Pengertian dan Ruang Lingkup Asuransi Jiwa

pwrusahaan asuransi telah tidak sepatutnya menolak klaim tersebut, maka perusahaan asuransi harus membayar manfaat polis kepada claimant tersebut. Perusahaan asuransi mungkin juga harus menanggung biaya pengadilan dan kadang-kadang membayar kerugian-kerugian yang dialami claimant. 21 Mengenai masalah penundaan klaim biasanya terjadi karena pelayanan klaim telah berjalan dengan baik, tetapi kadang-kadang pemegang polis kurang memahami prosedur klaim tersebut, sehingga perusahaan berupaya memberikan petunjuk berupa surat-surat atau dokumen-dokumen yang diperlukan secara lengkap. Semua berkas beserta formulir klaim yang telah dilengkapi dikirimkan ke departemen klaim untuk diteliti. Bila klaim memenuhi syarat akan langsung dihitung dan dibayarkan kepada pemegang polis. 22

E. Pengertian dan Ruang Lingkup Asuransi Jiwa

1. Pengertian Asuransi Jiwa Asuransi jiwa adalah asuransi yang memberikan proteksi terhadap kemungkinan kerugian keuangan yang berhubungan dengan resiko kematian dan resiko hari tua. Selama hidup manusia hanya akan mengalami dua hal yang pasti, yaitu lahir dan meninggal. Tetapi dalam prosesnya, banyak ketidakpastian yang menyertainya, seperti sakit, kecelakaan, bahkan sampai meninggal dunia. Masyarakat kita masih banyak yang merasa belum membutuhkan asuransi. Padahal kita semua tahu bahwa risiko itu bisa terjadi kapan saja. Selain itu masih 21 LOMA h.293-298. 22 Devi Yanti, “Analisis Pengaruh Proses Pembayaran Klaim Terhadap Persepsi Pemegang Polis Asuransi Jiwa Studi Kasus Pada Asuransi Jiwa PT. AIG Life, Karawaci”, Skripsi SI Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN, Jakarta, 2007, h.72 banyak juga masyarakat kita yang salah menilai mengenai asuransi jiwa. Oleh karena itu edukasi asuransi ke masyarakat perlu lebih ditingkatkan dengan meninggalkan cara-cara lama seperti push selling seperti yang masih sering dipraktekkan oleh kebanyakan agen asuransi. 2. Manfaat Asuransi Jiwa Asuransi merupakan suatu perencanaan keuangan jangka panjang. Tujuan dari asuransi jiwa bukan untuk melindungi jiwa sesorang, tapi lebih kepada proteksi terhadap nilai ekonomi kita, terutama bagi para kepala keluarga atau tulang punggung ekonomi sebuah keluarga. Membeli produk asuransi jiwa bukan berarti terkesan harus cepat meninggal dan sebagainya. Masih banyak masyarakat kita yang masih mempunyai pandangan seperti ini. Bagi perusahaan asuransi, justru hal sebaliknya yang diinginkan. Perusahaan justru menginginkan nasabahnya memiliki risiko yang minimal agar keuntungan lebih maksimal. Dalam praktek penyelenggaraan banyak dijumpai program asuransi jiwa yang ditawarkan kepada masyarakat, dari sekian banyak program itu terdapat 3 program utama asuransi jiwa: a. Program Asuransi Jiwa Berjangka Term Insurance Program asuransi jiwa berjangka hanya memberikan proteksi terhadap resiko kematian dari tertanggung selama jangka waktu tertentu. Apabila tertanggung meninggal dunia dalam masa proteksi, penanggung atau perusahaan asuransi jiwa akan membayarkan santunan asuransi kepada penerima manfaat beneficiary. Apabila tertanggung masih hidup pada saat berakhirnya masa proteksi, tidak ada pembayaran apapun dari penanggung. b. Program Asuransi Jiwa Seumur Hidup Whole Life Insurance Program asuransi jiwa seumur hidup memproteksi resiko kematian tertanggung seumur hidupnya. Apabila tertanggung meninggal dunia, penanggung akan membayarkan santunan asuransi kepada penerima manfaat. c. Program Asuransi Dwiguna Endowment Insurance Program asuransi dwiguna memberikan proteksi terhadap resiko kematian dalam masa asuransi dan memberikan pembayaran santunan apabila tertanggung masih hidup pada saat berakhirnya masa asuransi. Asuransi dwiguna mengandung unsur proteksi dan tabungan saving. Apabila polis asuransi ini batal lapse sebelum berakhirnya masa asuransi, sejumlah nilai tunai dari saving jika sudah ada dapat dikembalikan atau dibayarkan kepada tertanggung. 23 3. Perbedaan Asuransi Jiwa dan Asuransi Umum Menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan asuransi jiwa, asuransi umum bertujuan juga untuk saling menolong atau menanggung sesama peserta asuransi jika diantara mereka mengalami musibah atau kerugian. Juga layaknya asuransi jiwa posisi peserta dan pengelola asuransi adalah shahibul mal dan mudharrib. Mekanisme pengelolaan dananya dapat berbentuk asuransi produk tabungan ataupun asuransi produk non-tabungan. Namun karena asuransi umum ini relatif berbasis asuransi jangka pendek maka biasanya mekanisme pengelolaan dana asuransi umum tidak berbentuk asuransi produk tabungan. Dan yang cukup 23 Sonni Dwi Harsono, “ PK.001 Prinsip-Prinsip dan Praktek Asuransi”, Jakarta: Jakarta Instutute, , h.58-60. membedakan adalah akad pada kontribusi peserta yang diniatkan untuk kepentingan bersama saling tolong menolong. Akad yang tepat dalam pembayaran kontribusi peserta tersebut adalah akad al musahamah. Dibandingkan akad tabarru yang natur-nya seperti shadaqah, hadiah atau hibah, dimana sekali seseorang memberikan hartanya dengan akad tersebut maka tidak diperkenankan untuk diambil kembali. Sehingga jika asuransi umum ini menggunakan akad tabarru maka akan besar kemungkinan untuk tidak sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. 24 24 Ali Sakti, “Analisis Teoritis Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern”.,Jakarta:Paradigma dan Aqsa Publishing, 2007 Cet. Ke.1, h.306. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah PT. MAA Life Assurance Syariah