Afrika Selatan. 33 Satu tahun yang direncanakan Gandhi di Afrika Selatan ternyata memakan waktu bertahun-tahun. Kemahirannya yang berhasil menurunkan pajak sebesar £25 yang dibebankan kepada mantan budak kontrak yang memilih tinggal di Afrika Selatan hingga £3 membuat Gandhi diminta berpidato di depan rapat Indian National Congress 1896. Di sinilah dia mulai diperhitungkan oleh jajaran petinggi Indian National Congress seperti Tilak dan Gokhale. Kejujuran, kecerdasan, dan integritas Gokhale yang menyeluruh di hari kemudian menginspirasi perjuangan sosial dan tindakan politik Gandhi. Dari pemimpin sayap radikal pergerakan nasional India seperti Tilak, Gandhi juga banyak belajar tentang kekuatan besar dari penggunaan simbol-simbol keagamaan Hindu, tempat-tempat suci, perayaan-perayaan, dan metode 33 Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi, h. 54. 42 memikat dukungan massa dengan bahasa setempat yang dipahami orang awam yang tidak pernah belajar bahasa Inggris. 34 Pertemuan itu tidak membutakan Gandhi. Dia lantas kembali ke Afrika Selatan dan melanjutkan tugas barunya yakni menentang ekspansi Inggris ke Boer 1897 meski akhirnya dia tidak bisa mengelak bahwa statusnya sebagai hamba Inggris harus patuh dan memberikan bantuan korps ambulans India bagi tentara Inggris dalam perang dengan harapan warga India mendapatkan hak-hak layaknya. Keputusan ini membuat Gandhi berjuang mendefinisikan dirinya dan berusaha menghubungkan realitas kehidupan keseharian yang ambivalen dengan jangkar keyakinan yang koheren. Namun, balasan Inggris justru sebaliknya. Warga India yang tinggal di sana diwajibkan mendapatkan izin khusus untuk memasuki Transvaal, kecuali mereka menyuap pegawai Departemen Asiatik. 35 Gandhi yang kecewa akhirnya membangun aliansi untuk menentang Undang-Undang Asiatik dengan satyagraha dan hartal. Di Masyarakat Islam Hamidiya Johannesburg 1906, Gandhi lantang bicara mengecam peraturan daerah ordonasi yang diskriminatif dan tiranis itu, serta menyeru boikot pendataan warga meski berujung pada penderitaan. 36 Akibatnya, Gandhi ditahan dan diajukan ke pengadilan untuk pertama kalinya di Persidangan Kriminal Johannesburg 1907, karena dituduh dan terbukti tidak mendatakan diri sebagai warga koloni. 37 Bolak-balik penjara untuk menghapus peraturan itu tidak membuatnya patah semangat. Perjuangan satyagraha-nya pun tidak sia-sia 34 Ibid., h. 59. 35 Ibid., h. 69. 36 Ibid., h. 82. 37 Ibid., h. 92.