Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli

67 termasuk rencana pembentukan Provinsi Tapanuli yang di dasarkan atas faktor sejarah Keresidenan Tapanuli tersebut di atas.

2.4 Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli

Menurut data yang disampaikan oleh Pemerintah Sumatera Utara, dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara, kepada DPRD Provinsi Sumatera Utara tentang usul pembentukan Provinsi Tapanuli disebutkan bahwa pada tanggal 6 April 2002, sejumlah tokoh-tokoh Tapanuli dari perantauan Jakarta, Medan, dan Tapanuli sendiri telah melaksanakan DEKLARASI RAKYAT TAPANULI di TARUTUNG, yang dihadiri puluhan ribu orang yang dengan bulat mendeklarasikan pembentukan “Provinsi Tapanuli” secara de facto laporan usul pembentukan Provinsi Tapanuli kepada DPRD Provinsi Sumatera Utara, hal. 4. Selanjutnya keinginan ini diperkuat dengan adanya Panitia Pembentukan Provinsi Tapanuli. Pembentukan panitia ini tentu merupakan wujud konkret dari masyarakat yang ingin agar perjuangan pembentukan Provinsi Tapanuli dapat terkoordinasi mulai dari lapisan masyarakat, Kabupatenkota, provinsi, bahkan sampai ke pusat Menindaklanjuti aspirasi masyarakat ini, pada tanggal 21 September 2004 Gubernur Sumatera Utara membentuk tim peneliti kelayakan pembentukan Provinsi Tapanuli dengan Surat Keputusan Gubsu No.130.052442k2004. Tim ini telah melakukan penelitian jajak pendapat pada enam kabupatenkota, yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kab. Toba Samosir, Kab.Tapanuli Tengah, dan Kota Sibolga. Tim ini juga telah membentuk tim Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 68 pengumpulanpengolahan bahan kelengkapan persyaratan pembentukan Protap dengan surat Gubernur Sumatera Utara No.130.051263k2006. Bagian IV Laporan Tugas Tim Peneliti Kelayakan Pembentukan Protap menyimpulkan bahwa keinginan pemekaran Provinsi Tapanuli didasarkan atas empat faktor yakni: 1. Latar belakang sejarah, di mana dahulunya daerah Tapanuli adalah bekas Keresidenan Tapanuli. 2. Keinginan percepatan pembangunan di mana pembangunan Pantai Barat cenderung lebih tertinggal di banding Pantai Timur. 3. Kemandirian pengelolaan daerah sendiri agar pemerintah provinsi dipimpin oleh putra daerah Tapanuli sendiri. 4. Kemudahan birokrasi pemerintah dari kabupatenkota ke Provinsi Tapanuli akan lebih dekat. Selanjutnya, dalam Bab VII laporan tim tersebut menyebutkan bahwa masalah-masalah yang potensial mengahambat terlaksananya pendirian Provinsi Tapanuli adalah: a. Penentuan ibu kota provinsi b. Isu suku, agama, rasa, dan antar golongan SARA c. Orientasi kekuasaan d. Penolakan beberapa wilayah dari eks Keresidenan Tapanuli. Pada tanggal 7 Desember 2006, Gubernur Sumatera Utara Drs. Rudolf M.Pardede menyampaikan usul pembentukan Provinsi Tapanuli kepada DPRD Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 69 Provinsi Sumatera Utara. Dalam usul tersebut disebutkan bahwa terdapat aspirasi masyarakat untuk pembentukan Protap dari 10 kabupatenkota yakni Kabupaten Taput, Kabupaten Tapteng, Kabupaten Toba Samosir, Kota Sibolga, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kab, Nias Selatan, Kabupaten Nias , Kabupaten Dairi dan Kab. Pakpak Bharat. Namun yang telah direkomendasikan dalam wujud keputusan DPRD dan surat dukungan kepala daerah masih tujuh daerah Kabupatenkota yakni: Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Nias Selatan dan Kota Sibolga dengan demikian yang belum adalah Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Nias usul Gubsu tentang pembentukan Provinsi Tapanuli, surat No.1308797. Fenomena yang menarik untuk dikaji yakni adanya perbedaan sikap dan keputusan DPRD Kabupaten Nias dengan Kabupaten Nias Selatan. Kabupaten Nias, yang memiliki anggota DPRD sebanyak 40 orang telah mengeluarkan Keputusan DPRD Kabupaten Nias No: 02KPTS-DPRD2007 tentang pernyataan pendapat terhadap rencana pembentukan Provinsi Tapanuli yang pada Pasal 3 menyatakan tidak menyetujui dan menolak Kabupaten Nias bergabung dan atau digabungkan dalam wilayah