2.3.5 Parameter Kromatografi
Ada beberapa parameter kromatografi yang digunakan secara umum,
yaitu:
1. Waktu Tambat Waktu Retensi Jarak antara puncak maksimal dari titik injeksi yang dinyatakan dalam unit
waktu disebut waktu retensi. Waktu retensi berfungsi sebagai pengidentifikasi analit pada sistem partikuler.
Waktu retensi merupakan deskriptor yang paling luas digunakan untuk analit, dan parameter yang paling mudah diukur. Walaupun mudah diukur, waktu
retensi merupakam parameter universal yang paling akhir. Waktu retensi analit tergantung pada laju alir fase gerak dan stabilitas laju
alir. Semakin cepatlaju alir, semakin singkat waktu retensi Dong, 2006. 2. Resolusi
Tujuan sederhana dan bahkan sangat penting dalam KCKT adalah mendapatkan pemisahan campuran sampel yang baik. Untuk mencapai tujuan
inikita perlu menghitung ukuran kunatitatif dari pemisahan relatif atau resolusi. Resolusi, Rs, dari dua puncak berdekatan didefinisikan sebagai perbandingan
jarak antara dua puncak, dibagi dengan rata-rata lebar puncak. Rumusnya : Rs
=
2 1
1 2
2
w w
t t
t t
+ −
Dimana : t
1
dan t
2
= waktu retensi puncak 1 dan 2 t
w1
dan t
w2
= lebar puncak 1 dan 2 Nilai Rs mendekati atau lebih dari 1,5 akan memberikan pemisahan yang
baik.
Universitas Sumatera Utara
3. Efisiensi Kolom Salah satu karakteristik sistem kromatografi yang paling penting adalah
efisiensi atau jumlah lempeng teoritis. Bilangan lempeng N yang tinggi disyaratkan untuk pemisahan yang baik yang nilainya semakin kecilnya nilai H.
Istilah H merupakan tinggi ekivalen lempeng teoritis atau HETP high equivalent theoretical plate
yang mana merupakan panjang kolom yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu lempeng teoritis. Kolom yang baik akan mempunyai bilangan
lempeng yang tinggi dan nilai H yang rendah, untuk mencapai hal ini ada beberapa faktor yang mendukung yaitu kolom yang dikemas dengan baik, kolom
yang lebih panjang, partikel fase diam yang lebih kecil, viskositas fase gerak yang lebih rendah dan suhu yang lebih tinggi, molekul-molekul sampel yang lebih
kecil, dan pengaruh di luar kolom yang minimal Rohman, 2007.
4. Faktor Asimetri Hal-hal yang menyebabkan terjadinya puncak yang asimetris, yaitu :
a. Ukuran sampel yang dianalisis terlalu besar. Jika sampel terlalu besar maka
fase gerak tidak mampu membawa solut dengan sempurna karenanya terjadi pengekoran atau tailing.
b. Interaksi yang kuat antara solut dengan fase diam dapat menyebabkan solut
sukar terelusi sehingga dapat menyebabkan terbentuknya puncak yang mengekor.
c. Adanya kontaminan dalam sampel yang dapat muncul terlebih dahulu sehingga
menimbulkan puncak mendahului fronting Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Validasi
Validasi adalah suatu tindakan terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Validasi dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada
kisaran analit yang akan dianalisis WHO, 1992; Rohman, 2007. Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi,
spesifikasi, limit deteksi, limit kuantitasi, linieritas dan rentang kadar. Akurasi kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan
hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan
melalui dua cara, yaitu metode simulasi spiked placebo recovery dan metode penambahan bahan baku standard addition method. Dalam kedua metode
tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.
Perolehan Kembali = 100
x C
B A
−
Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
C = konsentrasi baku yang ditambahkan Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara
masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai
deviasi standar atau deviasi standar relatif koefisien variasi. Presisi dapat
Universitas Sumatera Utara