Infeksi Bakteri pada Vagina

2.2. Infeksi Bakteri pada Vagina

Flora normal vagina terdiri dari bakteri aerob dan anaerob, dengan spesies Laktobasilus merupakan bakteri predominan dan terhitung lebih dari 95 dari semua bakteri yang muncul. Laktobasilus dipercaya menyediakan pertahanan melawan infeksi, dengan mempertahankan keasaman pH vagina dan memastikan hidrogen peroksida ada pada lingkungan genital. 33 Laktobasilus bekerja pada glikogen sebagai substrat yang diproduksi asam laktat dan mambantu menjaga pH vagina tetap rendah dan menghambat pertumbuhan patogen. Bila pH vagina meningkat, produksi PGE 2 juga meningkat dan akan memicu pecahnya selaput ketuban. 34 Komposisi dari mikroflora aerob vagina manusia telah dipelajari secara berkesinambungan. Flora vagina adalah lingkungan yang kompleks, berisi lusinan spesies mikrobiologi dengan jumlah yang bervariasi. Suatu kompleks keseimbangan dimana suatu mikroorganisme mempertahankan jumlah flora normal vagina yang didominasi oleh genus Laktobasilus, sehingga keasaman pH vagina tetap terjaga. 35 Menurut Chang JC dkk, peningkatan nilai pH disebabkan oleh karena gangguan flora vagina bakterial vaginosis, trichomoniasis vaginalis , candida dll. pH vagina dapat menjadi parameter yang berguna untuk mengetahui gangguan mikroflora. 34 Segera setelah lahir, Laktobasilus muncul dalam vagina dan menetap selama pH tetap asam beberapa minggu, jika pH menjadi netral tetap demikian sampai pubertas, terdapat flora campuran kokus dan basil. Saat pubertas, Laktobasilus ditemukan kembali dalam jumlah yang besar dan mempertahankan pH melalui pembentukan asam dari karbohidrat, khususnya glikogen. 36 Tampaknya hal ini merupakan mekanisme yang penting untuk Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 mencegah menetapnya mikroorganisme yang lain, yang mungkin patogen dalam vagina. Bila Laktobasilus ditekan dengan pemberian obat-obat antimikroba, jumlah ragi dan bakteri lainnya akan bertambah dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Setelah menopause, Laktobasilus kembali berkurang jumlahnya dan flora campuran muncul kembali. Dalam flora normal vagina juga ditemukan Streptococcus hemolyticus group B , Streptococcus anaerob peptostreptokokus, spesies Bacteroides , Clostridia , Gardnerella Haemophilus vaginalis , Ureaplasma urealyticum dan kadang-kadang Listeria atau spesies Mobilincus . Pada sejumlah wanita, introitus vagina mengandung banyak flora yang menyerupai flora daerah perineum dan perianal. Hal ini mungkin merupakan faktor predisposisi terjadinya infeksi dan dapat menyebabkan infeksi pada bayi yang baru lahir. 37 Infeksi adalah multiplikasi agen infeksi dalam tubuh yang dapat berupa bakteri yang tadinya merupakan flora normal maupun bakteri patogen dari luar tubuh. Dalam tubuh, agen infeksi tersebut menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan dan meningkatkan kemungkinan penyebaran. 37 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 1. Mikroorganisme yang sering ditemukan pada traktus urogenital Mikroorganisme pada traktus genitourinarius Insidens Lactobasillus 50-75 Bacterioides 60-80 Clostridium 15-30 Peptostreptococcus 30-40 Bifidobacterium 10 Eubacterium 5 Corynebacteria aerobik 45-75 Staphylococcus aureus 5-15 Staphylococcus epidermidis 35-80 Enterococcus 30-80 Streptococcus 5-20 Enterobacter 18-40 Moraxella osioensis 5-15 Asinetobacter 5-15 Candida albicans 30-50 Trichomonas vaginalis 10-25 Diambil dari: Shulman ST. Pengenalan penyakit infeksi. Shulman ST, Phair JP, Sommers HM, penyunting. The biologic and clinical basis of infectious diseases. Edisi ke 4. Philadelphia: WB Saunders 1994: 15. Vaginosis bakterial adalah suatu keadaan abnormal vagina yang ditandai oleh pergantian konsentrasi Laktobasilus yang tinggi sebagai flora normal vagina oleh konsentrasi bakteri anaerob yang tinggi, terutama Bacteroides sp , Mobiluncus sp , Gardnerella vaginalis , dan Mycoplasma hominis . Dengan demikian, vaginosis bakterial bukanlah suatu infeksi yang disebabkan oleh satu organisme, tetapi timbul akibat perubahan kimiawi dan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang berkolonisasi di vagina. 