4.5. Hasil dari Wawancara Mendalam Indepth Interview
Dari hasil wawancara mendalam data dikumpulkan diklasifikasikan berdasarkan variabel penelitian yaitu tindakan kebersihan diri, tindakan terhadap
penanganan sampah, tindakan terhadap pembuangan tinja, tindakan terhadap pembuangan air limbah, tindakan terhadap penyediaan air bersih, tindakan
terhadap kebersihan rumah, tindakan terhadap sanitasi makanan dan pengaruh aktivitas sosial, hasil analisanya berdasarkan tabel dalam lampiran.
Karakteristik informan umur menunjukkan 25 – 38 tahun semua berstatus sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terendah SLTP dan tertinggi SLTA,
semua beragama Islam dan suku Aceh, jumlah anak yang dimiliki anak terbanyak 4 orang serta umur pertama kali melahirkan 20 tahun, tabel dalam lampiran.
Uraian informasi ringkas dari informan mengenai tindakan yang dilakukan tentang kebersihan diri terhadap pencegahan kejadian diare pada balita. Dari
uraian tabel. 2 dalam lampiran, menunjukkan bahwa kedelapan informan yang terpilih dari kelompok kontrol sudah melakukan tindakan membersihkan diri anak
dengan menggunakan sabun, dan mengajari anak berperilaku hidup bersih dengan cara yang berbeda-beda. Tindakan ini sudah merupakan salah satu dari faktor
pencegahan kejadian diare. Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang penyediaan air bersih
terhadap pencegahan diare pada balita. Semua informan sudah melakukan tindakkan memasak air terlebih dahulu sampai mendidih sebelum diminum, serta
hasil pengamatan jarak sumber air minum dengan pembuangan sampah sudah
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
memenuhi syarat kesehatan serta tindakkan-tindakkan yang lainnya sudah merupakan pencegahan kejadian diare.
Semua informan sudah melakukan buang hajad di WC walaupun mereka belum punya WC sendiri tetapi mereka tetap berusaha mencari ketempat lain dan
tidak buang air besar disembarang tempat, tindakan ini sudah merupakan salah satu faktor pencegahan diare.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang pembuangan air limbah terhadap pencegahan diare pada balita, bahwa informan sudah melakukan
penanganan air limbah sedemikian rupa untuk mencegah kejadian diare. Semua informan sudah membuat tempat penampungan sampah sementara didalam rumah
dengan bermacam tempat, melakukan pengumpulan sampah agar tidak berserakan yang pada akhirnya sampah dibakar, tindakan ini merupakan salah satu faktor
mencegah kejadian diare. Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang kebersihan rumah
terhadap pencegahan diare pada balita bahwa semua informan sudah melakukan tindakkan membersihkan rumah dengan baik, dan bahkan hampir semua informan
menyediakan air untuk cuci kaki didepan pintu masuk kerumah, tindakkan ini sudah merupakan salah satu faktor mencegah kejadian diare.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang sanitasi makanan terhadap pencegahan diare pada balita, bahwa semua informan sudah melakukan tindakan
perlindungan makanan setiap saat dengan baik dapat diketahui dari informan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8.
