makan pakai sendok anak tidak lagi disuruh mencuci tangan karena dianggap sudah menggunakan sendok anak tidak tentu kapan waktunya dimandikan
tergantung apakah anak sudah kotor, kalau mandi dibiarkan mandi sendiri, di isi air dalam ember anak dibiarkan dulu mandi sendiri. Pakaian anak diganti kalau
sudah kotor. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan dari pada tindakan hygiene perorangan yaitu mencuci tangan dengan sabun untuk melindungi
kebersihan tangan setelah buang air sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak, kebersihan pakaian atau mengganti pakaian, mandi dua kali sehari, cuci
piring untuk melindungi kebersihan piring, kebersihan kuku atau memotong kuku serta menyikat gigi Depkes RI, 2001.
5.2. Hubungan Perilaku Ibu yang memiliki Anak Balita Usia 2 – 5 tahun dengan Pembuangan sampah
Hasil analisis data dari tindakan ibu yang berkaitan dengan pembuangan sampah dari kasus maupun kontrol memiliki tindakan yang sudah baik dalam
tindakkan pembuangan sampah. Dalam bidang kesehatan, sampah memiliki pengaruh secara langsung dan
tidak langsung. Pengaruh langsung dapat terjadi bila seseorang kontak dengan sampah yang mengandung bahan beracun, sementara efek tidak langsung karena
adanya proses pembusukan, maka kondisi demikian merupakan tempat yang baik bagi vektor sebagai breeding places. Bila dilihat dari hasil uji X
2
menunjukkan bahwa nilai X
2
tidak dapat dihitung pada taraf signifikan 95, karena kasus tidak memiliki tindakan yang kurang baik, artinya pembuangan sampah yang dilakukan
oleh ibu balita tidak memberikan kontribusi secara langsung terhadap penyakit
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
diare pada anak usia 2 - 5 tahun. Hal ini dapat diketahui lagi dari hasil observasi dan wawancara mendalam dari ibu balita. sebagian besar dari ibu balita memiliki
tempat sampah di dalam rumah walaupun ada yang tidak memiliki tempat sampah tapi sampah yang dihasilkan oleh keluarga dimasukkan kedalam kontong plastik
dikumpulkan dibuang setiap hari, bahkan ada yang melakukan setiap habis memasak. Sampah tidak dibiarkan berserakan, pembuangan sampah jauh di kebun
belakang rumah dan setelah terkumpul sampah dibakar paling lama 3 hari sekali dengan alasan agar tidak berserakan menimbulkan bau kelompok kontrol tabel.
3. Dalam hal penanganan sampah, sampah tidak boleh melebihi 3 x 24 jam
atau 3 hari ditempat penampungan, sampah yang dibakar asap dan debu yang dihasilkan tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan masyarakat
sekitarnya. Hasil wawancara mendalam dari kelompok kasus tabel 4.14, sampah dibiarkan dalam tempat penampungan sementara didalam rumah. Sampah dibuang
setelah sampah penuh 2 sampai 3 hari. sampah kering dan basah dicampur satu tempat tidak dibuang setiap hari. Sampah kemungkinan bisa membusuk jika tidak
segera dibuang. Peristiwa semacam ini dapat menyediakan tempat bagi lalat, kecoa, nyamuk dan binatang lain untuk hinggap dan berterbangan bebas didalam
rumah Depkes RI, 2001. Menurut Kusnoputranto 2000, pengelolaan sampah yang kurang baik
akan menyediakan tempat yang baik bagi vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat untuk mencari makanan dan berkembang biak dengan
cepat, sehingga mengakibatkan insidens penyakit tertentu dimasyarakat dapat
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
meningkat, antara lain penyakit saluran pencernaan seperti diare karena banyaknya lalat yang hidup dan berkembang biak di lingkungan, terutama
ditempat-tempat sampah.
5.3. Hubngan Perilaku Ibu yang memiliki Anak Balita Usia 2 – 5 tahun dengan Pembuangan Tinja