berhubungan dengan hukum sehingga harus selalu hati-hati dalam mengambil tindakan dan mengawasi setiap kegiatan tahanannarapidana dalam upaya pembinaan
di Lembaga Pemasyarakatan itu sendiri. Berdasarkan hasil uji Chi-Square bahwa hubungan antara tingkat pendidikan
tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai P= 0,123 atau p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa teori yang menyatakan bahwa pendidikan
memegang peranan penting dalam perkembangan individu Gilmer, 1984 tidak selamanya berhubungan dengan stres kerja.
5.4. Hubungan antara Status Perkawinan dengan Stres Kerja
Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan Pegawai Lapas yang status perkawinan, kawin mengalami stres lebih banyak dibandingkan status perkawinan tidak kawin
yaitu stres ringan sebanyak 13 orang 15,2, stres sedang sebanyak 39 orang 45,3, dan stres berat ada 13 orang 15,2. Hal ini dapat terjadi karena pada
status perkawinan kawin lebih banyak masalah yang dihadapi di rumah tangga dibandingkan status perkawinan tidak kawin, sehingga pada waktu melaksanakan
pekerjaan sering terganggu akan pikiran-pikiran di luar dari pekerjaan sehingga membuat kurang konsentrasi di dalam melaksanakan pekerjaan yang akhirnya dapat
menimbulkan stres kerja pada Pegawai Lapas. Menurut Hidayat 2000 bahwa status seseorang juga mempengaruhi tingkat
kelelahan, orang yang sudah menikah lebih cepat mengalami kelelahan dibandingkan
Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009
USU Repository © 2008
dengan yang belum menikah oleh karena waktu istirahat tidak dimanfaatkan secara maksimal sebab kondisi keluarganya juga perlu mendapatkan perhatian yang cukup.
Menurut Munandar 2004 bahwa isu-isu tentang keluarga, kritis kehidupan, kesulitan keuangan, dan konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan di dalam
pekerjaan, semuanya dapat merupakan tekanan bagi pegawai dalam pekerjaannya sehingga akan menyebabkan seseorang menjadi stres dalam pekerjaannya.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square bahwa hubungan antara status perkawinan dengan stres kerja juga tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan
nilai p= 0,164 atau p0,05. Hal ini terjadi karena pada pegawai yang berstatus kawin pada Pegawai Lapas
stres menghadapi situasi kerja di Lapas di mana suasana kerja yang monoton dan bergaul dengan tahanannarapidana yang umumnya mempunyai tempramen yang
keras dan disertai dengan lingkungan yang dikelilingi tembok yang tinggi sehingga Pegawai Lapas merasa terkungkung dan terasing dari dunia luar. Pada situasi kerja
tersebut akan menimbulkan stres kerja pada Pegawai Lapas. Begitu juga dengan beratnya beban kerja yang dialami Pegawai Lapas terutama Pegawai Lapas harus
membina para tahanannarapidana dari segi fisik, psikis dan sepiritual dapat menimbulkan stres kerja. Beban kerja yang berat merupakan pemicu timbulnya stres,
dan tanggung jawab akan keselamatan tahanannarapidana dan keselamatan akan dirinya sendiri dalam bertugas menjadikan perasaan terbebani dalam bertugas.
Perasaan selalu kuatir di dalam setiap bekerja dan kegagalan dalam melaksanakan pekerjaan.
Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009
USU Repository © 2008
5.5. Hubungan Kondisi Kerja dengan Stres Kerja