Klasifikasi agen antimikrobial: Waktu pemberian terapi antibiotika

Seleksi alami untuk resistensi obat dapat juga terjadi dengan cara: 1 Mutasi kromosom. Beberapa mutasi dapat merubah resistensi terhadap beberapa jenis obat. Tekanan selektif menimbulkan ekspansi dari mutan tersebut. 2 Faktor resisten atau faktor R Dapat ditransfer secara horisontal dari sel donor terhadap pasien melalui proses konjugasi, transformasi, transduksi, dan transposisi, yang biasanya dimediasi dengan plasmid. 5

2.3.5. Klasifikasi agen antimikrobial:

44 Yang menginhibisi sintesis dinding sel bakteri: • Inhibitor dari sintesis prekursor peptidoglikan, yang termasuk di dalamnya ialah: sikloserin, vankomisin, basitrasin. • Inhibitor transpeptidasi ß-laktam, misalnya: penisillin, sefalosporin • Inhibitor sintesis protein, misalnya: Streptomisin dan aminoglikosida lainnya, kloramfenikol, eritromisin dan makrolid, tetrasisiklin. Agen yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat, yaitu antimetabolit misalnya sulfonamida and trimethoprim, inhibitor DNA girase seperti kuinolon, inhibitor RNA polimerase seperti Rifampin, sedangkan agen yang mempunyai aksi pada membran sel adalah polimiksin. 3

2.3.6. Waktu pemberian terapi antibiotika

Pertanyaan yang sering tentang penatalaksanaan KPD adalah penggunaan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang berlebihan bukanlah hal yang baru. Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 Resistensi antibiotika adalah suatu masalah dalam masyarakat yang sedang bertumbuh. Spesifik dari masalah ini adalah meningkatnya infeksi Streptococcus group B dan sepsis neonatorum resisten ampisilin setelah penggunaan antibiotika intrapartum. The Centers for Disease Control and Prevention telah menyediakan rekomendasi yang jelas tentang KPD dan infeksi Streptococcus group B GBS. Pada saat terjadinya KPD, kemoprofilaksis intrapartum harus diberikan pada semua wanita yang diidentifikasi sebagai karier GBS Jika status infeksi GBS pada wanita tersebut tidak diketahui, direkomendasikan pemberian antibiotika profilaksis terhadap GBS jika KPD telah terjadi diatas 18 jam, atau jika wanita tersebut negatif terinfeksi GBS dan tidak memiliki gejala korioamnionitis, maka wanita tersebut tidak memerlukan antibiotika profilaksis, tidak tergantung dari durasi pecahnya ketuban. 45 Tidak jelas apakah antibiotika diberikan secara rutin untuk mencegah korioamnionitis, endometritis paska persalinan, dan infeksi neonatus yang diakibatkan organisme selain GBS. Masalah ini tidak disampaikan pada ACOG Practice Bulletin on Prophylactic Antibiotics in Labor and Delivery tahun 2003, hal ini tidak juga disebutkan dalam revisi terakhir dalam buku teks Williams Obstetrics: Normal and Problem Pregnancies oleh Gabbe dkk. Pada Cochrane Review terakhir tentang penggunaan antibiotika pada wanita dengan KPD sebelum persalinan, Flenady dan King menyimpulkan bahwa ... walaupun antibiotika pada KPD ditujukan untuk mengurangi infeksi ibu, dengan rendahnya angka infeksi ibu pada kontrol populasi sentral, rasanya tetap tidak masuk akal untuk memberikan antibiotika pada wanita KPD jika terapi dapat dibatasi pada wanita yang mempunyai indikasi klinis untuk terapi antibiotika. 45 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pada prakteknya, banyak dokter yang memberikan antibiotika rutin pada wanita KPD aterm, terutama jika durasi terjadinya KPD tersebut dianggap terlalu lama. Delapan belas jam setelah KPD, adalah durasi KPD yang lazim untuk diberikan antibiotika, tidak tergantung dengan status infeksi GBSnya. Waktu ini sepertinya berasal dari rekomendasi bahwa bila status infeksi GBSnya tidak diketahui, maka setelah 18 jam harus diberikan profilaksis terhadap GBS, tetapi jika status infeksi GBSnya negatif maka tidak dianjurkan pemberian antibiotika profilaksis untuk GBS. 45 Beberapa percobaan telah menunjukkan keuntungan terapi antibiotika, tetapi jenis obat optimal, kombinasi obat, jalur pemberian, dan lama pemberiannya belum dapat ditentukan. Variasi dari bakteri patogen yang potensial membuat kolonisasi pada vagina dan kemungkinan amnion setelah KPD, antibiotika berspektrum luas menawarkan keuntungan teoritik dibandingkan dengan antibiotika berspektrum sempit. Suatu pitfall yang potensial dari agen berspektrum luas adalah timbulnya organisme yang resisten pada wanita hamil dan bayi. 46 Menurut Lumbanraja H pada penelitiannya tentang infeksi nosokomial di kamar operasi RSUP. H. Adam Malik Medan, antibiotika yang masih sensitif terhadap Staphylococcus aureus adalah: Siprofloksasin, Sefepim, Ampisilin, dan Tetrasiklin, sementara antibiotika yang lain ditemukan kurang sensitif. 47 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 .

Desain penelitian Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan potong lintang cross sectional

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Kamar bersalin RSUD Dr. Pirngadi, RSUP H. Adam Malik dan RSU. Sundari, Medan dilakukan pada bulan Mei - Juli 2008

3.3 Populasi dan Sampel penelitian

3.3.1. Populasi penelitian:

Semua wanita hamil usia kehamilan ≥ 32 minggu yang mengalami ketuban pecah dini dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini di RSUD Dr. Pirngadi, RSUP H. Adam Malik dan RSU. Sundari, Medan.

3.3.2. Besar sampel

Untuk memperkirakan jumlah kasus ketuban pecah dini dan non ketuban pecah dini di RSUD. Pirngadi RSUP H.Adam Malik dan RSU. Sundari, Medan didapat dengan rumus: 48 n : Z √PoQo + Zß√Pa Qa 2 Pa – Po 2 Z : Nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya tergantung dari nilai yang ditentukan. Untuk nilai : 0,05 å Z : 1,96 Zß: Nilai baku normal dari table Z yang besarnya tergantung dari nilai ß yang ditentukan. Untuk nilai ß : 0,20 å Zß : 0,842 Po : Proporsi KPD di RSPM1982 å 2,27 Gottlieb Sidabutar : Pola Pertumbuhan Bakteri Dan Uji Kepekaan Antibiotik Dari Isolat Usap Vagina Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008