Gejala Stres Stres Kerja

menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut dan cemas, bingung dan panik. f. Stres tahap keenam paling berat, yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda seperti jantung berdebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin dan banyak keluar keringat, loyo, pingsan atau kolaps. Timbulnya stres kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap Nasution, 2000 yaitu: a. Reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan timbulnya beberapa gejala tanda, namun masih dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan diri. b. Reaksi pertahanan yang merupakan adaptasi maksimum dan pada masa tertentu dapat kembali kepada keseimbangan. Bila stres ini terus berlanjut dan mekanisme pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka berlanjut ke fase ketiga. c. Kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi telah kolaps layu.

2.1.3. Gejala Stres

Herry Beehr dan Newman, 1987 membagi gejala dan tanda stres menjadi tiga gejala yakni: gejala fisik, gejala psikologis dan gejala perilaku. a. Gejala fisik Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, gangguan lambung, mudah lelah disebabkan meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin. Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009 USU Repository © 2008 b. Gejala psikologis Kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung diri, ketidakpuasan kerja, kebosanan, lelah mental, mengasingkan diri, kehilangan konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri merupakan gejala dari depresi. c. Gejala perilaku Menunda atau menghindari pekerjaan, penurunan prestasi dan produktivitas, minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, sering mangkir kerja, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, ngebut dijalan, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan hubungan interpersonal dengan keluarga serta teman serta kecenderungan bunuh diri. Selama stres berlangsung, akan menimbulkan reaksi kimiawi dalam tubuh yang mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain meningkatnya tekanan darah dan metabolisme Anoraga, 2006. Hubungan stres dengan gangguan emosional yang mempengaruhi otak, melalui sistem neurohormonal menyebabkan gejala-gejala badaniah yang dipengaruhi oleh hormon adrenalin dan sistem saraf otonom. Adrenalin yang meningkat menimbulkan kadar asam lemak bebas meningkat dan ini merupakan persediaan sumber energi ekstra. Bilamana peningkatan ini tidak disertai kegiatan fisik, energi ekstra ini tidak dibakar habis, akan diproses hati menjadi lemak kolesterol dan trigliserid yang kemudian menimbun pada dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh jantung koroner, terjadinya penyakit jantung koroner. Selanjutnya terjadi Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009 USU Repository © 2008 kenaikan tekanan darah, denyut jantung yang bertambah, dan keduanya mengakibatkan gangguan pada kerja jantung bahkan mudah menimbulkan kematian mendadak atau serangan jantung MCI Anonymous, 2008. Gangguan sistem saraf otonom, menimbulkan gejala seperti keluarnya keringat dingin keringat pada telapak tangan, badan terasa panas dingin, asam lambung yang meningkat sakit maag, kejang lambung dan usus, mudah kaget, gangguan seksual dan lain-lain. Gejala stres yang berat dapat menyebabkan hilangnya kontak sama sekali dengan lingkungan sosial. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata dampak stres tidak hanya mengenai gangguan fungsional berupa kelainan organ tubuh, tetapi juga berdampak pada bidang kejiwaan psikiatrik yaitu kecemasan atau depresi. Lingkungan kerja, sebagaimana lingkungan lainnya, juga menuntut adanya penyesuaian diri dari individu yang menempatinya. Dalam lingkungan kerja ini individu memiliki kemungkinan untuk mengalami keadaan stres. Secara umum terdapat tiga buah pendekatan untuk membahas masalah stres dalam ruang lingkup organisasi. Pendekatan pertama berorientasi pada karakteristik obyektif dari berbagai situasi kerja yang dapat menimbulkan stres. Pendekatan kedua mengacu pada karakteristik individu sebagai penyebab utama stres. Pendekatan ketiga melalui acuan interaksi antara situasi obyektif dan karakteristik individu Anonymous, 2008. Tri Sumarni Siboro : Hubungan Kondisi Kerja Dan Karakteristik Individual Dengan Stres Kerja Pada Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Lubuk Pakam 2008, 2009 USU Repository © 2008

2.1.4. Dampak Stres Kerja