Kondisi kerja Lingkungan kerja

Stres mempengaruhi orang dengan cara yang berbeda dan jika dibiarkan tidak ditangani akan menimbulkan kegelisahan di tempat kerja. Kegelisahan itu terpendam jauh di dalam hati, seringkali tersembunyi, tetapi tetap ada dan membebani individu. Pengusaha seringkali membiarkan dan mengabaikannya. Stres dapat berasal dari peristiwa kehidupan pribadi kita atau ditempat kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kita ditempat kerja. Semakin lama hal itu diabaikan, semakin besar dampaknya. Stres kerja perlu sedini mungkin diatasi oleh pimpinan agar hal yang merugikan perusahaan dapat diatasi. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Sering menjadi marah-marah atau, agresif, tidak dapat rileks atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif. Stres kerja dapat terjadi hampir pada semua pekerja, baik tingkat pimpinan maupun staff. Kondisi kerja yang lingkungannya tidak baik sangat pontesial untuk menimbulkan stres kerja Anonymous, 2008.

2.2. Kondisi kerja

a. Lingkungan kerja

Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja mudah sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi menyebabkan menurunnya produktif kerja. Lingkungan kerja yang kurang nyaman, misalnya: panas, berisik, sirkulasi udara kurang, lingkungan kerja yang kurang bersih, membuat pekerja mudah menderita stres. Kondisi kerja meliputi variabel lingkungan fisik seperti distribusi jam kerja, Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009 USU Repository © 2008 suhu, penerangan, suara dan ciri-ciri arsitektur tempat kerja. Dan dapat dijelaskan bahwa variabel tadi mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja Supardi, 2007. Kondisi lingkungan kerja, dapat menyebabkan ketidaknyamanan seseorang dalam menjalankan pekerjaannya misalnya suhu udara dan kebisingan, karena beberapa orang sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan Margiati, 1999. Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres kerja, yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa atau pengalaman pribadi maupun kondisi sosial ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Faktor kedua tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Dwiyanti, 2001. Kondisi kerja yang lingkungannya tidak baik sangat pontesial untuk menimbulkan stres kerja. Stres di lingkungan kerja tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelola, mengatasi atau mencegah terjadinya stres kerja tersebut, sehingga tidak mengganggu pekerjaan Notoatmodjo, 2003. b. Overload Overload dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan kualitatif. Overload secara kuantitatif, bila target kerja melebihi kemampuan pekerja yang bersangkutan akibatnya karyawan tersebut tersebut mudah lelah dan berada dalam emosional yang Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009 USU Repository © 2008 tinggi. Overload kualitatif, bila pekerja memiliki tingkat kesulitan atau kerumitan yang tinggi. Overload pada pekerja merupakan hal paling utama karena over kapasitas dari lapas itu sendiri, di mana 1 petugas pengamanan mengawasi 93 tahanan atau narapidana Supardi, 2007. c. Pekerjaan yang sederhana Pekerjaan yang tidak menantang dan kurang menarik bagi pekerja, pekerjaan yang rutinitas sehingga menimbulkan kebosanan, ketidakpuasan dan sebagainya. Perasaan bosan dan jenuh inilah yang membuat seorang pekerja tidak menyenangi pekerjaannya atau terasing dari kerja Supardi, 2007. d. Pekerjaan berisiko tinggi Pekerjaan yang beresiko tinggi dan berbahaya bagi keselamatan jiwanya. Kebutuhan akan rasa aman merupakan faktor utama di dalam diri seseorang. Bila seseorang merasa dirinya tidak aman, maka timbul reaksi-reaksi kejiwaan seperti cemas, takut tanpa alasan dan sebagainya Anoraga, 2006. Peneliti merasa pegawai lapas selalu berinteraksi dengan tahanan dan narapidana untuk mengawasi tahanan dan narapidana mempunyai pekerjaan yang beriko tinggi bagi keselamatannya dan pekerjaannya.

2.3. Karateristik Pekerja