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang aktivitas sosial terhadap pencegahan diare pada balita, bahwa informan menunjukan perhatian pada anak
sehingga anak tidak merasa kehilangan dan dibengkalaikan seperti yang dilakukan informan 1 yaitu pada saat mau pergi anak ditidurkan dulu dalam ayunan jika
anak menangis kepergian di batalkan, informan 2 walau ada dua kegiatan yang di ikuti tetapi yang rutin di ikuti hanya satu saja, dan saat pergi anak ditinggalkan
bersama kakak atau di antar kerumah neneknya, lain lagi dengan informan 3 yang mana pada saat ibu pergi, bapak dapat menggantikan memberikan perhatian pada
anak dan ibu mempunyai ide menyuruh bapak untuk melalaikan anak sehinnga anak tidak stres ditinggalkan ibunya. Informan 3 dan 4 saat ibu pergi menjalankan
aktivitas anak ditinggalkan di rumah tidak sendirian tetap saja ada yang menemani anggota keluarga terdekat seperti kakanya atau nenek atau bapak. Inforeman 5
aktivitas ibu berjualan dipasar dan anak ditinggalkan di rumah bersama neneknya, akan tetapi ibu tetap pulang-pulang menjenguk anak yang ditinggalkan dirumah
karena rumah tidak berpa jauh dari pasar. Informan 6, 7, dan 8 ibu tidak meninggalkan anak di rumah karena merasa tidak aman dan anak selalu dibawa ke
tempat kemana kegiatan dilakukan sehingga gerak anak bisa langsung dipantau oleh ibu, tentunya dalam hal ini merawat anak sudah merupakan pekerjaan sehari-
hari agar anak tidak bergerak bebas, ini salah satu faktor mencegah kejadian diare pada anak.
Informan memiliki umur antara 27 - 38 tahun, pekerjaan informan sebagai ibu rumah tangga, pendidikan tertinggi adalah SLTA dan yang terendah adalah
SD, semua beragama Islam dan suku Aceh, jumlah anak yang dimiliki informan
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
paling sedikit 2 orang dan yang terbanyak 5 orang, umur yang terendah pertama kali melahirkan adalah umur 20 tahun.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang kebersihan diri terhadap pencegahan diare pada balita, menunjukkan bahwa tindakkan informan 1
membiarkan anak kadang-kadang mencuci tangan kadang-kadang tidak, informan 2 anak dibiarkan makan sendiri meskipun menggunakan sendok, informan 3 dan 6
membersihkan badan anak tidak tentu kalau sudah kotor baru anak dimandikan, memberi makanan anak kalau anak sudah lapar, informan 4 tidak diberi makan
ikan karena alergi bahkan sering diberi makan dengan minyak bekas gorengan ikan, informan 5 anak lebih sering diberi makan jajanan dan kuku anak di buang
kalau sudah kelihatan hitam, informan 7 anak diberi makan dibawa jalan-jalan, informan 8 anak dibiarkan makan sendiri bersama-sama kawannya, jadi hal-hal
yang dilakukan informan 1 sampai dengan 8 inilah yang mungkin menimbulkan diare pada balita.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang penyediaan air bersih terhadap pencegahan diare pada balita, menunjukkan bahwa seluruh informan
melakukan tindakan mencuci tempat air minum tapi waktunya tidak tentu tergantung kapan airnya habis, kemudian informan yang menggunakan ceret
untuk tempat air minum mulut ceretnya tidak disumbat, 2, 3, 4, dan 6 air bersih yang dipakai untuk masak dan minum tidak diendapkan terlebih dahulu, informan
5 cincin sumur runtuh sehingga airnya keruh dan informan 8 air sumur yang keruh dijadikan untuk air minum walau harus disaring dulu, diperkirakan hal-hal
tersebut diatas yang dapat menimbulkan kejadian diare.