Provinsi Tapanuli dan tetap eksis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Provinsi Sumatera Utara, sementara itu Kabupaten Nias Selatan, yang memiliki anggota DPRD sebanyak 30 orang telah mengeluarkan Keputusan DPRD Kabupaten Nias Selatan No: 04KPTS2006 tentang Persetujuan Pembentukan Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 70 Provinsi Tapanuli dengan menyatakan bahwa DPRD Kabupaten Nias Selatan menyetujui Provinsi Tapanuli. Berdasarkan keputusan kedua DPRD tersebut maka dapat dipastikan bahwa terdapat perbedaan keputusan dan sikap lembaga perwakilan rakyat tersebut di Pulau Nias atas rencana pembentukan Provinsi Tapanuli tersebut, yakni ada keputusan setuju pro dan ada keputusan tidak setuju kontra. Padahal, kedua Kabupaten tersebut di Pulau Nias memiliki tingkat homogenitas yang tinggi, baik secara geografis, kependudukan, sosial budaya, sosial politik, agama, dan sebagainya. Oleh karenanya sangat perlu pendalaman atas aspek sosial politik di kedua lembaga legislatif tersebut dalam suatu penelitian ilmiah, seperti: a. Bagaimana interaksi antara politisi, masyarakat dan individunya. b. Bagaimana organisasi-organisasi sosial mempengaruhi pembuatan dan proses pengambilan keputusan. c. Bagaimana dampak kebijakan publik tersebut kepada masyarakat dan individu. d. Bagaimana hubungan yang terjadi antara kehidupan politik dan perubahan sosial Nasution 2005: 76-77. Proses sosial politik sangat erat kaitannya dengan kualitas SDM lokal. Indikatornya adalah kapasitas pendidikan dan kualitas teknis para elite politik dan pemimpin ormas pada tingkat lokal. Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 71 Rencana pembentukan Provinsi Tapanuli ini diharapkan terdapat pemahaman bersama bagi kabupatenkota yang akan bergabung, khususnya bagi bekas Keresidenan Tapanuli. Pelly, Nasution, 2007:23 menyatakan kalaupun Provinsi Tapanuli harus dibentuk, maka sebaiknya, sebelumnya seluruh masyarakat di bekas keresidenan itu harus diikutsertakan dan sama-sama mendukung. Jika tidak, ini lebih merupakan kepentingan etnik tertentu dan akan menjadi presiden yang tidak baik bagi Provinsi Sumatera Utara. Berbagai upaya telah dilakukan untuk merealisasikan rencana pembentukan Provinsi Tapanuli ini, baik oleh panitia maupun oleh pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Namun perjalannya masih cukup berliku. Pada bulan Februari 2007 yang lalu, puluhan ribu masyarakat Tapanuli berkumpul di Tarutung, Tapanuli Utara dalam rangka penyampaian surat kebulatan tekad masyarakat membentuk Provinsi Tapanuli kepada Ketua Komisi II DPR RI E.E. Mangindaan. Pada hari yang sama, ribuan massa di Sibolga melakukan aksi penolakan pembentukan Provinsi Tapanuli, dengan alasan bahwa pembentukan Provinsi Tapanuli berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Selanjutnya, pada hari Selasa, 24 April 2007 lima ribuan massa pro pembentuan Provinsi Tapanuli berunjukrasa ke gedung DPRD Provinsi Sumatera Utara. Massa berhasil masuk kedalam ruangan Sidang Paripurna Dewan dan akhirnya Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara mengeluarkan surat rekomendasi mendukung pembentukan Provinsi Tapanuli dengan catatan Pansus yang telah dibentuk oleh DPRD Sumut tetap melaksanakan tugasnya. Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 72 Namun pada tanggal 18 Mei 2007 aksi demo masyarakat yang menolak pembentukan Provinsi Tapanuli juga melakukan aksinya di gedung DPRD dan mendesak agar Ketua DPRD Sumatera Utara mengeluarkan surat penolakan pembentukan Provinsi Tapanuli. Hasilnya, pada hari itu juga, Ketua DPRD Sumut mengeluarkan surat rekomendasi perihal penolakan pembentukan Provinsi Tapanuli dengan alasan adanya aspirasi masyarakat daerah dan pemerintah Kabupatenkota di Sumatera Utara yang menolak pembentukan Provinsi Tapanuli. Sekarang kedua surat tersebut telah disampaikan kepada pemerintah pusat, DPR RI, dan DPD Panitia Khusus di DPRD Provinsi Sumatera Utara masih melaksanakan tugas-tugasnya.

2.5 Kajian Dimensi Sosial Politik atas Keputusan Politik