161
responden menyatakan sangat benar, 7 orang 23,3 benar, 2 orang 6,7 tidak ada pendapat, 0 orang 0 tidak benar, dan 0 orang 0 sangat tidak benar.
Tabel. 133
Terbentuknya Provinsi Tapanuli akan meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik masyarakat di Kabupaten Nias Selatan
Item Kategori Frekuensi
Prosentase
Sangat Benar 21
70 Benar 7 23,3
Tidak Ada Pendapat 2
6,7 Tidak Benar
Sangat Tidak Benar Total 30 100
Sumber : Data Kuesioner Penelitian, 2008 Berdasarkan pada tabel 133 di atas, penilaian responden terhadap
terbentuknya Provinsi Tapanuli akan meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik masyarakat di Kabupaten Nias Selatan, diketahui bahwa sebanyak 21 orang
70 responden menyatakan sangat benar, 7 orang 23,3 benar, 2 orang 67 tidak ada pendapat, 0 orang 0 tidak benar, dan 0 orang 0 sangat tidak benar.
4.3 Uji Statistik
Masing-masing nilai responden kemudian diskor dengan menggunakan dua kategori yaitu responden dengan nilai di atas mean dan responden dengan nilai di
bawah mean. Lalu diteruskan dengan uji chi-square untuk mendapatkan faktor yang menentukan perbedaan di antara DPRD Kabupaten Nias Selatan yang mendukung
Provinsi Tapanuli dengan DPRD Kabupaten Nias yang tidak mendukung Provinsi Tapanuli. Hasil dari uji chi-square p=0,05 terlihat pada tabel di bawah ini:
Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan.
USU e-Repository © 2008.
162
Tabel. 134 Hasil Uji Statistik
Variabel Pearson chi-square Signifikansi
Pengetahuan mengenai otonomi daerah
11,910 0,001 bermakna
Pengetahuan mengenai Provinsi Tapanuli
23,333 0,000 bermakna
Nilai Pribadi 3,505
0,052 tidak bermakna Nilai Kesukuan
22,555 0,000 bermakna
Sumber : Data Kuesioner Penelitian, 2008 Dari tabel 134 di atas terlihat bahwa variabel yang paling membedakan
keputusan secara berturut-turut dari yang paling signifikan, adalah nilai kesukuan, pengetahuan mengenai Provinsi Tapanuli, dan pengetahuan mengenai otonomi
daerah. Sementara itu nilai pribadi ternyata tidak berbeda di antara kedua DPRD. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai kesukuan ternyata masih mendominasi
keputusan DPRD Kabupaten Nias untuk tidak mendukung pemekaran Provinsi Tapanuli. Hal itu berhubungan dengan euforia kesukuan yang terlihat secara spontan
karena identifikasi Provinsi Tapanuli dengan suku Batak. Pengetahuan Provinsi Tapanuli di DPRD Kabupaten Nias juga terlihat rendah.
Hal itu dikarenakan mereka tidak banyak dilibatkan atau apatis terhadap informasi yang berhubungan dengan Provinsi Tapanuli.
Yang paling menyedihkan adalah pengetahuan mengenai konsep otonomi daerah juga sangat menentukan perbedaan keputusan. Pengetahuan otonomi daerah
yang kemungkinan tidak dimengerti secara baik dan benar ternyata memberikan kontribusi negatif terhadap penolakan dimaksud.
Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan.
USU e-Repository © 2008.
163
Dalam konteks ini, nilai pribadi ternyata tidak bermakna. Artinya keputusan ternyata mengabaikan nilai pribadi yang dimiliki oleh anggota DPRD, dan
melepaskan rasionalitas keputusan.
4.4 Pembahasan