Kabupaten Nias Selatan Zaman Kemerdekaan

81 494.384,50 juta 22,89, serta sector jasa pemasyarakatan, social dan perorangan yaitu Rp. 247.686,84 juta 11,47. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nias pada tahun 2005 mengalami penuruan yang cukup drastris yaitu sebesar minus 3,61 pdahal pada tahun 2004 sebesar 5,13, halini diakibatkan bencana gempa bumu pada Bulan Maret 2005. Pada tahun 2005 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku di Kabupaten Nias adalah sebesar Rp. 4.888.905 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2004 yaitu Rp. 4.861.036 semenstara itu PDRB per kapita atas dasar harga konstan pengaruh inflasi diabaikan di Kabupaten Nias pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 3.514.211 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2004 yaitu mencapai Rp. 3.717.145.

4.1.2 Kabupaten Nias Selatan

Cerita tentang Nias Selatan nyaris tidak lepas dari tradisi hombo batu. Atraksi lompat batu khas daerah ini pernah menghiasi lembaran uang seribu rupiah. Selain itu, Sorake, slah satu pantai di daerah itu, akrab di telinga penggemar olahraga selancar. Turnamen selancar tingkat dunia beberapa kali diadakan di pantai itu. Kabupaten Nias Selatan sebelumnya adalah bagian Kabupaten Nias. Status otonom diperoleh pada 25 Februari 2003. kabupaten ini terdiri dari 104 gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau-pulau itu memanjang sejajar Pulau Sumatera. Panjang pulau-pulau itu lebih kurang 60 kilometer, lebar 40 kilometer. Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 82 Dari seluruh gugusan pulau itu, ada empat pulau besar, yakni Pulau Tanah Bala 39,67 kmi2 Pulau Tanah Masa 32,16 km2, Pulau Tello 18 km2, dan Pulau Pini 24,36 km2. Tidak seluruh pulau berpenghuni. Masyarakatr Nias Selatan tersebar di 21 pulau dalam delapan kecamatan. Keterbatasn sarana dan prasarana transporatasi dan komunikasi tidak hanya antara kabupaten dan tetangga di sekitarnya. Minimnya sarana itu juga terjadi antarkecamatan dalam kabupaten. Dari 212 desa, sekitar 60 persen tidak terjangkau kendaraan roda empat. Bahkan, tidak juga oleh kendaraan roda dua. Jalan yang menghubungkan Teluk Dalam dengan seluruh ibukota kecamatan sekitar 80 persen perlu pembenahan. Sebagai daerah kepulauan, masyarakat bergantung kapal laut untuk berhubungan dengan “dunia luar”. Meski jadi andalan, tidak setiap hri ada pelayaran. Iklim wilayah ini dipengaruhi oleh Samudra hindia. Jika ombak tenang, kapal yang menghubungkan Teluk Dalam dengan Pulau Tello, misalnya, bisa berlayar 2-3 kali seminggu. Biasnaya sekitar bulan September sampai November frekuensi pelayaran turun. Pada bulan-bulan itu curah hujan di Nias Selatan sangat tinggi, dibarengi badai besar. Terkadang, badai mulai datang bulan Agustus. Cuaca di Nias Selatan bisa berubah mendadak. Meski di Pulai Tello terdapat lapangan terbang perintis dengan penerbangan dua kali seminggu, jadwal penerbangan sangat bergantung cuaca. Bukan hal aneh bila penerbangan terpaksa dibatalkan karena kondisi cuaca yang buruk. Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 83 Mayoritas masyarakat menggeluti pertanian. Komoditas unggulan sektor ini terutama dari perkebunan, yakni kelapa, karet, dan nilam. Sentra perkebunan kelapa di Kecamatan Teluk Dalam, Lahusa, dan Amandraya. Di Kecamatan Lahusa, Lolomatua, dan Lolowa’u sentra tanaman karet serta nilam. Hasil pertanian lain yang menjadi unggulan adalah padi dan ikan. Sentra tanaman padi di Kecamatan Teluk Dalam, Lhusa, dan Amandraya. Daerah tangkapan ikan di Kecamatan Pulau-Pulau Batu dan Hibala. Di bidang pariwisata, potensi wisata kabupaten terletak pda jalur yang disebut Segitiga Emas Industri Pariwisata Nias Selatan, yakni Kecamatan Lolowa’u Gomo Pulau-Pulau Batu. Porosnya adalah Omo Hada, rumah tradisional di Desa Bawomataluo, Kecamatan Teluk Dalam. Berada di Desa Bawomataluo ada deretan rumah tradisonal terbuat dari kayu dengan arsitektur khas Nias itu dihuni sebagaimana layaknya kompleks perumahan dan ukiran batu megalitik menghias di beberapa tempat. Di perkampungan itu bisa juga disaksikan tradisi hombo batu atau lompat batu. Di Kecamatan Pulau-Pulau Batu terdapat lokasi menyelan, terumbu karang, serta ikan-ikan hias dan pantai berpasir putih dan adapun peninggalan zaman megalitik berupa batu-batu megalit di Kecamatan Lahusa dan Gomo. Andalan wisata lainnya adalah Pantai Lagundri yang berpasir putih serta Pantai Sorake yang ombaknya jadi sarana olahraga selancar. Pada tahun 2002, sekitar 80 persen dari 12.000 wisatawan asing dan domestik yang datang ke Pulau Nias mengunjungi kabupaten ini dan jika sektro kepariwisataan Analisman Zalukhu : Kajian Dimensi Sosial Politik Terhadap Rencana Pembentukan Provinsi Tapanuli di Pulau Nias Studi Kompratif pada DPRD Kabupaten Nias dan DPRD Kabupaten Nias Selatan. USU e-Repository © 2008. 84 lebih serius digarap potensi pariwisata yang dimiliki, bisa jadi wisatawan yang datang, domestik atau mancanegara, meningkat.

4.1.3 DPRD Kabupaten Nias