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
Uraian ringkas informan tentang pembuangan sampah sementara semua telah memiliki tempat penampungan didalam rumah, sampah yang dikumpulkan
dibuang dan dibakar setiap hari, kecuali informan 4 yang membuang sampah 2 hari sekali.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang pembuangan tinja terhadap pencegahan diare pada balita, menunjukkan bahwa informan 1 tidak
punya WC dan anggota keluarga buang air besar di sungai, 2 informan anaknya buang air besar sering ditemani oleh kakak, informan 3, 6 dan 8 anak buang air
besar di halaman belakang rumah, informan 4 dan 7 WC sering tidak disiram, informan 5 mengatakan karena WC terpisah dengan kamar mandi maka sering
tidak cuci tangan dengan sabun karena sabun hanya ada dikamar mandi, informan 6 jika malam hari, anak buang air besar di ujung dapur, maka diperkirakan
tindakan inilah yang dapat menimbulkan kejadia diare. Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang penyediaan air limbah
terhadap pencegahan diare pada balita, menunjukkan bahwa seluruh informan tidak memiliki tempat penampungan kusus air limbah dan dalam hal penanganan
air limbah tiap-tiap informan tidak jauh berbeda, dan semua saluran limbah informan kondisinya terbuka, diperkirakan hal-hal semacam inilah yang dapat
menimbulkan kejadian diare. Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang penanganan sampah
terhadap pencegahan diare pada balita menunjukkan bahwa informan 2, 3, dan 5 dirumah tidak mempunyai tempat sampah, jika ada sampah dimasukkan kedalam
plastik langsung dibuang lewat jendela, informan 1 melakukan tindakan
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
membuang sampah dihalaman rumah dibiarkan berserakan sampai dicakar-cakar ayam, informan 4 tempat sampah dalam rumah timba bocor, informan 6 sampah
dibuang setelah dua hari dan sampah basah dan kering dicampur, informan 7 membuang sampah kedalam lobang galian sehingga kalau hari hujan sampah
mengapung, informan 8 membuang sampah sembarangan kekebun orang, dalam hal ini diperkirakan tindakkan seperti inilah yang dapat menimbulkan kejadian
diare pada balita. Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang kebersihan rumah
terhadap pencegahan diare pada balita menunjukkan bahwa informan kurang memperhatikan kebersihan rumah yang dilakukan informan 1, 2, 4, 6 dan 7
rumah jarang dibersihkan kecuali sudah kelihatan kotor, informan 3 rumah disapu tetapi tidak setiap hari dan tidak pernah dipel kecuali mau hari lebaran, sedangkan
informan 8 rumah dibersihkan seminggu sekali. Tindakan tersebut diatas diperkirakan merupakan salah satu penyebab kejadian diare.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang sanitasi makanan terhadap pencegahan diare pada balita diketahui bahwa ada tindakan yang dilakukan
informan terhadap sanitasi makan yang dapat menyebabkan kejadian diare, seperti yang dilakukan informan 1 dan 8 anak dibiarkan mengambil makanan sendiri
tanpa ada kontrol dari ibu, informan 2 mengatakan perlindungan terhadap makanan baru dilakukan bilan sudah ada anggota keluarga yang sakit, informan 3
melakukan tindakan meletakkan makanan terbuka diatas meja, informan 4, informan 5 makanan yang tidak habis dipanaskan kembali baru dimakan,
informan 6 menyuruh kakak menghabiskan makanan adik yang tidak habis,
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
informan 7 menggunakan peralatan makan yang tidak kering atau masih basah, diperkirakan tindakan semacam inilah yang menimbulkan kejadian diare.
Uraian ringkas tindakan yang dilakukan tentang aktivitas sosial terhadap pencegahan diare pada balita bahwa saat meninggalkan rumah informan 2 anak di
bawa pasar atau ke toko tempat berjualan, informan 1, 6, saat pergi meninggalkan rumah anak ditinggalkan bersama neneknya, informan 5 dan 8 anak ditinggalkan
bersama kakaknya, informan 2 mengikuti dua kegiatan sosial di desa, perwiritan dan menjadi kader dasa siaga, pada saat ikut wirit anak ditinggalakan bersama
yang jaga dirumah, tapi pada saat ikut pelatihan kader anak diantar ke rumah neneknya, lain halnya dengan informan 8 anak diantar kerumah kakak dari ibu
tersebut karena ada teman sebaya kawan bermain. Dari beberapa hal yang dilakukan ibu tersebut di atas diperkirakan dapat menyebabkan kejadian diare.
Siti Rahmah : Hubungan Perilaku Ibu Yang Memiliki Anak Balita Usia 2-5 Tahun Terhadap Kejadian Diare…, 2007
USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN