Reksa Dana Syariah KERANGKA TEORI

31 campuran yang akan dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari prospektus reksadana. 27 B.3 Bentuk-Bentuk Reksa Dana Dalam pasal 18 undang –undang pasar modal tahun 1995, telah ditetapkan bahwa Reksa Dana dapat berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif KIK. Perbedaan dari kedua bentuk tersebut terletak pada hal –hal sebagai berikut: a. Reksa Dana berbentuk perseroan Corporate type Reksadana perseroan adalah perusahaan yang kegiatannya menghimpun danan dengan menjual saham, dan selanjutnya danadan penjual saham tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal. Wujud dari reksadana ini dapat berupa reksadna tertutup dan reksadana terbuka. 28 Ciri – ciri reksa dana perseroan adalah sebagai berikut : 1. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas PT 2. Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara direksiperusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk. 27 Muhammad Firdaus, dkk, Investasi Halal di Reksadana Syariah, h. 43 28 DR. H. Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelanggaran Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, h. 154 32 3. Penyimpan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian. 29 b. Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Contractual Type Bentuk kontrak investasi kolektif dapat dijelaskan sebagai kontrak antara manajer investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksadana ini selalu bersifat terbuka Open-end fund. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk perseroan. Bentuk ini memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif 2. Pengelolaan reksadana dilakukan oleh Manajer Investasiberdasarkan kontrak 3. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian berdasarkan kontrak. 30 29 Yoga Salti an, “Analisis Perbandingan Resiko Dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah Dan Reksadana Konvensional ,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Yogyakarta: 2006, h.49 30 Bapepam, Apa dan Bagaimana yang Harus Anda Pahami Seputar Reksadana, h. 8 33 Penyertaan modal dalam reksadana KIK dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Ikut serta sebagai sponsor dalam penanaman dana awal. Setiap pihak dapat ikut menjadi sponsor dengan ketentuan bahwa dana yang disetor tidak boleh melebihi 2,5 dari nilai kontrak dan tidak boleh dicairkan sekurang- kurangnya satu tahun sejak pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif. 2. Membeli unit penyertaan setiap saat dari manajer investasi atau agen yang ditunjuk, harga pembelian tentu saja ditetapkan berdasarkan nilai aktiva bersih per unit pada saat pembelian dilakukan, ditambah dengan biaya pembelian umumnya 1 - 2 dari nilai pembelian. Pembelian unit penyertaan dapat dilakukan oleh setiap investor sepanjang tidak melebihi 1 dari total unit penyertaan yang ditetapkan. 31 B.4 Kelebihan Reksa Dana Pada dasarnya setiap kegiatan investasi mengandung dua unsur, yaitu return keuntungan dan risiko. Berikut ini terdapat beberapa keuntungan dalam berinvestasi melalui reksadana: 32 31 DR. H. Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelanggaran Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, h. 53- 54 32 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, h.114 34 a. Diversifikasi Investasi Diversifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan tingkat risiko. Reksadana melakukan diversifikasi dalam berbagai instrumen efek, sehingga dapat menyebarkan risiko atau memperkecil risiko. Investor walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil risiko. Hal ini berbeda dengan pemodal individual yang misalnya hanya dapat membeli satu atau dua jenis efek saja. b. Kemudahan Investasi Reksadana mempermudah investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Kemudahan investasi tercermin dari kemudahan pelayanan administrasi dalam pembelian maupun penjualan kembali unit penyertaan. Kenudahan juga diperoleh investor dalam melakukan reinvestasi pendapatan yang diperolehnya sehingga unit penyertaannya dapat terus bertambah. c. Efisiensi biaya dan waktu Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor, maka biaya investasinya akan lebih murah bila dibandingkan dengan jika investor melakukan transaksi secara individual di bursa. Pengelolaan yang 35 dilakukanmanajer investasi secara profesional, tidak perlu bagi investor untuk memantau sendiri kinerja investasinya tersebut d. Likuiditas Pemodal dapat mencairkan kembali saham unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing- masing reksadana, sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. Reksadana wajib membeli kembali unit penyertaannya, sehingga sifatnya menjadi likuid. e. Transparasi Informasi Reksadana diwajibkan memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan biayanya, secara berkala dan kontinyu, sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya dan risikonya. 33 f. Return yang kompetitif. Beberapa penelitian menunjukan bahwa rata –rata Reksa Dana secara historis mempunyai kinerja lebih baik outperform dibanding deposito traditionally fixed deposits.Bahkan ada beberapa yang outperformterhadap portofolio pasar. g. Akses untuk beragam investasi. 33 M. Nadratuzzaman Hosen, Materi Da‟wah Ekonomi Syariah, h. 188- 189 36 Investor secara individual bisa jadi tidak dapat memiliki akses untuk melakukan investasi tertentu. Kesulitannya bias dikarenakan kurang sumber daya dan batasan geografis. Melalui dana kolektif di Reksa Dana, investasi pada saham berkapitalisasi besar dan blue chip tetap dapat dilakukan juga sekuritas di luar negeri. 34 Sedangkan manfaat yang diberikan Reksa Dana Syariah bagi pemerintah dan bursa efek adalah sebagai berikut: a. Memobilisasi dana masyarakat, dimana reksa dana sebagai emiten merupakan lahan yang tepat bagi investasi pemodal segala strata, baik besar maupun kecil. Investor- investor lembaga akan lebih percaya kepada manajer invests yang mengelola reksa dana. b. Meningkatkan peranan swasta nasional dalam menghimpun dana masyarakat. Selama ini produk reksa dana dikelola oleh manajer investasi asing, sehingga dikhawatirkan dapat menaikkan capital outflows yang berimplikasi pada mengguncangnya stabilitas neraca pembayaran balance of payment. c. Mendorong perdagangan surat- surat berharga di pasar modal Indonesia, sehingga dapat meningkatkan liquiditas bursa dan kapitalis pasar market capitalization. Tingginya transaksi perdagangan efek di bursa akan menarik 34 Yoga Saltian, “Analisis Perbandingan Resiko Dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah Dan Reksadana Konvensional ,” h. 45 37 masuknya modal asing capital inflows sehingga makin menguatkan neraca pembayaran. d. Dapat mengoreksi tingkat bunga, karena pergeseran dana dari bank ke capital market. 35 B.5 Risiko Reksa Dana Di samping keuntungan- keuntungan yang akan didapatkan oleh investor, terdapat juga beberapa risiko dalam melakukan investasi melalui reksadana, antara lain: a. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Tidak ada jaminan bahwa dalam mengelola dana, Manajer Investasi akan terus smemberikan hasil. Nilai unit penyertaan reksadana bisa naik atau turun sejalan dengan kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan efek hutang yang menjadi sarana investasi reksdana tersebut. Misalnya, kenaikan suku bungan bisa menurunkan harga obligasi. Melemahnya kinerja emiten ekuitas bisa membuat harga saham turun. Penurunan nialai aktiva bersih unit penyertaan reksa dana juga bisa terjadi karena adanya biaya- biaya yang dikenakan atas reksa dana tersebut. Misalnya, karena dari kegiatan investasi sebuah reksadana memperoleh hasil 0 tetapi karena reksadana tersebut 35 Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah , h.100- 101 38 menanggung beban – misalnya management fee atau custodian fee- maka beban tersebut dikurangkan dari aktiva yang ada. b. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik Bagi Indonesia yang menganut sistem ekonomi terbuka, perkembangan politik di luar negeri dapat mempengaruhi perekonomian dan politik nasional. Perubahan di dalam perekonomian dan politik suatu negara ini pada gilirannya juga dapat mempengaruhi pandangan umum terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia. Akhirnya pandangan umum tersebut bisa membuat investor melikuidasi portofolio efeknya sehingga harga efek tersebutpun turun. c. Risiko Likuiditas Reksa Dana Terbuka Manajer Investasi wajib membeli kembali unit penyertaan dari investor. Untuk memenuhi kewajiban ini Manajer investasi MI bisa menjual sebagia portofolio investasinya. Kalau pada suatu saat MI tidak memiliki uang tunai yang cukup besar untuk membeli kembali unit penyertaan UP dari investor dan pada saat yang sama MI tersebut juga kesulitan menjual portofolio investasinya. d. Risiko Wanprestasi 39 Risiko ini muncul jika ada pihak terkait seperti emiten, Bank Kustodian, Pialang, atau agen penjual, gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan pihak terkait dalam melunasi kewajibannya ini dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih reksadana. e. Risiko yang Berkaitan dengan Peraturan Dalam berinvestasi, reksa dana mempunyai batasan-batasan tertentu,misalnya tidak boleh membeli efek di luar negeri dan membeli efek yang diterbitkan oleh perusahaan melebihi 10 dari nilai aktiva bersih reksa dana pada saat pembelian. Di satu sisi batasan investasi ini dimaksudkan untuk melindungi investor, tetapi di sisi lain bisa menjadi bumerang. Karena tidak bisa berinvestasi di luar negeri maka ketika pasar modal Indonesia merosot tajam, pengelola tidak bisa memindahkan dananya ke pasar modal luar negeri yang bergairah. Begitu juga dengan adanya batasan untuk tidak membeli efek tertentu melebihi 10 dari NAB reksa dana saat pembelian, maka sebuah reksa dana tidak bisa membeli saham tersebut lebih dari jumlah itu betapapun potensialnya saham tersebut. 36 f. Risiko Pasar 36 Jaka E. Cahyono, Cara Jitu Meraih Untung dari Reksadana, Jakarta: PT. Alex Media Komputindo, 2003, h.52- 54 40 Hal ini terjadikarena nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuatif sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. Terjadinya fluktuasi di pasar efek akan berpengaruh langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau pergerakan negatif. g. Risiko Inflasi Terjadinya inflasi akanmenyebabkan menurunnya total real return investasi. Pendapatan yang diterima dari investasi dalam reksadana bisa jadi tidak dapat menutup kehilangna karena menurunnya daya beli loss of purchasing power. h. Risiko Nilai Tukar Risiko ini dapat terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio yang dimiliki. Pergerakan nilai tukar akan mempengaruhi nialai sekuritas yang termasuk Foreign Investment setelah dilakukan konversi dalam mata uang domestik. i. Risiko Spesifik Risiko ini adalah risiko dari setiap sekuritas yang dimiliki. Di samping dipengaruhi pasar secara keseluruhan, setiap sekuritas mempunyai risiko sendiri- sendiri. Setiap sekuritas dapat menurun nilainya jika kinerja 41 perusahaannya sedang tidak bagus atau juga adanya kemungkinan mengalami default, tidak dapat membayar kewajibannya. B.6 Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul karena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Risiko nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting dipehatikan dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan kebijakan moneter dan pertumbuhan produktvitas nyata yang akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi.Risiko nilai tukar merupakan potensi penyimpangan pada hasil yang diharapkan karena fluktuasi nilai tukar. Risiko nilai tukar merupakan potensi penyimpangan pada hasil atau eksposur yang diharapkan karena fluktuasi nilai tukar.Biasanya risiko nilai tukar dikaitkan dengan potensi penyimpangan pada transaksi atau arus kas, laba akuntansi dan penyimpangan nilai perusahaan. Dampak nilai tukar mirip dengan dampak suku bunga.Nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dari sisi arus kas, asset, maupun kewajiban.Perusahaan mengalami kerugian pada sisi asset dan arus kas masuk bila mata uang asing melemah terhadap rupiah, dan juga sebaliknya.Kondisi 42 sebaliknya terjadi pada sisi kewajiban dan arus kas keluar.Perusahaan mendapat keuntungan bila valuta asing melemah terhadap rupiah dan sebaliknya. Risiko nilai tukar terdiri dari tiga jenis risiko: a Risiko Transaksi Merupakan potensi naik turunnya arus kas perusahaan berkaitan dengan valuta asing akibat nilai tukar. Risiko transaksi nilai tukar berlaku untuk:  Transaksi masukan adalah transaksi yang menyebabkan masuknya uang perusahaan. Contoh; penjualan dan investas sekuritas.  Transaksi keluaran adalah transaksi yang menyebabkan perusahaan berkewajiban membayar. Contoh ; pembayaran impor bahan baku dan pembayaran kewajiban. b Risiko Akuntansi risiko transaksi atau risiko konsolidasi Merupakan potensi fluktuasi laba perusahaan. Perusahaan yang dapat terkena risiko akuntansi ada dua macam:  Perusahaan jenis pertama adalah mereka yang memiliki pinjamanasset dalam mata uang asing. 43  Perusahaan jenis kedua yng terkena risiko akuntansi adalah mereka yang memiliki cabanganak perusahaan di luar negeri. B.7 Inflasi B.7.1Pengertian Inflasi Inflasi di definisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara umum. 37 Kecenderungan yang dimaksudkan di sini adalah bahwa kenaikan tersebut bukan terjadi sesaat. Misalnya, harga barang-barang menjelang lebaran, natal dan tahun baru, cenderung naik. Namun setelah perayaaan usai, masyarakat kembali hidup seperti semula, harga akan kembali kekondisi semula. Maka kenaikan harga seperti itu tidak dianggap sebagai inflasi. Berikut ini di kemukakan beberapa teori inflasi : 1 Inflasi Inersia Yang dimaksud dengan inflasi inersia adalah kecenderungan bahwa setiap tahun atau setiap periode orang percaya akan terjadi inflasi. Inflasi inersia juga di sebut inflasi harapan expected inflation. Di luar itu, sebenarnya ada unexpected inflation. Inflasi jenis ini bisa negatif dan positif. 37 Bramantyo Djohanputro,Prinsip-prinsip EkonomiMakro,Jakarta:Penerbit PPM, 2006,h.147. 44 2 Peningkatan Permintaan Ada juga beberapa pandangan yang mengatakan inflasi terjadi karena adanya peningkatan uang yang beredar. Bertambahnya jumlah uang menyebabkan turunnya suku bunga selama tidak berada pada perangkap likuiditas. Akibat selanjutnya adalah peningkatan investasi. Permasalahannya adalah bila peningkatan investasi tidak diimbangi oleh peningkatan barang. Investasi dan efek penggandaannya menyebabkan pergeseran kurva permintaan bergeser ke kanan sehingga memotong kurva penawaran pada tingkat harga yang lebih tinggi. Selain karena peningkatan uang beredar, peningkatan permintaan juga disebabkan oleh expected inflation. Bila masyarakat meyakini bahwa inflasi di tahun yang akan datang akan tinggi, masyarakat akan cenderung membelanjakan uangnya saat ini untuk membeli dan menyimpan barang, terutama barang-barang yang bisa melindungi kekayaan dari inflasi, misalnya emas dan properti. Akibatnya, inflasi jadi melambung. 38 B.7.2 Perhitungan Inflasi Inflasi diukur dengan tingkat inflasi rateo finflation yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum. Persamaannya adalah sebagai 38 Bramantyo Djohanputro,Prinsip-prinsip EkonomiMakro,Jakarta:Penerbit PPM, 2006,hal:149. 45 berikut: 39 Tingkat harga t – tingkat harga t-1 x 100 = Rateo Inflation Tingkat harga t-1 Idealnya, inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan jasa. Tetapi karena masalah kepraktisan, penghitungan inflasi didasarkan atas sekelompok barang dan jasa yang di konsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Demikian juga idealnya inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan di seluruh wilayah Indonesia. Juga karena alasan kepraktisan ,inflasi dihitung berdasarkan sekelompok produk yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dengan menggunakan 45 kota sebagai lokasi pemilihan. Pemilihan produk dan kota di harapkan bisa menggambarkan kenaikan harga keseluruhan produk yang ditransaksikan di Indonesia. Badan Pusat Statisik BPS sejak Januari 2004 menggunakan 45 kota termasuk Gorontalo dan Pangkal Pinang untuk mensurvei harga-harga. Total produk yang disurvei sebanyak 744 komoditas, dengan setiap kota bervariasi antara 283 sampai 399 komoditas. Keseluruhan 744 komoditas di kelompokkan ke dalam tujuh kategori seperti ditunjukkan dalam tabel berikut : 39 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islami, Ed.ke-2 ,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007 ,h.136. 46 Tabel 2.1 Kategori Barang dan Jasa untuk Penghitungan Inflasi Kategori Jenis 1 2 3 4 5 6 7 Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau Perumahan,air, listrik,gas dan bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi, dan olah raga Tranportasi, komunikasi, dan jasa keuangan Sumber:StatistikEkonomiKeuanganIndonesia,BankIndonesia,September2005. B.7.3 Jenis Inflasi Inflasi dapat di golongkan dengan beberapa cara. Cara pertama, inflasi dapat di golongkan menurut besarnya. Budiono 1989 mengelompokkan inflasi menjadi empat: a. Inflasi ringan inflasi dibawah 10, b. Inflasi sedang antara 10 sampai 30, c. Inflasi berat antara 30 sampai 100, dan d. Hiper inflasi diatas 100. Samuelson dan Nordhaus 2005 mengkategorikan inflasi menjadi tiga : a. Low inflation, atau disebut juga inflasi satu dijit single digitinflation, yaitu inflasi di bawah 10. Inflasi ini masih di anggap normal .Dalam rentang inflasi ini, orang masih percaya pada uang dan mau memegang uang. 47 b. Galloping inflation, atau double – digit bahkan tripled igitinflation, yang di definisikannya antara 20 sampai 200 per tahun. Inflasi seperti ini terjadi karena pemerintahan yang lemah, perang, revolusi, atau kejadian lain yang menyebabkan barang tidak tersedia sementara uang berlimpah, sehingga orang tidak percaya pada uang. c. hyperinflation, yaitu inflasi diatas 200 pertahun. Dalam keadaan seperti ini, orang tidak percaya pada uang. Lebih baik membelanjakan uang dan menyimpan dalam bentuk barang dari pada menyimpan uang, karena kebanyakan barang seperti emas, tanah, bangunan memiliki kenaikan harga yang setara bahkan bisa lebih tinggi dari inflasi. Sebagai Contoh di Indonesia pada tahun 1966 inflasi mencapai 650. 40 Pengelompokan inflasi cara kedua adalah berdasarkan sumber inflasi, yang dapat dikategorikan menjadi dua : a. Inflasi karena tarikan permintaan demand pullinflation, yaitu kenaikan harga- harga karena tingginya permintaan, sementara barang tidak tersedia sehingga harga naik. b. Inflasi dorongan biaya costpushinflation, yaitu inflasi karena biaya atau harga faktor produksi seperti upah buruh meningkat sehingga produsen harus 40 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT RajaGarafindo Persada,2004,h.337. 48 menaikkan harga supaya mendapatkan laba dan produksi bias berlangsung terus. Pengelompokkan inflasi ketiga berdasarkan asal inflasi, yang dapat di kategorikan menjadi dua : a. Inflasi bersumber domestik domestic inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri.Misalnya, permintaan meningkat untuk barang, maka terjadi demand pull inflation yang bersumber dari dalam negeri, atau terjadi kenaikkan harga-harga faktor produksi dalam negeri sehingga terjadi cost push inflation yang bersumber dari dalam negeri. b. Inflasi bersumber luar negeri foreig natauim ported inflation yaitui inflasi yang bersumber dari luar negeri. Misalnya terjadi lonjakan permintaan ekspor secara terus menerus ,maka terjadi demand pull inflation yang bersumber dari luar negeri, atau terjadi kenaikan harga faktor produksi yang diimpor maka terjadi cost push inflation yang bersumber dari luar negeri, atau imported cost push inflation. Pengelompokan inflasi cara ke empat adalah berdasarkan harapan masyarakat, yang dapat dikategorikan menjadi dua : a. inflasi harapan expected inflation, yaitu besar inflasi yang di harapkan atau di perkirakan akan terjadi. misalnya, bila inflasi dari tahun 2001 sampai 2006 konstan sebesar 6, kemudian berapa perkiraan mengenai besarnya inflasi tahun 2007,maka tentunya perkiraan tersebut adalah sebesar 6, itulah yang disebut dengan inflasi harapan. Dalam kenyataan, inflasi bergerak naik turun dari waktu 49 ke waktu. b. inflasi bukan harapan unexpected inflation, yaitu inflasi yang tidak di perkirakan akan terjadi. Misalnya perkiraan inflasi tahun 2007 sebesar 6. Kemungkinan besar inflasi tahun 2007 menyimpang dari 6. Penyimpangan tersebut merupakan unexpected inflation. Inflasi jenis ini bisa memberikan kejutan pada perilaku para pelaku ekonomi dan berdampak pada ekonomi secara mendasar. 41 B.7.4 Dampak Inflasi Inflasi berdampak pada perekonomian. menurut Samuelson dan Nordhaus 2005, inflasi berdampak kebeberapa hal : redistribusi dan distorsi. Redistribusi pendapatan dan kekayaan. Inflasi dapat mendorong terjadinya redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, dan inilah yang dinamakan sebagai efek redistribusi dari inflasi redistribution effect of inflation. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan ekonomi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang terjadi akan menyebabkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil orang lainnya jatuh. 42 Salah satunya adalah redistribusi dari kreditur ke debitur. Bayangkan jika anda memiliki uang sebanyak Rp20juta anda sebagai kreditur 41 Bramantyo Djohanputro,Prinsip-prinsip EkonomiMakro,Jakarta:PenerbitPPM, 2006,h.150-153 42 MuanaNanga,Makroekonomi:Teori,masalah,dankebijakan,Jakarta:PTRajaGrafindo Persada,2001,h. 252. 50 meminjamkan uang tersebut kerekan anda selama setahun dengan bunga 10. Si peminjam menginvestasikan uang tersebut untuk membeli sebidang tanah. Pada saat meminjamkan, anda merasa senang karena expected inflation dalam setahun hanya 6. Kalau ini terjadi ,kekayaan anda meningkat secara riil sekitar 4 mendekati sama dengan 10-6. Namun, ternyata inflasi yang terjadi mencapai 18 anda secara riil menjadi lebih miskin sebesar kurang lebih 8 10-18. Namun,bagi debitur kekayaannya meningkat paling tidak sama dengan laju inflasi. a. Distorsi harga menurut Samuelson dan Nordhaus 2005, pada inflasi rendah membuat pembeli dan penjual menyadari inflasi tersebut dan bisa membedakan perbedaan inflasi antar barang yang saling subtitusi misalnya daging dengan telor jadi, bila inflasi daging lebih tinggi, orang beralih ketelur. Namun,pada inflasi tinggi, orang tidak memahami perbedaan laju inflasi karena harga semua barang naik tinggi. b. Distorsi penggunaan uang. Setiap orang mengubah cara menggunakan uang. Karena inflasi menurunkan nilai riil uang, orang cenderung meminimalisasi jumlah uang yang dipegang. c. Distorsi pajak. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi beban pajak secara riil. d. Budiono 1989 menyebutkan, inflasi juga terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuannya. Keterbatasan kekayaan yang dimiliki 51 menyebabkan masyarakat menggunakan kartu kredit untuk melakukan belanja. Penggunaan kartu kredit untuk konsumsi merupakan upaya belanja dengan menggunakan kekayaan yang diharapkan akan di terima di masa datang. Hal ini menyebabkan bertambahnya uang beredar, melebihi pendapatan yang bersangkutan, yang mendorong terjadinya inflasi. 43 B.8 Manajer Investasi Dalam pasal 1 UU pasar modal dijelaskan bahwa manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan undang- undang yang berlaku. Dengan kata lain Manajer Investasi merupakan badan hukum berbentuk PT yang kegiatannya mengelola dana nasabah perorangan maupun investasi kolektif untuk sekelompok nasabah yang dikenal dengan reksa dana, baik yang berbentuk perseroan maupun kontrak investasi kolektif. Bedanya jika reksadana perseroan, kontrak pengelolaan dibuat antara direksi dengan manajer investasi. Sedangkan pada reksadana KIK, kontrak dibuat oleh manajer investasi dengan bank kustodian. 43 Bramantyo Djohanputro, Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, Jakarta:Penerbit PPM, 2006,h.153-158 52 Atas dasar kontrak tersebutlah Manajer Investasi melaksanakan tugas dan wewenangnya. Menurut Eko P. Pratomo, Manajer investasi dalam melakukan investasi akan melakukan antara lain: 1 melakukan analisis makro dan mikro; 2 melakukan alokasi aset distribusi penempatan pada efek pasar uang, efek utang, atau efek saham; 3 menentukan alokasi sektor distribusi jenis industri yang dipilih; 4 menentukan pilihan emitenpihak tempat berinvestasi; 5 melaksanakan transaksi melalui bank atau pialang; 6 memonitor kinerja dan melakukan penyesuaian portofolio. 44 Adapun persyaratan modal yang diwajibkan bagi perusahaan nasional adalah modal disetor sekurang- kurangnya Rp. 500 juta, sedangkan bagi perusahaan patungan pihak asing, modal disetor minimal Rp. 1 milyar. Adapun modal kerja bersih yang disesuaikan, bagi kedua perusahaan itu sama yaitu sekurang- kurangnya Rp. 200 Juta. Tentunya, perusahaan manajer investasi itu harus mendapat izin dari ketua Bapepam. Selanjutnya, dia bisa menunjuk wakilnya sebagai penasihat investasi yang memang mempunyai keahlian dalam bidang pengelolaan dana. 45 44 Eko P. Pratomo, Berwisata ke Dunia Reksa Dana, Jakarta: PT. Gramedia, 2007, h. 41 45 Kamaruddin Ahmad, Dasar- dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, h. 214 53 B.9 Bank Kustodian Bank kustodian mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan reksadana. Karena dalam aktivitas reksadana, bank kustodian akan bertindak sebagai temapat penitipan harga reksadana. 46 Kustodian tidak terlibat di dalam operasi sehari- hari yang berhubungan dengan keputusan investasi.Untuk menghindari terjadinya kolusi, maka kustodian tidak boleh berafiliasi dengan manajer investasi.Kustodian umumnya adalah bank yang telah memperoleh izin usaha dari Bapepam sebagai kustodian.Kustodian di Indonesia dipercaya oleh Bapepam untuk menghitung NAB setiap hari, jadi tidak dilakukan oleh suatu institusi yang disebut trustee. 