33 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 Vaginosis bakterial VB adalah gangguan traktus genitalia bagian bawah yang paling sering diantara wanita usia reproduksi dan menjadi penyebab vaginitis pada 15-20 wanita hamil. VB merupakan penyebab prevalensi tersering dari keputihan dan bau tidak sedap dari vagina. Hal ini telah dihubungkan dengan sejumlah komplikasi obstetri dan ginekologi yang signifikan seperti persalinan kurang bulan, ketuban pecah dini, abortus spontan, korioamnionitis, endometritis paska persalinan, infeksi luka seksio sesarea, dan penyakit radang panggul. 33 Data dari hewan percobaan in vitro dan penelitian pada manusia, semuanya memberikan gambaran konsisten bagaimana proses pecahnya selaput ketuban akibat infeksi. Invasi bakteri ke ruang koriodesidua yang melepaskan endotoksin dan eksotoksin akan mengaktifkan desidua dan selaput ketuban untuk mengeluarkan sitokin, selanjutnya, sitokin dan eksotoksin merangsang sintesis dan pelepasan prostaglandin serta menginisiasi netrofil kemotaksis, infiltrasi dan aktivasi yang menyatu dalam sintesis dan pelepasan metalloprotease juga zat zat bioaktif, yang pada akhirnya menembus selaput ketuban sehingga pecah. 38 Beberapa faktor turut menentukan virulensi bakteri, atau kemampuan untuk menyebabkan infeksi dan penyakit, termasuk diantaranya ialah: 1. Faktor perlekatan Proses perlekatan merupakan satu- satunya cara dalam proses infeksi, diikuti perkembangan mikrokoloni, dan serangkaian langkah patogenesis terjadinya infeksi. Beberapa faktor memainkan peranan penting, yaitu: hidrofobisitas permukaan dan muatan permukaan jaringan; ikatan molekul pada bakteri ligand dan interaksi reseptor sel inang. 37 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Invasi dalam sel dan jaringan inang Pada beberapa penyakit yang disebabkan bakteri, invasi ke dalam epitel sel inang merupakan pusat untuk proses infeksi. Invasi adalah hal yang umum digunakan untuk menggambarkan masuknya bakteri ke dalam sel inang, secara tidak langsung menyatakan peranan aktif dan peranan pasif sel inang. 37 3. Toksin Toksin diproduksi oleh bakteri dan secara umum dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu eksotoksin dan endotoksin. 37 4. Enzim Beberapa spesies bakteri menghasilkan enzim yang tidak toksik secara intrinsik tetapi memainkan peranan penting dalam proses infeksi, misalnya enzim pendegradasi jaringan dan protease IgA1. 37 5. Faktor antifagositik Beberapa bakteri patogen dapat dengan cepat merusak sel segera sesudah mereka dicerna oleh sel polimorfonuklear atau makrofag. Beberapa patogen memperluas fagositosis atau mekanisme mikrobisidal terhadap leukosit dengan menyerap komponen normal inang pada permukaannnya. 37 6. Patogenesitas intraselular Beberapa bakteri hidup dan tumbuh di lingkungan inang dalam sel polimorfonuklear, makrofag atau monosit. Bakteri melakukan perannya dengan beberapa mekanisme, yaitu: mencegah pemasukan ke dalam fagolisosom dan hidup dalam sitosol fagosit; mencegah penggabungan lisosom-fagosom dan hidup dalam fagosom; atau bertahan terhadap enzim lisosomal dan bertahan hidup dalam fasolisosom. 37 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 7. Heterogenetik antigenik Struktur permukaan bakteri mempunyai heterogenitas antigen yang dapat dipertimbangkan, yang seringkali dipakai untuk sistem klasifikasi serologi bakteri. Tipe antigen bakteri dapat digunakan sebagai penanda untuk virulensi. 37 8. Kebutuhan Fe Bakteri patogen harus dapat bersaing dengan non patogen dan sel inang untuk mendapatkan nutrisi, atau bakteri tersebut harus mengubah lingkungan supaya cocok dengan kebutuhannya. Besi adalah nutrisi yang penting untuk proses infeksi. Besi mempunyai kekuatan oksidasi reduksi sehingga penting dalam berbagai fungsi metabolik bakteri. 37 2.3. Antibiotika 2.3.1. Peranan Antibiotika pada KPD