Kayu Bakar Sekam Jenis-Jenis Bahan Bakar Padat

bakar tersebut. Namun, dalam beberapa hal, penggunaannya tidak dapat digantikan oleh jenis bahan bakar cair maupun gas. Seperti pada dapur kupola yang hanya bisa menggunakan batubara sebagai bahan bakar.

4.2 Jenis-Jenis Bahan Bakar Padat

Beberapa jenis bahan bakar padat yang sering digunakan baik pada industri-industri maupun rumah tangga adalah seperti kayu bakar, arang kayu, sekan, cangkang kelapa sawit, dan batubara. Penggunaannya tergantung kepada jenis kebutuhan masing-masing. Di samping penngunaan bahan bakar cair dan gas yang sangat popular saat ini, bahan bakar padat juga masih banyak digunakan, terutama apabila pemilihannya karena keharusan memilih bahan bakar padat dan tidak tidak dapat menggunakan bahan bakar cair dan padat.

4.2.1 Kayu Bakar

Kayu bakar merupakan salah satu contoh bahan bakar padat tradisional yang penggunaannya saat ini jarang digunakan. Hal ini disebabkan semakin banyaknya jenis bahan bakar yang penggunaannya lebih efisien dan mudah didapat dibanding kayu bakar. Kayu bakar mempunyai keuntungan dari sisi ekonomi dan tingkat keamanan dalam proses penggunaannya Dalam dunia industri, penggunaannya hampir tidak dapat kita jumpai. Ketersediaan menjadi alasan utamanya. Lebih banyak kepada penggunaan dalam kehidupan rumah tangga daerah perdesaan. Jika kita tinjau dari pemakaian dalam laboratorium foundry, penggunaannya tidak terlalu popular. Hal ini disebabkan banyaknya kandungan air dalam kayu. Banyaknya kandungan air bergantung kepada jenis dan umur pohon penghasil kayu bakar tersebut. Kandungan air itu mengurangi kalor yang dibutuhkan dalam proses pembakaran, sedangkan pada industri atau atau laboratorium foundry membutuhkan kalor yang besar untuk melakukan proses peleburan. Nilai kalor kayu kering dapat kita tentukan jika kita mengetahui Universitas Sumatera Utara banyaknya kadar air W dalam kayu. Biasanya untuk kayu bakar, nilai kalornya adalah 14.000 kJkg sampai 17.000 kJkg. jika W diketahui, Q= 4400-50W kkalkg Gambar 4.1 Kayu Bakar

4.2.2 Sekam

Sekam merupakan limbah dari penggilingan padi. Jumlahnya adalah 20- 23 dari jumlah gabah. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi. Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting. Kadar air 9,02 Protein kasar 3,03 Lemak 1,18 Serat kasar 35,68 Abu 17,71 Karbohidrat kasar 33,71 Namun, penggunaan sekam sebagai bahan bakar dahulu tidak begitu dilirik karena melimpahnya jumlah minyak tanah yang lebih difavoritkan. Saat ini karena semakin langkanya minyak tanah di samping harga yang relative mahal, sekam mulai dijadikan bahan bakar alternatif. Sekam tidak dapat digunakan begitu saja karena akan sulit membangkitkan bara apalagi nyala dalam waktu yang lama. Universitas Sumatera Utara Untuk itu, dari penelitian yang banyak dilakukan, sekam dijadikan arang sekam yang dibuat jadi briket untuk meningkatkan kemampuan bakarnya. Briket arang sekam dibuat melalui cara, sekam dijadikan arang lalu kemudian dijadikan briket. Gambar 4.2 Briket Arang Sekam Pembuatannya biasanya dilakukan melalui cerobong, yang diisi sekam, lalu dibakar. Sekam yang telah menjadi arang didinginkan dengan memberikan perekat. Nilai kalor pada briket arang sekam adalah 3.300 kkalkg, rapatan jenis 125 kgm³. Nilai kalor ini cukup untuk penggunaan dalam kebutuhan rumah tangga. Jika kita tinjau untuk pemakaian laboratorium, briket ini tidak begitu dilirik untuk digunakan mengingat nilai kalor yang rendah, sedangkan untuk proses pembakaran pada laboratorium foundry membutuhkan nilai kalor yang besar karena biasanya akan melakukan peleburan logam-logam. Tabel 4.1 Kualitas Arang Sekam Komponen mutu arang Nilai Kadar air sekam 10,05 Arang sekam 75,45 Kadar air arang sekam 7,35 Kadar abu sekam 1 Waktu pembuatan jam 2 Kapasitas pembakaran kgjam 15 Dari beberapa keterangan di atas, bahan bakar ini kurang baik jika digunakan dalam peleburan yang akan dilakukan pada laboraorium foundry. Selain alasan di atas, mendapatkan bahan bakar ini juga cukup sulit, mengingat ketersediaan gabah hanya ada saat musim panen padi. Serta kapasitas pembakaran yang mencapai 15 kgjam, sangat tidak efisien jika menggunakan bahan bakar ini, Universitas Sumatera Utara karena menggunakan dapur crucible dengan tungku grafit, memakan waktu yang lama untuk melakukan proses peleburan sehingga akan membutuhkan jumlah briket yang sangat banyak pula.

4.2.3 Cangkang Kelapa Sawit