47 Bank kustodian merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan penyelesaikan transaksi reksadana, melakukan penyimpanan, penjagaan, dan pengadministrasian kekayaan reksadana. 48 Bank kustodian berfungsi memberikan jasa penitipan efek dan harta benda lainnya yang berkaitan dengan efek serta jasa lain. 49 Intinya, bank kustodian hanya mengeksekusi perintah yang diberikan oleh Manajer Investasi sesuai kontrak. 46 Iskandar Z. Alwi, Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2003, h. 154 47 Ahmad Radoni, Investasi Syariah, h. 88 48 Muhamad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer , h. 205 49 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah Deskripsi dan Ilustrasi, h. 191 54 Kekayaan reksadana adalah uang kas dan efek, yang terdiri dari saham termasuk waran dan right, obligasi, surat berharga komersial, sertifikat deposito, dan tanda bukti utang. Dalam UU pasar modal disebutkan bahwa kekayaan reksadana wajib disimpan pada bank kustodian sehingga pihak manajer investasi tidak memegang langsung kekayaan tersebut. Selain itu bank kustodian juga dilarang terafiliasi dengan manajer investasi dengan tujuan menghindari adanya benturan kepentingan dalam pengelolaan kekayaan reksadana. 50 Bank kustodian memiliki tanggung jawab, antara lain: a. Melakukan pembukuan, pemisahan kekayaan, catatan terpisah untuk setiap pemegang unit penyertaan, melakukan pencatatan untuk setiap transaksi, dan melakukan pelaporan. b. Menghitung Nilai Aktiva Bersih setiap hari. c. Melakukan penyeleksian transaksi. d. Melakukan pembebanan biaya- biaya. e. Kewajiban melakukan ganti rugi bila terjadi kelalaian. 51 50 Bapepam, Apa dan Bagaimana yang Harus Anda Pahami Seputar Reksadana, h. 18 51 DR. H. Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelanggaran Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, h. 53 55 B.10 Nilai Aktiva Bersih Nilai Aktiva Bersih adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang uninvested dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan, sedangkan NAB per unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio Reksa Dana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah unit penyertaan yang telah beredar dimiliki investor pada saat tertentu. Untuk menilai kinerja atau prestasi investasi pengelolaan portofolio Reksadana yang dikelola oleh manajer investasi biasanya dapat digunakan Nilai Aktiva Bersih NAB. Nilai Aktiva Bersih diperoleh dengan membagi total nilai investasi Reksa Dana dengan total saham untuk Reksa Dana tertutup atau dengan unit penyertaan untuk reksa dana terbuka. NAB Reksa Dana per sahamunit penyertaan dihitung setiap hari dan nilainya diumumkan kepada publik. NAB Reksa Dana Terbuka dihitung setiap hari, sementara NAB Reksa Dana Tertutup dihitung sekali seminggu. 52 NAB Nilai Aktiva Bersih merupakan harga pembelian dan penjualan, terutama untuk reksadana yang open- end. Umumnya, harga jual dan harga beli reksa dana open-end, sama pada satu hari. Tetapi untuk closed- end, NAB merupakan 52 Achien H Iggi, Investasi Syariah di Pasar Modal, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 65 56 indikasi harga, karena harganya tergantung dari permintaan dan penawaran di bursa efek. Jika MI menempuh strategi yang tepat, maka NAB reksadana tersebut akan meningkat. Namun, bila strategi yang diterapkan kurang tepat, maka NAB reksadana yang dikelolanya akan menurun. Perhitungan NAB merupakan salah satu tugas dari bank kustodian yang tertuang dalam kontrak yang dibuat di hadapan notaris. Dalam melakukan perhitungan, bank kustodian harus mengetahui harga pasar dari instrumen investasi dari reksadana yang bersangkutan. Di samping itu, biaya- biaya yang dibebankan kepada reksa dana yaitu biaya pengelolaan investasi yang akan diterima oleh manajer investasi, biaya bank kustodian, biaya akuntan publik dan biaya lainnya selalu dikurangkan setiap hari dari reksa dana, sehingga NAB yang dipublikasikan bank kustodian merupakan nilai investasi yang dimiliki investor. Reksadana akan membayarkan biaya- biaya tersebut pada akhir bulan. NAB dihitung sebagai berikut: NABt = NAKt – TKWt Di mana : 57 NABt = Nilai Aktiva Bersih pada Periode t NAKt = Nilai Aktiva Periode t TKWt = Total Kewajiban Reksadana pada Periode t NAB per Unit yang sehari- hari dipublikasikan di surat kabar, dan ini yang sangat ditunggu- tunggu oleh investor. Adapun perhitungan NAB per unit penyertaan sebagai berikut: NABUPt = NABt NUPt Di mana : NABUPt = NAB per unit penyertaan pada periode t NABt = NAB pada periode t NUPt = Jumlah unit penyertaan pada periode t 53 53 Bapepam, Capital Market Society of Indonesia, Majalah Uang dan Efek, Mengapa Harus Reksadana?, Jakarta Glory Offset Press, 1997, h. 161- 162. 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian dan Jenis Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian tersebut dilaksanakan. Penelitian dilaknsanakan di PT. Dana Reksa Investment Management. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menghasilkan sumber data yang mampu disuguhkan dalam bentuk angka-angka.

B. Metode Pengumpulan Sampel

Dalam penelitian ini, berdasarkan tujuan dan masalah penelitian maka penulis menggunakan metode pemilihan sample nonprobabilitas, yaitu pemilihan sampel bertujuan Purposive Sampling. Adapun elemen populasi penelitian ini adalah NAB Reksadana Inflasi, dan Nilai Tukar dengan pemilihan sampel NAB Danareksa Investment Management dari tahun 2007 sampai 2012 dan data Inflasi dan Nilai Tukar pada periode yang sama. Dan tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap pertumbuhan NAB reksadana pada Danareksa Investment Management. 59

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, penulis memilih nilai aktiva bersih pada reksa dana secara umum, untuk mengetahui pengaruh risiko nilai tukar dan inflasi terhadap NAB Reksa Dana. Oleh karena itu penulis memilih PT. Dana Reksa Investment Management sebagai manajer investasi yang menerbitkan reksa dana. Dalam penelitian ini, sumber data dibagi menjadi dua kategori: a Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang bersangkutan. Seperti laporan keuangan yang memuat NAB perusahaan. b Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-data yang merupakan hasil dari library research, dengan teknik studi dokumentasi terhadap sumber- sumber buku yang dijadikan acuan dalam menelaah suatu penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu: a. Studi lapangan Field Research yaitu laporan data sekunder berupa data NAB, data inflasi, dan data nilai tukar yang diperoleh dari publikasi Bapepam Badan Pengawas Pasar Modal, BI Bank Indonesia, dan BEI Bursa 60 Efek Indonesia. b. Studi Kepustakaan Library Research yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisa data dari literature yang ada, seperti buku-buku sumber, dokumen-dokumen bank, makalah, internet, jurnal-jurnal, jurnal serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan skripsi ini.

E. Teknik Analisis Data

E.1. Analisis Regresi Linear Berganda Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda Multiple Regression. Analisis regresi berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variable bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. 54 Namun, perlu diketahui bahwa analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang hanya dapat digunakan jika variabel dependen dan variabel independennya termasuk kedalam data metrik. Namun, dalam keadaan tertentu memungkinkan untuk memasukkan data nonmetrik sebagai variabel indepanden dengan mengubah data nominal atau ordinal dengan variabel dummy; variabel yang berbentuk kualitatif, atribut ataupun ketegorikal yang pendeklarasiannya menggunakan nomor kode. Jadi, untuk menggunakan teknik analisa regresi 54 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2006, h. 45. 61 berganda, maka: 1 data yang digunakan harus berupa data dengan skala interval atau rasio atau data nominalordinal yang ditransformasikan; 2 Sebelum menggunakan teknik analisis regresi, peneliti harus dapat menentukan mana variabel yang dapat menjadi variabel dependen dan mana variabel yang akan menjadi variabel independen. 55 Regresi berganda sangat bermanfaat untuk mendeteksi beberapa variable bebas yang berelasi dengan variable yang diuji. Teknik analisi ini sangat dibutuhkan dalam berbagai pengambilan keputusan kebijakan anajemen maupun telaah ilmiah semata. Analisis ini digunakan untuk berbagai situasi yang pada dasarnya terdiri dari tiga keadaan, yaitu: 56 1 Digunakan untuk situasi dimana diinginkan memprediksi variabel tidak bebas dalam hubungan dengan sejumlah variabel bebas. 2 Digunakan dalam mengendalikan pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas yang telah ditetapkan. 3 Digunakan untuk studi casual theories. Hal ini untuk menentukan langsung variabel independen apakah secara tidak langsung berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Analisis ini disebut analisis path. Dibutuhkan beberapa asumsi untuk menggunakan regresi linear secara tepat, 55 Joseph F. Hair, dkk., Multivariate Data Analysis, A Global Perspektive, 7 th Ed, USA: Pearson Education, Inc., 2010, h. 162. 56 Ibnu Subiyanto, Metode Penelitian Manajemen dan Akuntansi, Yogyakarta: UKP UPP AMP YKPN, 2000, Ed.3, h. 205. 62 yaitu: 1 Terdapat hubungan yang linear. Oleh karena itu, terdapat hubungan garis lurus antara variabel terikat dan sekelompok veriabel bebas. 2 Variasi pada residu adalah sama baik untuk nilai Y besar maupun kecil. Dengan kata lain, Y- Ŷ tidak berhungan apakah Ŷ besar atau kecil. 3 Residu mengikuti pola distribusi probabilitas normal. Ingat bahwa residu adalah perbedaan antara nilai Y yang sebenarnya dengan nilai estimasinya Ŷ. Jadi, suku Y-Ŷ dihitung dalam setiap pengamatan dalam kelompok data. Rata-rata residu harus bernilai 0. 4 Variabel-variabel bebasnya tidak boleh berkorelasi. 5 Residunya bersifat saling bebas. Ini berarti pengamatan berturtut- turut pada variabel bebas tidak boleh berkorelasi. Asumsi inis sering dilanggar ketika aspek waktu dilibatkan pada asaat mengamati sampel. 57 6 Untuk menguji pengaruh niai tukar dan inflasi terhadap total NAB Reksa Dana Syariah maka model regresi linier berganda yang akan digunakan adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Dimana : 57 Douglas. A Lind, dkk. Penerjemah: Chriswan Sungkono, Teknik-teknik Statistika dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global, ed 13, Buku 2, Jakarta:Salemba Empat, 2007, h,141.

Dokumen yang terkait

Analisis variabel makroekonomi dan indeks syariah terhadap nilai aktiva bersih reksadana syariah

4 11 132

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang beredar terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Syariah

4 85 159

Analisis Komparasi Pertumbuhan Reksa Dana Syariah Sebelum dan Sesudah Perubahan Tarif Pajak Penghasilan (Pph) Berupa Bunga Obligasi

0 3 105

Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah

10 32 105

ANALISIS PENGARUH INFLASI , BANK INDONESIA RATE , NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH DANAREKSA SYARIAH BERIMBANG : PERIODE Analisis Pengaruh Inflasi , Bank Indonesia Rate , Nilai Tukar Rupiah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Danareksa Syariah B

0 1 14

ANALISIS PENGARUH INFLASI , BANK INDONESIA RATE , NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP NILAI AKTIVA BERSIH DANAREKSA SYARIAH Analisis Pengaruh Inflasi , Bank Indonesia Rate , Nilai Tukar Rupiah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Danareksa Syariah Berimbang : Periode J

1 1 20

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Inflasi , Bank Indonesia Rate , Nilai Tukar Rupiah Terhadap Nilai Aktiva Bersih Danareksa Syariah Berimbang : Periode Januari 2012 – Desember 2014.

0 0 9

Studi komparatif kinerja reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap sebagai dasar pemilihan investasi di Indonesia (PT Danareksa Investment Management Tahun 2012).

1 1 138

Studi komparatif kinerja reksa dana terproteksi dan reksa dana pendapatan tetap sebagai dasar pemilihan investasi di Indonesia (PT Danareksa Investment Management Tahun 2012)

0 2 136

PENENTUAN MODEL TERBAIK NILAI AKTIVA BERSIH (NAB) REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI SKRIPSI

0 0 9