3.5 Semen Tahan Api
Semen tahan api berfungsi untuk mengikat batu bata serta untuk menutup celah yang terjadi dari penyusunan batu bata sekaligus berfungsi menutup pori-
pori guna meminimalisir panas yang terbuang dari ruang pembakaran. Bahan pengikat yang dipakai ini adalah semen tahan api yang juga dapat menambah
ketahanan batu bata terhadap suhu tinggi. Untuk dapur peleburan ini dipakai bahan pengikat yaitu semen tahan api
yang dijual dipasaran dengan komposisi kimia : a. SiO
2
dengan kadar 96,33 b.Al
2
O
3
dengan kadar 0,28 c.CaO dengan kadar 2,74
d.Fe
2
O
3
dengan kadar 0,56 e.Na
2
O dengan kadar 0,04 f.K
2
O dengan kadar 0,04 g.TiO
2
dengan kadar 0,03
Ketahanan temperatur dari semen tahan api ini adalah 1800
o
C. Sebagai bahan pengikat, semen ini dicampur dengan air dan pasir silica dengan
perbandingan Air : Pasir : Semen Tahan Api = 1 : 2 : 3
3.6 Ruang Bakar
Ruang bakar adalah tempat nyala api untuk membakar dinding cawan. Ruang bakar mempunyai ukuran 13 dari ukuran diameter cawan lebur, dengan
demikian maka lebar dari ruang bakar ini adalah 100 mm sedangkan tinggi ruang bakar adalah tinggi cawan lebur ditambah tinngi duduka n dari cawan lebur yaitu
100 mm maka dimensi ruang bakar dapat dilihat pada gambar 3.5
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Ruang bakar
3.7 Dinding Luar
Dinding luar yang dipakai terbuat dari baja karbon dengan pengerjaan tempa. Ketebalan dinding adalah 2,5 mm. Plat baja karbon dirol untuk
membentuknya menjadi silinder Karakteristik dari dinding luar ini adalah:
Bahan : Baja karbon rendah AISI 1019
Titik cair : 1170°C
Konduktivitas thermal : 54 Wm°C
Kekuatan tarik : 47 kgmm
2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Dinding luar
3.8 Pemilihan Alat Bantu Pembakaran
Bahan bakar yang digunakan pada crucible ini adalah batubara. Pembakaran batubara tidak dapat dibakar begitu saja untuk memasak paduan
aluminium. Harus menggunakan alat bantu pembakaran, yaitu dengan meniup batubara yang telah menjadi arang. Untuk itu digunakan blower.
Blower berfungsi untuk meniup arang batubara. Tiupan angin membuat bara batubara semakin menyala. Penggunaanya memang sudah banyak di
kalangan industri-industri, terutama yang memakai bahan bakar padat. Dalam perancangan ini, digunakan blower tipe sentrifugal. Salah satu
jennisnya adalah blower keong. Untuk penggunaan di laboratorium foundry, cukup menggunakan blower yang kecil, karena tiupan udara yang digunakan tidak
terlalu besar. Adapun spesifikasi dari blower ini adalah:
Tipe : Keong
Ukuran ; 2”
Putaran : 6000 rpm
Universitas Sumatera Utara
Penggunaannya dalam dapur tidak terlalu rumit, hanya dengan meletakkan blower di muka lubang tempat masuk bahan bakar, lalu dihidupkan sampai
paduan alumunium mencair. Gambar blower dapat kita lihat pada gambar 3.7 di bawah ini :
Gambar 3.7 Blower
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMILIHAN BAHAN BAKAR
Energi dari Matahari diubah menjadi energi kimia dengan fotosintesa. Namun, sebagaimana kita ketahui, bila kita membakar tanaman atau kayu kering,
menghasilkan energi dalam bentuk panas dan cahaya, kita melepaskan energi matahari yang sesungguhnya tersimpan dalam tanaman atau kayu melalui
fotosintesa. Namun, pilihan saat ini terhadap bahan bakar sangat banyak, tergantung kepada jenis kebutuhan kita sendiri, yaitu batubara, minyak, dan gas
alam. Berbagai jenis bahan bakar tersebut tergantung pada berbagai faktor seperti biaya, ketersediaan, penyimpanan, handling, polusi dan peralatan pembakaran
lainnya. Pengetahuan mengenai sifat bahan bakar sangat membantu kita dalam
memilih bahan bakar yang sesuai untuk keperluan dan untuk penggunaan yang efisien.
Pembakaran yang seperti terjadi pada kehidupan sehari-hari adalah proses oksidasi karbon oleh oksigen. Jadi semua yang mempunyai karbon dapat terbakar
oleh oksidasi atom karbonnya oleh oksigen menghasilkan CO atau CO2. Fungsi pembakaran itu adalah menghasilkan panasenergi dan juga untuk
memecah suatu senyawa karbon yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana.
C + O2 -- CO2 2C + O2 -- 2CO
4.1 Bahan Bakar Padat